R.I.P

394 30 9
                                    

Pria bersurai hitam itu berdiri di ambang pintu sebuah rumah. Menatap tajam dan menyelidik ke dalam sebelum benar-benar masuk kesana.

Bunyi gemuruh bersahutan di langit, menambah suasana mencekam yang di rasakan Hongbin. Dengan peralatan yang ada di dalam tasnya, ia sudah siap beraksi.

Rumah itu tampak kosong melompong seakan tak berpenghuni. Hongbin hampir saja putus asa, ia pikir Hyeri sudah di bawa kabur.

Tiba-tiba ada sebuah bayangan yang tertangkap mata sipit Hongbin. Dengan gesit ia bergerak dan menyembunyikan diri di balik lemari tua yang besar.

Pupil matanya membesar, tanda ia terkejut. Hongbin berusaha tetap diam di balik persembunyiannya. Ia mengamati Hakyeon yang sedang menggendong Hyeri ke dalam kamar.

Kenapa Hyeri pingsan? Apa yang mau dilakukan Hakyeon? Haruskah Hongbin membuntuti mereka? Banyak pertanyaan di kepala Hongbin. Dan jawabannya hanya satu! Ia wajib mengikuti kemana Hakyeon pergi membawa Hyeri.

Hongbin mengendap-endap di sepanjang lorong mengikuti Hakyeon. Berakhir di sebuah kamar mewah di ujung lorong tersebut.

Hakyeon membaringkan tubuh lemah Hyeri di atas ranjang datar. Ia duduk di sampingnya, mengelus pipi Hyeri. Hongbin mengepalkan tangan, geram.

Beraninya kau menyentuh Hyeri!

"Bodoh. Mungkin maksudnya jantung. Hati terlalu besar buat dimasukkan ke toples. Dan tak terlalu indah buat dilihat."

"Apa?" bisik Hongbin. Ia mengikuti arah pandang Hakyeon yang tertuju pada lemari kaca di samping ranjang. Yang seharusnya sudah menarik perhatian Hongbin sejak tadi, namun ia terlalu fokus pada Hyeri sehingga tak memperhatikannya.

What the hell was that?! Lemari itu di penuhi toples berjajar berisi organ-organ tubuh. Mulai dari organ luar seperti telinga, bola mata, lidah, jemari. Sampai organ dalam yaitu jantung, ginjal, usus, dan masih banyak lagi yang bentuknya tak karuan. Hongbin takjub sekaligus mual. Perutnya merasa terkocok ingin muntah.

Dan, bukankah tadi Hakyeon bilang dia mau mengambil jantung Hyeri? Apa Hongbin tak salah dengar? Artinya...

Ia mau membunuh Hyeri!

Saat Hakyeon mengarahkan pisaunya ke dada Hyeri, Hongbin menjadi sangat panik sekaligus marah. Ia maju keluar dari balik lemari, lalu masuk ke dalam kamar tanpa ragu lagi.

"Baj*ngan gila!!!!" Hongbin membacok punggung Hakyeon dengan alat setrum berkekuatan tinggi. Seketika Hakyeon terkapar sambil menggelepar-gelepar di lantai.

Tapi itu belum cukup. Psikopat gila itu harus di balas dengan cara yang sama kejamnya seperti ia akan memperlakukan Hyeri. Hongbin menindih Hakyeon, duduk di atas perutnya. Menyetrumnya lagi beberapa kali. Membuat Hakyeon sama sekali tak dapat kesempatan membalas.

"Kau... Si brengsek." masih sempat Hakyeon mengumpati Hongbin. Hongbin melotot. Ia tak lagi bermain dengan alat setrum dan telah mengambil sebuah gunting runcing.

"Kita lihat apakah kau masih bisa bicara begitu setelah tak punya lidah?"

Kreesss!

"Hyaaakkkk!" Pekik Hakyeon. Mulutnya terbanjiri darah akibat gunting runcing Hongbin.

Hongbin tersenyum melihat wajah kesakitan Hakyeon. Oh.. Jadi begini rasanya membalas dendam? Menumpahkan amarah terbesar mu? Tau begini, Hongbin takkan marah-marah pada Hyeri saat Hyeri nyaris membunuh Youngji.

Hakyeon mengangkat tangannya. Di dalam genggamannya masih terdapat pisau bedah. Diarahkannya ke paha Hongbin, dan menariknya sehingga tercipta sayatan panjang dan dalam disana.

Bloods GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang