Flower Boy Syndrome

352 26 4
                                    

"HUWAAAAAAA!!!!"

Hyeri menangis kesal. Mengobrak-abrik permukaan kasur yang ia tempati. Mencakar pipinya sendiri bahkan sampai membuat bekas memerah.

Sialan benar.

Mimpi tolol yang hampir membuatku gila?!

"Hiks...." benar-benar terasa nyata, sampai membuat nya berpikir jangan-jangan ini suatu firasat? Disaat bersamaan pun Hyeri jadi merindukan Hongbin. Kebencian dan semua masalah masa lalu nya jadi sirna setelah mimpi buruk yang mengerikan itu.

"Kepalaku.. Rasanya mau pecah.." gumam Hyeri sambil memegangi pelipisnya dan memejam berharap rasa sakitnya hilang.

Pernahkah kalian alami, saat pertama kali terbangun dari tidur dan hanya ingat sebagian dari mimpi semalam? Kira-kira begitulah yang Hyeri alami. Ia berusaha mengingat, namun semuanya jadi kacau.

"I- ini tidur yang paling menyiksa sepanjang hidupku." Hyeri berjalan sempoyongan menuju kamar mandi. Ia hendak menjernihkan pikiran dengan menyapukan air dingin ke wajahnya.

"Oh astaga, aku ingat." Hyeri mendongak setelah selesai mencuci muka, melotot menatap pantulan wajahnya di cermin.

"Aku ingat... Aku ingat... Ya tuhan." Hyeri menutup mulut, tertawa dan menangis bersamaan. "Ayah.. Ibu... Adikku, Kim Hyeah? Hakyeon oppa? Dia sepupu ku?"

Semua wajah orang-orang yang di sebut namanya oleh Hyeri perlahan berputar di kepalanya. Seperti playback film jadul hitam-putih. Hyeri merosot jatuh terduduk di lantai kamar mandi.
"Oh ibu dan ayah, jadi begitu kah rupa kalian? Aku merindukan kalian..." Hyeri menangis bahagia. Senang bisa mengingat wajah kedua orang tuanya.

"Omo. Dan perempuan yang menyelamatkan nyawaku... Astaga kenapa aku sangat bodoh?! Dia adik kandungku sendiri!" Hyeri histeris. Dari tangisan bahagia jadi menjerit sedih. Ia merasa sangat bodoh tak menghiraukan kata-kata perempuan yang bersama Taekwoon itu.

"Kenapa aku begini?! Ada apa dengan memori di kepalaku?! Membuatku merasa menjadi seorang manusia gagal..." Hyeri meredam tangisannya dengan menenggelamkan wajah di kedua lututnya.

Banyak sekali pertanyaan di kepala Hyeri. Yang memaksa Hyeri untuk berpikir, berpikir dan terus berpikir. Walau ia merasa sudah mengingat semua, tapi seperti masih ada potongan puzzle yang hilang.

"Hyeri, apa yang kau lakukan di dalam?"

Itu suara Ren, sembari mengetuk pintu kamar mandi. Hyeri langsung bangun dan menghapus air matanya, membuka pintu untuk Ren.

"Ini, silahkan pakai kamar mandinya." Hyeri melangkah lunglai melewati Ren.

"Apa kau baik-baik saja?" Ren memutar bahu Hyeri membuat gadis itu menghadapnya. "Sepertinya tidak."

"Hanya mimpi buruk..." Hyeri berkata pelan. Tapi kemudian ia tak bisa menahan perasaannya, mulai terisak lagi. Hyeri perlu teman curhat agar perasaannya lebih ringan.

"Mimpi buruk yang membuatku ingin segera bertemu Hongbin."

"Ia akan datang beberapa saat lagi. Kau mau menenangkan diri sambil minum teh?"

Hyeri mengangguk. Ren membimbingnya menuju pinggir ranjang kemudian pergi ke dapur untuk membuat teh.

"Chamomile tea, bisa membuatmu rileks." Ren kembali membawa cangkir mengepulkan asap. Ia taruh segelas teh itu di pangkuan Hyeri, kemudian duduk di sebelahnya.

"Terima kasih." Hyeri mendekap cangkir sembari mendekatkannya ke depan hidung, mengendus harum yang membuat perasaannya tenang.

"Jadi bagaimana mimpi buruk itu? Apakah ada hantu atau semacamnya?"

Bloods GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang