Epilog

716 40 17
                                    

Lee Hyebin, putri kami tercinta. - Hongbin & Hyeri -

***

Semenjak Hyebin lahir, setiap hari adalah momen terindah di hidup Hyeri. Kini buah hati nya telah tumbuh dan berkembang menjadi anak yang manis dan riang. Memang ya, tak bisa dipungkiri bahwa waktu berjalan sangat cepat?

"Hyebinnie~ waktunya mandi, sayang!"

Kali ini jadwalnya Hongbin memandikan si mungil Hyebin. Sehingga Hyeri punya kedamaian untuk mengurus pekerjaan rumah lain.

Oh ... Tetapi sepertinya tidak. Hyeri tahu ada yang tak beres saat ia terus mendengar suara Hongbin berkali-kali memanggil Hyebin.

"Lebih baik aku cek," gumam Hyeri seraya meninggalkan masakannya di dapur.

"Ayah, aku tak mau mandi!" seruan Hyebin cadel. Kemudian tawa geli menggema di seluruh sudut rumah.

"Hyebin tidak mau mandi? Ayah akan berubah jadi monster dan menangkapmu. Rawr~"

"Aaaahhh ibu!!!"

Jadilah kejar-kejaran sengit antara ayah dan anak. Bocah berumur 3 tahun itu melangkah tergesa-gesa dengan kaki mungilnya, sedangkan Hongbin mengekori dari belakang sambil membawa handuk di bahu.

"Ibuuu ... Hyebin mau mandi sama ibu! Tidak mau dengan ayah monster!"

Hap! Dengan lihai Hyebin menggelayut ke gendongan Hyeri. Hongbin berhenti tepat di depannya sambil mengatur napas, lumayan kewalahan. Ternyata Hyebin larinya cepat juga!

"Ayah itu monster tampan, kenapa kau takut?" Hyeri tertawa.

"Memangnya ... Monster ada yang tampan, bu?" Hyebin memandangi polos.

Hyeri menyisiri rambut-rambut kecil Hyebin dengan jemarinya, tersenyum lebar karena pertanyaan bidadari nya itu membuat Hongbin cemberut.

"Bagaimana kalau ibu katakan ayah adalah pangeran? Hmm ... Pangeran itu tampan kan?"

"Bolehkah aku jadi putri nya, bu?"

Hongbin langsung berlutut dan meraih tangan mungil Hyebin, kemudian mengecupnya. Berlakon layaknya pangeran akan melamar gadis pujaan.

"Tuan putri, maukah kau mandi dengan ayah si pangeran?"

Hyebin tergelak. Pipinya bersemu merah persis seperti Hyeri jika sedang digoda Hongbin. Ia mengangguk semangat dan melompat ke dekapan Hongbin. Akhirnya!

"Hei, ikut kami yuk?" Hongbin menahan Hyeri yang hendak kembali ke dapur.

"Masakanku belum matang." Hyeri menunjuk pintu dapur.

"Ayolah sayang. Bagaimana kalau nanti Hyebin rewel lagi?" Hongbin menjawil pipi Hyeri.

"Heol, kau ini. Baiklah aku ikut."

Tak sadar jika Hyeri terus tersenyum saat mengamati Hongbin yang telaten memandikan Hyebin. Mereka bermain-main, saling menciprati air ke wajah masing-masing.

Tahukah apa yang paling menyenangkan?

Menyadari bahwa lesung pipi Hongbin mewarisi senyum manis Hyebin. Dua orang paling penting dihidup Hyeri dengan senyuman seindah malaikat.

"Coba, ayah ingin lihat gigi mu."

Hyebin nyengir hingga menampilkan seluruh gigi susu nya. Hongbin menggosok dengan sikat gigi favorit Hyebin yang berwarna merah muda.

"Woaah ... Sudah selesai. Anak ayah pintar!" Hongbin melingkari Hyebin dengan handuk.

"Belum selesai, yah. Ibu belum sikat gigi?"

Bloods GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang