The Truth

367 26 2
                                    

Tanpa permisi, dan bergerak segesit angin Hongbin dan Hyeri pergi dari Villa. Tentu mereka tidak ingin tertangkap karena telah membunuh Ren, kan?

"Apa yang akan mereka pikirkan saat melihat Ren terbunuh bersamaan dengan menghilangnya kita berdua?" tanya Hyeri. Kini ia sudah duduk manis di sebelah kemudi.

"Mereka takkan mencurigai kita. Aku sudah meminta izin ke guru pembimbing untuk pulang lebih dulu."

"Benarkah? Pintar juga kau Bin." Puji Hyeri, Hongbin hanya bisa tersenyum.

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke Rumah Sakit. Begitu tiba keduanya langsung bergegas ke lantai 5, mencari kamar nomor 208.

"Sebentar." Hongbin masuk lebih dulu, mengecek apakah ada hyung nya atau tidak. Karena jika ada, keadaan bisa kembali memanas.

"Ada apa?"

"Tidak kok. Yuk, masuk." Akhirnya Hongbin mempersilahkan Hyeri masuk.

Hyeri melangkah perlahan mendekati ranjang tempat adiknya terbaring. Ia tak berani terlalu dekat, takut membangunkan tidur lelap Hyeah.

"Kenapa banyak bekas luka di wajah dan tangannya?" Hyeri membulatkan mata.

"Oh, itu.." Hongbin bergumam ragu. Rasanya jika ia yang menjelaskan, nanti semua akan runyam.

"Aku tidak tahu."

Hyeri tidak bisa menahan air matanya untuk tak keluar. Ia berlutut di samping ranjang dan menggapai tangan yang tertancap jarum infus di pergelangannya.

"Terima kasih telah menolongku. Dan maaf..."

Hongbin mengusap pundak Hyeri, menguatkannya agar bisa melanjutkan kata-kata.

"Kau adalah satu-satunya harapan ku. Cepatlah sadar dan beritahu aku segalanya. Kau mau kan dik?" mohon Hyeri, tapi Hyeah tak bisa menjawabnya.

Kreekkk.. Suara pintu terayun membuka. Wajah kelam muncul dari baliknya, walaupun tetap berekspresi datar namun tak dipungkiri ia terkejut melihat Hongbin dan Hyeri disana.

Sebelum Hyeri menyadari siapa yang ada di ambang pintu, Hongbin segera beranjak dan mendorongnya keluar.

"Mau apa kau membawa dia kesini?" tanya Taekwoon datar.

"Yang sedang terbaring itu adiknya, aku harus mempertemukan Hyeri dengan Hyeah." jawab Hongbin.

"Kau ini terlalu naif atau bagaimana? Baru saja aku mencoba membunuh gadis itu. Dan kau membawanya ke hadapanku?" Taekwoon tersenyum sinis.

"Kita buat kesepakatan. Jika hyung mencoba membunuh nya untuk kedua kali, aku akan langsung memanggil polisi kesini."

Rahang Taekwoon mengeras. Saat itu juga Hongbin tau Taekwoon sedang mengkerut karena Hongbin mengancam nya masuk penjara.

"Kalau saja aku tak memerlukanmu, aku tak akan pergi kesini. Aku butuh bantuan hyung."

"Apa?" Taekwoon mengangkat alisnya.

"Tapi sebelumnya.. Aku minta hyung untuk bersikap baik dengan Hyeri ku." Hongbin tersenyum tipis.

Taekwoon menghembuskan napas dengan kasar. "Apapun, yang penting aku bisa selalu di sisi Hyeah."

"Oke. Kita sepakat."

Hyeri menoleh tatkala di dengarnya suara Hongbin memanggilnya. "Sejak kapan kau disana?"

Hongbin yang sedang berdiri di ambang pintu melangkah masuk bersama Taekwoon di belakangnya. Melihat orang yang beberapa waktu lalu hampir membuatnya mati, membuat Hyeri ketakutan. Apa yang dilakukan Hongbin bersama dia?

Bloods GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang