Last Murder

446 28 6
                                    

Hongbin! Tolong aku!

Ting tong.

Hyeri dan Ren menoleh bersamaan menatap pintu masuk. Di bagian luarnya terdapat bel yang ketika di tekan menandakan ada seseorang yang bertamu. Ren mendesis karena rencananya ada gangguan.

"Hei, ini aku Hongbin. Aku lupa bawa kartu pengenal jadi tidak bisa masuk sendiri! Tolong buka pintunya."

"Lee Hongbin!!! Aku disini!!!!" Pekik Hyeri. Ren mengerling malas seraya berkata, "Kamarnya kedap suara, bodoh."

"Apa???" sahut Hyeri tidak terima.

"Sekarang kau sembunyi sementara aku buka pintu untuk Hongbin agar dia tak curiga." dilepaskan cengkraman pada rambut Hyeri dan mendorongnya ke dalam lemari.

"Aku tak mau sembunyi!" Protes Hyeri.

Ren membanting pintu lemari begitu saja. "Tunggu sebentar!" sahutnya pada Hongbin yang menunggu di luar.

Ren bergegas ke kamar mandi untuk mencuci mukanya yang penuh noda darah. Sesudah itu mengganti bajunya dengan yang baru karena pakaian tadi juga kena tetesan darah. Selesai sudah, ia membuka pintu kamar dan tersenyum kearah Hongbin.

"Kemana Hyeri? Aku datang untuk menjemputnya." Hongbin melongokkan kepala ke dalam kamar.

"Hyeri sudah pergi dari Villa. Katanya ia akan segera menghubungimu, apa kau tidak dapat pesannya?"

Hongbin mengecek ponsel dan beberapa saat ia menggeleng. "Tidak ada pesan masuk."

"Jinjja? Ah, kalau begitu kau susul saja dia ke rumahnya. Siapa tau ia sudah pulang duluan?"

"Itu mustahil. Ini sudah larut malam dan tidak ada kendaraan umum yang lewat. Lagipula aku kan sudah bilang padamu untuk menjaganya sementara aku pergi, kenapa kau tidak cegah dia?" Hongbin mengoceh sembari melengos masuk ke kamar.

"Kau lihat sendiri dia gadis yang nekat kan? Aku tak bisa mencegahnya." Ren menyentuh pundak Hongbin. "Tenang saja, bagaimana kalau kau ku buatkan teh dulu?"

"Ck, bagaimana bisa tenang? Aku mau pergi saja dari sini." Hongbin mengambil tas ranselnya seraya menghampiri lemari untuk mengemasi pakaian.

"J- jangan buka lemari!" Seru Ren.

Hongbin mendelik. Tangannya yang menggapai pintu lemari berhenti bergerak. "Kenapa?"

"Ada... Ada suatu benda-"

"Sudahlah," Hongbin menghiraukan dan menarik pintu lemari. Ren menunduk gugup sembari merutuk dalam hati.

"Ravi benar-benar sembrono. Bajuku tercampur dengan pakaian dalamnya! Aish." Hongbin menggerutu sembari memunguti pakaiannya dan memasukkan ke tas ransel.

"A- apa? Oh ya, berandalan memang begitu." Ren kaget bercampur lega. Ternyata Hongbin membuka sisi lemari yang sebelah kiri, bukan yang kanan tempat Hyeri bersembunyi.

Hongbin menutup pintu lemari dan menoleh pada Ren. "Ngomong-ngomong kau yakin Hyeri sudah pergi? Bisa saja dia kembali ke kamarnya kan?"

Ren mengangguk-angguk. "Aku yakin."

Hongbin bergumam. "Baiklah, aku pulang duluan. Sampaikan salam untuk JB dan Sanghyuk."

Ren menyeringai. Akhirnya aku bisa bunuh Hyeri tanpa gangguan!

"Tentu."

Gubrak! Tiba-tiba saja pintu lemari sebelah kanan terbuka lebar dan Hyeri merosot jatuh dari dalamnya. Hongbin dengan sigap menangkap tubuh lunglai itu sembari menatapnya tak percaya.

Bloods GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang