Penyesalan

345 25 6
                                    

Hyeri menunggu saat-saat terakhirnya dengan perasaan campur aduk. Sedih, marah, kecewa, dan takut. Tidak ada sedikit pun perasaan baik yang ia miliki sekarang. Padahal Hyeri selalu memimpikan jika memang ia harus mati, ia akan mati dengan keadaan bahagia.

Tak ia hiraukan lagi ocehan psikopat gila itu. Sekali pun beberapa goresan mampir di tubuhnya, Hyeri hanya diam. Hati nya terlanjur berdarah dan tak bisa di obati. Walau pun ia lolos dari Taekwoon, ia tak tau bagaimana bisa berhadapan dengan Hongbin lagi.

Netra nya tak mungkin memandang Hongbin dengan cara yang sama.

"Ku rasa cukup sampai disini. Aku mulai lelah dan kedinginan, bagaimana denganmu?" Tanya Taekwoon.

Jangan tanya bagaimana, Hyeri pun sudah mati rasa. Tulang nya luluh lantak dengan luka di sekujur tubuh yang meradang.

"Terlalu pasrah untuk menjawab eoh?" Taekwoon mencekik leher Hyeri. Membuat gadis itu terbatuk-batuk kemudian wajahnya membiru karena susah bernapas.

"Berterima kasih lah padaku, bukan kah aku sudah memberi waktu terakhir dalam hidup mu jadi mengesankan?" Makin erat di cengkram leher Hyeri. Semakin lebar pula seringai Taekwoon.

"Dan karena aku, kau juga jadi tahu semua rahasia hidupmu. Jadi kau tak perlu bertanya-tanya sampai mati. Ayo bilang terima kasih!" Taekwoon mendamprat mulut Hyeri dengan tangan lebar nya sampai sudut bibir Hyeri berdarah.

"Ah sudahlah, lagipula aku tidak butuh terima kasih mu." Taekwoon tertawa seperti orang gila. "Sekarang kau harus pilih. Mau jantung, isi perut, atau otak yang akan hancur?"

Membayangkannya saja sudah membuat Hyeri ingin muntah. Sambil menahan rasa mual di perutnya, Hyeri menggeleng.

Tolong hentikan semua siksaan ini. Ambil nyawa nya.. Akhiri lah. Biarkan Hyeri tenang di sana. Kenapa Taekwoon tak mengerti dan senang bermain dengan waktu terakhir Hyeri?!

"Jantung saja ya? Baiklah."

Taekwoon mengacungkan pisau nya tinggi-tinggi. Menahannya sekejap di udara sebelum di ayunkan tepat menuju ke dada Hyeri. Seperti di film-film, Hyeri melihatnya sebagai slow motion dan dada nya akan segera meledak.

3... 2... 1...

BRUK!!!

Taekwoon tersingkir dari atas badan Hyeri. Terlempar ke tengah dan jatuh ke dalam air. Hyeri bangkit dan melihat apa yang terjadi.

"Jangan sakiti kakak ku!!!" Pekik seorang gadis yang sedang bergulat dengan Taekwoon. Rupanya ia yang tadi menerjang Taekwoon sampai Hyeri bisa terbebas dari kuncian nya.

"Arghhh minggir?!?" Geram Taekwoon melengking.

Hyeri kini terduduk di atas pasir sambil menatap keduanya bertengkar sengit. "Dia siapa?"

"Kau tak bisa menghalangiku!! Minggir, Hyeah!!!" Taekwoon berteriak marah. Entah kenapa Hyeah ada disini dan mengacaukan semua. Padahal tinggal sedikit lagi ia bisa merenggut nyawa Hyeri.

"Tak akan!!!! Kau gak boleh bunuh kakak ku, dasar orang gila?!"

"Bodoh!!! Kau itu diam saja, tak usah ikut campur urusanku!" Taekwoon melayangkan tamparan ke wajah Hyeah. Gadis itu terjatuh, Taekwoon segera berjalan pergi hendak melanjutkan niat nya membunuh Hyeri.

"Hyeri unnie itu urusanku!!!! Jangan berani-berani nya kau menyentuh kakak ku-" Hyeah mengejar Taekwoon dan menarik tangannya, sambil kedua nya tercebur ke air.

Kedua orang itu masih sibuk bergulat. Hyeri seharusnya kabur dari situ. Tapi perasaannya berkata untuk tetap tinggal. Ia tak mengenal gadis yang sedang ada dengan Taekwoon itu, tapi kenapa perasaannya tentang dia kuat sekali?

Bloods GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang