Hey You!

578 44 4
                                    

PRAAANG

Suara benda yang pecah, sangat memekakkan telinga. Apapun benda itu Hyeri bersyukur dapat mengalihkan perhatian Ravi.

"Geez. Kau lagi!" dengus Ravi. Ia bangkit dan berhadapan dengan seorang namja yang wajahnya baru saja di buat babak belur kemarin. "Kau gak bawa temanmu itu kan? Kita harus gentle, satu lawan satu."

"Siapa maksudmu?"

Hyeri memutar matanya. Ingin sekali dia teriak, 'Hongbin, kita lagi gak main tebak-tebakan!'

"Siapa lagi bodoh? Pura-pura lupa kau?"

"Ah, iya. Aku gak bawa dia. Lagipula aku gak kenal siapa dia." Hongbin tersenyum penuh arti. Tangan kanannya menyembunyikan sesuatu di balik punggung nya. "Tapi aku bawa ini!"

PRANG!

Suara pecahan lain menyusul. Hyeri melotot saat melihat Hongbin mengeluarkan botol kaca lain dari punggungnya, dan memukulnya ke kepala Ravi. Otomatis ia limbung dan segera tumbang tepat di hadapan Hyeri.
"Ayo bangun." Hongbin mengulurkan tangannya ke Hyeri. Hyeri menatap sambutan itu ragu.

Dia menolongku...

Ada perasaan bersalah di hati Hyeri.

"Hei?" suara Hongbin menyadarkan Hyeri. Ia segera bangun di bantu Hongbin dan berjalan bersama keluar dari koridor tak terpakai itu.

"Terima kasih ya." Hyeri tak dapat menahan kata-kata itu di mulutnya. Sikapnya ikut melunak setelah Hongbin menolong dirinya.

"Sama-sama." Hongbin mengangkat bahunya santai.

"Bagaimana kau tahu aku disana?" Hyeri mendongak. Memandang wajah rupawan Hongbin.

"Aku mengikuti kalian." Jawab Hongbin simple.

"Mwoya? B-berarti dari tadi kau lihat.."

"Bisa dibilang begitu."

Hyeri menoleh kearah lain dengan gusar. Wajahnya merah padam saking malunya. Semua adegan memalukan tadi di saksikan Hongbin. Dan pada detik terakhir, disaat Hyeri benar-benar takut, Hongbin baru muncul! Apa dia sengaja?

"Ravi memang brengsek. Kemarin ia membuatku hampir mati."

"Uhuk uhuk!"

Hongbin menepuk-nepuk punggung Hyeri. "Haha, kau tersedak? Ada apa?"

Hyeri menutup mulutnya dengan tangan. Tatapannya seakan terganggu dengan sikap Hongbin. Kalau dia tahu Hyeri yang menyuruh Ravi mungkin mereka sudah bunuh-bunuhan sekarang juga.

Pokoknya Hyeri bingung dengan seorang Lee Hongbin! Di satu sisi ia kesal, sisi lain ia tersipu.

"Aku harus pergi." kata Hyeri akhirnya.

"Kemana?"

"Ke toilet perempuan. Masa kau mau ikut juga?" Hyeri tertawa aneh.

Ya ampun! Aku mengobrol bahkan bercanda dengannya seperti sudah akrab saja. Memangnya ini benar? Aku harus cepat-cepat pergi.

"Baiklah." kata Hongbin.

Tanpa kata Hyeri berjalan berlawanan arah dengan lelaki itu. Ia memang menuju toilet tapi pikirannya kemana-mana.

'Aku tak bisa membunuhnya. Aku malah merasa kasihan padanya. Kenapa hyung menaruh dendam pada wanita itu? Aku harus bicara dengan hyung malam ini.' batin Hongbin.

Beberapa jam kemudian..

Hyeri pulang dalam perasaan campur aduk. Apalagi Hakyeon menanyainya terus. Bagaimana Hongbin? Parahkah lukanya? Bahkan Hyeri disuruh menengok ke rumahnya.

"Oppa, aku mau jujur padamu." akhirnya Hyeri tak tahan untuk menceritakannya.

"Jujur apa?" kata Hakyeon.

"Sebenarnya..." dan Hyeri mulai menuturkan cerita yang dialaminya. Mulai dari kekagetannya melihat Hongbin di sekolah, sampai saat ia ditolong pria itu.

"Heum.. Jadi begitu?" Hakyeon mengusap dagunya.

"Kau gak marah kan?" Hyeri harap-harap cemas.

"Hahaha.. Enggak, kok." wajah Hakyeon mendekat dan menatapnya tajam. Tangannya menyentuh rambut Hyeri.

"Aku cuma agak terganggu. Kalau dia bisa lolos begitu, berarti kamu sedang lengah."

Mata Hyeri membulat saat beberapa helai rambutnya di cabut kasar oleh Hakyeon. Rasanya perih sekali.

"Lain kali tidak boleh gagal. Siapapun yang menghalangi langkahmu, sekalipun perasaanmu sendiri, harus kau singkirkan."

Sekali lagi, di ujung kalimat terakhirnya diiringi tarikan kasar di rambut Hyeri. Kepala Hyeri mulai pusing. Ia memejamkan mata sambil mengangguk pelan.

"Sakit kah?" Hakyeon mengecup puncak kepala Hyeri. Hyeri hanya mengerjap bingung, terkadang tuannya sangat labil dalam bersikap. Bisa saja tadi dia kasar, lalu langsung berubah baik.

Di lain tempat.

"Hyung, aku mau bicara." setelah sampai di rumahnya Hongbin langsung menemui Taekwoon yang sedang menyesap kopi sambil membaca buku.

Sang hyung cuma melirik dengan malas. "Aku sedang tak berminat."

"Hyung..."

Taekwoon bangkit dari tempatnya dan pergi begitu saja. Seakan dia membaca pikiran adiknya, maka ia menghindari pembicaraan itu.

Hongbin mencengkram kedua tangannya. "Kalau aku sudah gak tahan denganmu hyung, mungkin aku sudah membangkang dari kemarin."

Dipastikan Hongbin tak dapat tidur nyenyak malam ini. Ia memang begitu kalau banyak hal yang dipikirkan.

Besoknya, di sekolah.

Hyeri datang pagi-pagi sekali. Dengan segala benda di tasnya, hari ini Hyeri merencanakan sesuatu.

"Dimana loker namja? Eh, itu dia." Hyeri menyusuri koridor yang di sisi kanan kirinya terdapat loker-loker. Mencari nama Hongbin. Setelah ia memastikan itu adalah kepunyaannya, Hyeri mengeluarkan beberapa benda dari tasnya. Mulai mengacaukan seluruh isi lokernya.

"Beres." Hyeri menatap puas pekerjaannya. Ia jadi seperti kembali di masa SMA nya dulu dimana geng anak-anak perempuan membully anak cupu di sekolah nya.

Hyeri kembali ke kelas dimana tak ada satupun orang disana, hanya Hyeri. Itu membuatnya leluasa mengacaukan tempat duduk dan meja dimana Hongbin duduk.

"Lem, telur, sampah, apalagi ya? Anak kucing?"

Seseorang masuk ke kelas. Rupanya ada teman sekelasnya yang sudah datang. Buru-buru ia membereskan peralatannya dan keluar dari kelas.

"Oh, satu hal lain." Hyeri kembali ke loker Hongbin. Disana ia menemukan sepatu sport berwarna putih. Hyeri mengambil 6 buah paku payung dari sakunya dan menyembunyikannya di dalam sepatu Hongbin masing-masing tiga buah.

"Pasti sakit.." Hyeri tertawa licik. Hyeri menaruh kembali sepatunya di loker dan lagi-lagi Hyeri dapat ide bagus. Bolak-balik ia ke kelas untuk mencari surat cinta dan beberapa tangkai mawar merah. Di letakkannya menyebar di beberapa meja, mau itu meja milik perempuan atau lelaki. Di semua surat terdapat nama pengirim yang sama. Dan itu semua untuk mengerjai Hongbin! Pasti akan sangat lucu reaksinya nanti.

"Oh, aku sudah gak sabar. Sebenarnya masih banyak hal yang mau kulakukan tapi aku harus menunggu nanti." gumam Hyeri.

To Be Continued

* yoon-hana apakah Hongbin bisa lolos dari macam-macam jebakan Hyeri? Next chap! XD


Bloods GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang