Beware

352 30 9
                                    

Hongbin kembali membawa kantung belanjaan. Ia membelikan Hyeri dua kotak bento, siapa tau anak itu masih lapar.

Ia membuka pintu apartemen mendapati seorang wanita anggun duduk di pinggir ranjang.

"Maaf, sepertinya aku salah masuk kamar." Hongbin hendak memutar tubuhnya.

"Hongbin-ah." Wanita itu menahan tawanya. Hongbin terpaku karena ia kenal suara itu.

"Youngji?"

Wanita itu bangkit dari duduknya. "M-mwo?! Siapa itu Youngji?" Ia menghentakkan kaki.

Hongbin tertawa iseng. Berputar mengelilingi wanita itu, memperhatikannya dari ujung kepala sampai kaki. "Maaf, aku kira kau Youngji. Soalnya penampilanmu berbeda sekali, Hyeri."

Well, ternyata wanita itu Hyeri. Tubuhnya dibalut kaus modis yang simple, mini skirt hitam, dan ia menyampirkan jas warna shock pink di bahunya. Terurai manis rambut hitam curly nya, walaupun tanpa aksesori berlebihan Hyeri sudah sangat cantik.

"Siapa itu Youngji? Pacarmu?" Hyeri tak menggubris Hongbin. Wajah manis terpoles make up natural itu berubah masam.

"Kau cemburu?" tembak Hongbin langsung membuat pipi Hyeri memanas.

"Tidak..." gumamnya pelan.

Hongbin menangkup pipi Hyeri. "Youngji itu tidak ada. Cuma nama random yang terpikirkan untuk menggoda wanita cantik di hadapanku sekarang. Karena jika wanita ini sedang malu-malu, ia tampak lebih cantik dan menggemaskan. Arraseo?"

Hyeri menarik pipi Hongbin dengan keras supaya pria itu tak memperhatikan kalau Hyeri benar-benar tersipu.

Hongbin memegang pipinya yang merah di cubit Hyeri. Senyum di bibirnya tak pudar juga, makin bertambah gugup Hyeri.

"K-kau tak pergi mandi?" tanya Hyeri. Ia memeriksa isi kantung belanjaan Hongbin sekedar menutupi rasa gugup yang belum juga hilang.

"Oke, aku juga mau tampil maksimal jika bersanding denganmu."

"Yuck, you are so cheesy." Hyeri mencibir. "Cepat sana mandi!"

"Ternyata galaknya belum juga hilang." Hongbin pura-pura berwajah sedih. Sebelum Hyeri menimpuk kepalanya dengan bantal, ia lari pergi ke kamar mandi.

"Bisa gila lama-lama kalau aku bicara pada si gombal itu.." Hyeri geleng-geleng kepala.

At Cinema

Hyeri memandang ke sekeliling, dimana lobby bioskop saat ini benar-benar ramai. Beruntung Hongbin dapat tiketnya terlebih dahulu jadi mereka tak perlu mengantre.

Hyeri menghela napas gugup. Ey, kenapa ia akhir-akhir ini suka sekali gugup? Apalagi kalau di pandang pria di sampingnya yang sedang menggandeng mesra dirinya. Perpaduan serasi tubuh tinggi semampai dan atletis Hongbin, dengan kemeja putih bergaya kasual dan rambut di sisir rapi namun tak cupu. Membuat pria itu terlihat layaknya eksekutif muda.

"Pintu studio nya sudah dibuka. Ayo kita masuk," ajak Hongbin. Hyeri berkedip sadar dari dunia khayalannya dan mengikuti langkah Hongbin.

"Aku memilih tempat duduk yang paling strategis, di tengah. Oke kan?" oceh Hongbin. Hyeri mengangguk-angguk.

Setelah mereka duduk seorang penjualan popcorn menghampiri mereka. "Kau mau popcorn dan cola?"

"Bioskop tak lengkap tanpa makan popcorn dan minum." Hyeri nyengir. Hongbin membeli satu cup besar popcorn dan dua botol cola.

Beberapa menit kemudian, disaat penonton lain mulai berdatangan memenuhi studio, seluruh penerangan disana di matikan. Layar besar di depan mereka menyala dan menampilkan iklan-iklan sebelum film nya dimulai.

Perhatian Hyeri teralihkan. Kalau ia ingat-ingat, dari apartemen sampai mereka di bioskop sekarang ini, Hongbin tak pernah melepas genggaman tangannya.

Deg. Perasaan apa ini? Kehangatan menjalar dari telapak tangan besar milik Hongbin sampai hangat itu terasa di hati Hyeri. Biar hanya genggaman tangan, tapi itu hal paling romantis yang dilakukan seorang pria untuknya.

"Kenapa?" Hongbin tersenyum kearahnya. Hyeri salah tingkah dan menggeleng-geleng.

Betapa beruntungnya bisa bertemu Hongbin.

"Ahahahaha..." gema tawa mulai bermunculan. Begitu juga dari mulut Hyeri dan Hongbin, mereka mulai asyik melihat layar lebar yang menampilkan film komedi tersebut.

Kecuali satu.

Tak ada yang menyadari, saat ini seorang pria yang duduk di kursi belakang Hyeri tak tertawa sedikitpun.

Aneh bukan? Jika bukan untuk menonton dan tertawa, buat apa ia ada disini?

Cring.. Suara gemerincing dari benda besi yang ia pegang kuat-kuat dari tadi.

"Ya tuhan, orang itu benar-benar bodoh." Hyeri terbatuk-batuk saking kerasnya ia tertawa.

"Benar." Celetuk Hongbin. Walaupun sekelilingnya berlampu redup namun yang Hyeri lihat adalah aura bersinar dari lelaki itu.

"Geez, kau bisa bilang begitu setelah rantai ini melilit lehermu." lirih pria di belakang Hyeri.

Come on, dude. Kenapa menggerutu sendiri? Kau punya masalah dengannya? (Si author ikut-ikut aja=_=)

Ditunggunya momen yang tepat untuk meloloskan rantai ke bangku depan tanpa di sadari Hyeri. Dan itu adalah saat ini, dimana studio ramai oleh sorakan penonton yang fokus oleh film tersebut.

Gadis itu terkesiap merasakan dingin menyentuh lehernya. Ia reflek menoleh, namun saat itu sesuatu yang dingin juga keras tadi menjadi sangat ketat dan mencekik.

Mata Hyeri jelalatan melihat kesana-kemari. Ia tak mampu berbicara, bernapas pun mulai susah ia lakukan karena cekikan di lehernya. Rasanya sakit dan pengap.

"H-hong..." Lirih Hyeri. Sayangnya, Hongbin sedang asyik tertawa.

Pria di belakang Hyeri tertawa licik. Ia bisa mendengar napas tersengal dan batuk-batuk Hyeri. Tak puas juga, ia mengangkat pisaunya dan...

Stab! Di tikamnya sisi leher Hyeri. Tanpa dilihat pun sudah bisa ia rasakan darah muncrat dari leher jenjang gadis tersebut.

"AAAAAHH!" Jerit histeris Hyeri. Merasa seperti bom meledak dari dalam tubuhnya. Gadis itu batuk-batuk dan muntah darah akibat tikaman yang di terima entah dari siapa.

Bodohnya, Hongbin baru menyadari sikap aneh Hyeri. Masih dalam gelap gulita ia berusaha melihat keadaan Hyeri. "Kau kenapa?" namun sayangnya Hyeri sudah tak sadarkan diri.

"Hei, kau jangan bercanda." dianggapnya Hyeri sedang bercanda dengan pingsan bohongan. Begitu pandangan mata Hongbin sudah bisa menyesuaikan diri di kegelapan, ia melihat semburat darah di leher juga wajah Hyeri. Pria itu terkejut.

"Apa ini.. Astaga!!?" Hongbin menarik rantai dari leher Hyeri. Menggendong gadis itu tanpa pikir panjang ke luar dari studio.

"Ucapkan selamat tinggal pada dunia, Kim Hyeri." kata penuh dendam dari mulut pria di kursi belakang Hyeri.

To Be Continued

* yoon-hana udah ketebak kah itu siapa? Maaf ya kak, orang ini udah menghancurkan date kakak sama hongbin yang hampir sempurna tadi >< author gilak emang! Jahat banget tuh orang /protes ke diri sendiri/ gomen ne onee T_T

Bloods GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang