Hongbin vs Hakyeon

494 36 7
                                    

Hongbin membuka matanya. Ia ingat terakhir kali sedang menjaga Hyeri di samping kasurnya, dan akhirnya juga tertidur.

Hongbin menggeliat. Tapi tiba-tiba saja kaki dan tangannya mati rasa. Tak bisa di gerakkan. Ia mendongak dan menunduk, memutar lehernya ke segala arah hanya karena ingin tahu apa yang terjadi dengan tubuhnya yang tak bisa bergerak.

"What the hell?" Hongbin telah sepenuhnya sadar kini ia terikat di tengah-tengah roda berputar. Ia seperti sasaran tembak di pertunjukan circus.

"Tidurmu nyenyak?"

Hongbin menatap lurus Hakyeon yang sedang mengambil sesuatu di sebuah tas jinjing. Dan ia terbelalak saat beberapa bilah pisau berada di genggaman pria itu.

"Gak juga." jawab Hongbin berusaha tenang. "Ngomong-ngomong buat apa semua ini? Hyung akan mengulitiku? Atau mutilasi? Dalam keadaan terikat konyol begini, aku gak bisa melawan. Hyung seharusnya malu karena kita gak bertarung seperti pria."

"Kenapa terburu-buru? Tak ada yang akan terluka disini. Aku hanya sedang melatih kemampuanku melempar pisau." Hakyeon mengusap pisaunya.

"Dan aku sasarannya?"

Hakyeon mengangguk. "Biar ku beri tahu aturan main nya. Roda akan di putar selama lima menit, sementara itu kau harus melepaskan jeratan di tangan dan kaki mu. Tentu saja, selama kau berusaha meloloskan diri aku akan melempar pisau-pisau cantik ini."

Hongbin terdiam. Ia jadi tau tipikal orang seperti Hakyeon yang senang bermain-main dahulu dengan korbannya.

"Cukup adil bukan? Tenang, Hongbin, aku akan hati-hati supaya paling tidak bukan mata atau mulutmu yang tertancap pisau. Karena pasti rasanya sakit dan.. Tidak cukup fatal untuk melayangkan nyawa mu. Kau akan dihantui rasa sakit selama beberapa hari sampai darahmu terkuras habis." Hakyeon menepuk tangannya. "Oke, itu adalah skenario terburuknya. Aku akan berusaha supaya itu takkan terjadi."

Hongbin mendengus geram. "Kalau aku berhasil lolos aku berjanji akan mengoyak seluruh isi perutmu."

"Astaga! Menjijikkan. Kenapa kau suka yang begitu?" ejek Hakyeon. "Cukup basa-basinya. Kita mulai saja permainannya."

"Oh! Aku hampir lupa. Karena aku orang yang adil, sudah kubilang tadi. Aku akan memberikan senjata untukmu. Bisa kau pakai untuk membuka kunci jeratan itu." Hakyeon memberi nya sebuah peniti di tangan kanan.

"Lets start the game."

Roda perlahan mulai berputar bersama tubuh Hongbin. Hakyeon berdiri dengan jarak 2 meter dari nya.

"Ayolah Hongbin, kau pernah membuka 100 lubang tanpa kunci. Yang seperti ini saja pasti bisa." Hongbin bersugesti untuk menyemangati diri sendiri. Tapi ternyata keadaannya yang sedang berputar membuat kepalanya pening.

Zzing! Pisau pertama melesat dan tertancap di sebelah kaki Hongbin. Benar-benar nyaris menancap. Namun ia memilih tak menghiraukan dan fokus membuka kunci.

Lalu datang pisau kedua. Meleset juga. Kali ketiga, dua pisau meluncur bersamaan dan menancap di sebelah kiri-kanan pinggang Hongbin.

Hongbin bersyukur Hakyeon bukan ahli nya. Sepertinya ia cuma asal-asalan dan sampai sekarang belum ada satupun pisau mengenainya. Ia punya kesempatan meloloskan diri.

Zzing- ckrak!

Sugestinya langsung buyar saat pisau kelima menancap di pergelangan tangan kiri Hongbin. "Argh!"

Namun sebuah keajaiban, tangan kanan Hongbin terlepas dari jeratan dan dapat bergerak bebas. Hongbin menarik cepat pisau yang menancap di tangan kiri. Seketika darah kental mengucur dari lukanya.

Tangan kanan di gunakannya membuka kunci kaki kanan. Ia tak mungkin bisa melepas jerat di tangan kiri karena tangannya sudah mati rasa dan harus ada yang menopangnya.

Pisau meluncur diatas kepala Hongbin. Ia dapat merasakan benda tajam itu hampir memangkas rambutnya.

"Ternyata kau sangat terampil Lee Hongbin!" Seru Hakyeon melempar pisau dengan sekuat tenaga. Kali ini menancap di lutut Hongbin.

"Sial!" Pekik Hongbin kesakitan. Rasanya sampai kaki itu ingin terlepas dari badannya.

Hongbin menggantung di roda berputar. Posisinya sangat naas dan ia hanya perlu melepas satu jeratan lagi.

Tangan kanan yang diandalkannya menggapai-gapai berusaha mengorek lubang kunci.

Gedebum!

Hongbin berhasil! Ia tersungkur jatuh ke tanah dan tak lagi berputar-putar di roda. Hongbin berbaring sambil merasakan cairan hangat mengalir di tangan kiri dan lutut nya.

"Aku berhasil.. Hyeri.." gumam Hongbin sambil tersenyum gamang.

"Hei bodoh! Permainan masih berjalan. Siapa bilang kau boleh keluar dari arena begitu saja?" Hakyeon mendekati Hongbin dengan murka.

Di acungkan pisau setinggi-tinggi nya. "Anak yang curang harus di beri hukuman."

"Kamu gak pernah merasa kalau yang curang itu kamu Cha Hakyeon!"

Gadis berkuncir kuda berdiri di ambang pintu dan mengacungkan pistol. Dor! Di tarik pelatuknya dan detik berikutnya Hakyeon tumbang.

Hongbin mendongak dan menyambut tangan Hyeri yang membantunya berdiri. "Kau menembaknya?"

"Hanya pistol bius. Cukup untuk kita pergi dari sini."

"Ah.. Cuma bius?" Hongbin melirik Hakyeon yang pingsan dengan jarum bius di lehernya.

"Kenapa bukan peluru asli?" gumamnya pelan. Tentu saja tak di dengar Hyeri karena gadis itu sudah mengoceh panjang lebar. Hongbin berjalan pincang di bantu Hyeri menuju kamar.

"Tapi sebelum pergi aku obati dulu ya." Hyeri sibuk dengan kotak obat.

"Lukamu sendiri gimana?" tanya Hongbin.

"Udah mendingan." jawab Hyeri singkat. Ia kemudian berlutut di depan Hongbin, membalut luka di lututnya.

"Aku merasa kita pasangan yang sangat cocok. Ketika aku butuh kau, kau pasti datang. Begitu sebaliknya." Hongbin meringis saat lukanya di tekan.

"Sepertinya yang harus bilang itu aku. Kau sudah berkali-kali membantu ku sampai aku bingung harus apa untuk membalas budimu." Hyeri selesai dengan kaki Hongbin dan beralih ke tangan kirinya. Di pegangnya se lembut mungkin.

"Dengan kau terus berada di sampingku saja aku sudah senang." Hongbin merangkul pinggang Hyeri dan di peluknya. "Saranghae."

Pipi Hyeri memerah seperti kepiting rebus. Di balas pelukan pria itu. Hati nya terasa hangat. Dan itu hanya dirasakan ketika bersama Hongbin..

"Disaat begini kau masih saja bisa gombal?" Hyeri menekan luka Hongbin sehingga pria itu menjerit kecil.

"Nado saranghae."

To Be Continued

* yoon-hana OTTOKAJI? /nyanyi bareng bang jaehwan/ aku berusaha buat se greget mungkin tapi berakhir tijel XD bang hakyeon cocok gak jadi psycho?

Bloods GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang