Leave & Love

519 40 9
                                    

"Aku pulang." Hyeri menguap dan sangat lelah sampai rasanya ingin segera tidur dan tak lakukan apa pun lagi.

"Kau dari mana saja?" Hakyeon muncul membawa penggorengan dan sodet di tangannya. Ia juga pakai celemek.

"Mengerjakan tugas di rumah teman." katanya beralasan.

"Teman? Ku kira kau gak punya teman." Hakyeon menyenggol bahu Hyeri. Ekspresi ceria Hakyeon berbanding terbalik dengan ia yang lusuh.

"Pasti kamu lapar. Aku masak loh, sebentar lagi matang."

Hyeri mengusap perutnya. Ia kan baru saja makan ramen dengan Hongbin?

Tapi akhirnya Hyeri mengalah dan mengikuti Hakyeon ke dapur.

"Oppa masak apa?" Hyeri mengendus aroma masakan.

"Bulgogi daging kelinci!" seru Hakyeon semangat. (Ya allah, maafkan author T.T kelinci itu lucu)

Hyeri syok dan detik berikutnya ia jatuh pingsan.

"Hah~~" Hongbin menjatuhkan badannya ke kasur. Badannya serasa remuk. Hari yang panjang, melelahkan, dan paling aneh yang pernah ia alami.

"Kekeke." Hongbin menutup kedua matanya dengan telapak tangan seraya memutar ulang kejadian manis di kedai.

Aku suka dia. Ia gadis yang berbeda. Unik, sekaligus manis. Nekat, tapi penakut. Senyumnya cantik, kalau menangis lucu sekali. Dan apa yang ia katakan tadi? Dia yang mengerjaiku? Itu.. Hal paling aneh yang dilakukan yeoja untuk seorang namja.

Tunggu. Aku suka dia?

Tok tok tok!

"Masuk hyung." Hongbin bangkit dari kasurnya.

Taekwoon membuka pintu kamar adiknya dan melongokkan kepala ke dalam. "Baru pulang?" Melihat seragam yang masih dikenakan Hongbin.

"Iya. Tadi ada turnamen di sekolah." alasan Hongbin.

"Malam-malam gini?"

Hongbin terdiam. "Ya enggak lah, hyung. Sebenarnya petang tadi tapi aku gak langsung pulang."

"Oh.." Taekwoon masuk dan duduk di bangku kayu yang ada di kamar Hongbin. Ia menyentuh pelan beberapa figura foto yang ada di meja.

"Gimana gadis itu?"

Hongbin menoleh kaget pada Taekwoon. Di tenggaknya saliva nya karena tiba-tiba tenggorokannya tercekat.

"Apa sudah ada rencana untuk me...?" Hyung nya menggantungkan kalimatnya. Di liriknya Hongbin yang diam membeku.

"Hyung gak bisa berpikir ulang?"

"Maksudmu?"

Hongbin menghembuskan napasnya. "Coba pikir baik-baik, apa untungnya membunuh Kim Hyeri?"

"Jadi kamu gak mau melakukannya?" tanya Taekwoon dengan nada dingin. "Ya sudah, biar aku saja."

Taekwoon beranjak dari bangkunya. Hongbin mencegat dengan menarik tangannya. "Bukan begitu!"

"Terus?" Taekwoon mengerling malas.

"Aku gak mau dosa hyung bertambah. Atau kalau aku melakukannya kita akan sama-sama masuk neraka. Udah cukup hyung, cukup sampai disini." ujar Hongbin.

Taekwoon terkekeh sinis. "Kamu ngomongin dosa? Hal itu udah melekat di darah kita dari lahir."

"Terus hyung mau ngebiarin gitu aja? Hyung gak mau berubah jadi lebih baik?" protes Hongbin melihat Taekwoon yang terlihat pasrah.

Taekwoon menggeleng. Menatap sayu kepada adikya. "Gak ada yang bisa di ubah."

"Taekwoon Hyung!" Hongbin mengejar Taekwoon. "Hyung gak kasihan sama keluarganya?" ia masih saja mendesak Taekwoon. Berharap hyung nya berubah pikiran.

"Dia itu udah sebatang kara." Taekwoon berkata santai. "Tugas kamu 'mempertemukan' gadis malang itu pada keluarganya."

Hongbin geram. "Aku gak pengecut seperti hyung!"

Taekwoon berhenti. Ia berbalik menghadap adiknya sambil menatapnya horror.

"Lelaki apa yang suka menyiksa wanita sampai ia mati? Pengecut!" Hongbin menaikkan nada suaranya.

Grep! Taekwoon menggapai leher Hongbin dengan tangan dinginnya dan mencekiknya.

"Seperti yang kau lakukan pada Hye Ah noona." Hongbin tersenyum mengejek.

Uhuk-uhuk

Hongbin mendengar suara batuk yang lemah. Yang pasti bukan berasal dari ia atau Taekwoon. Ia mengedarkan pandangan ke penjuru rumah.

Dan apa yang Hongbin lihat, bersembunyi di balik pintu...

Gadis yang sudah lama tak Hongbin lihat. Rambut terurai tak karuan dengan perban di kepalanya. Baju yang lusuh, mata sembap, kaki dan tangan yang juga di balut perban. Menatap mereka dengan takut-takut.

"Hye ah noona."

"Jangan sebut-"

"Dibelakangmu."

Cekik-an Taekwoon terlepas. Ia berbalik dengan cepat. Bertatapan sebentar dengan Hye ah, kemudian kembali ke Hongbin.

"Kau lihat yang seharusnya tak kau lihat."

Dengan sekali pukulan di kepala, Hongbin ambruk dan tak sadarkan diri.

"Ikut aku." Taekwoon menyeret paksa gadis kumal itu.

"Gak mau!" Hye ah memberontak. Di cubitnya keras-keras tangan kokoh Taekwoon. Ia tendang langkah lebar kedua kaki pria itu sampai Taekwoon tersandung dan jatuh.

"Kyaaa!" pekiknya ketika ia ikut terseret jatuh karena tangan mereka masih tertaut. Hye ah jatuh di atas Taekwoon.

Keduanya terdiam dan berpandangan. Hanya sekejap, sebelum Taekwoon bangkit dan mengangkat tubuh gadis itu, menggendongnya ala bridal style.

"Kau ingkar janji. Katanya kalau aku jadi tawanan mu kau tak akan ganggu kehidupan Hyeri unnie! Kalau begitu aku mau pergi, kau gak berhak menahanku lagi." kata Hye ah sambil mendorong-dorong dada bidang Taekwoon.

"Diam." mereka menuju ruang bawah tanah.

"Aish, aku mau pergi!" pekik Hye Ah.

"Aku bilang diam, Kim Hye Ah!!" bentak Taekwoon.

Hye ah menutup wajahnya. Di pipinya masih ada bekas goresan silet yang di torehkan kemarin. Ia membayangkan hal buruk apa yang akan di alami kakaknya.

"Ku mohon lindungi ia Hongbin." lirihnya.

Hongbin terbangun. Kepalanya pening, tapi ia hiraukan. Segera ia ambil ponsel dan memencet dial-up nomor Hyeri.

"Hyeri, kita perlu bertemu. Sekarang."

To Be Continued

* yoon-hana haaaaa XD maaf kak updatenya lama :(

Bloods GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang