All Night Long

439 27 5
                                    

Hongbin merebahkan diri di atas kasur. Satu lengannya terselip di bawah kepala, sedang satunya lagi merogoh saku. Mengambil sebuah benda yang kecil dan berkilau. "Kau pikir ia akan menyukainya?"

Sanghyuk melempar bantal tepat ke wajah Hongbin. "Cukup! Kau sudah mengulang pertanyaan itu lebih dari tiga kali."

Hongbin menatap gusar pada Sanghyuk, tapi hanya sebentar kemudian ia sudah mengalihkan perhatiannya pada benda yang ia pegang. Cahaya yang di pantulkan dari lampu di kamar mereka menyilaukan mata Hongbin. Hongbin memejamkan mata, bukan karena silau. Tapi sesungguhnya karena tiba-tiba muncul sosok gadis pujaan hati di dalam benaknya. Tersenyum penuh haru pada saat Hongbin memberi kejutan pada dirinya.

Nanti. Hongbin sudah tak sabar lagi.

"Senyum mu itu- menjijikkan." ejek JB, dan pada saat yang sama Hongbin kembali mendapatkan pukulan bantal di wajahnya. Hongbin kali ini tidak diam saja, ia langsung bangkit dari kasur dan melempar serangan bantal pada Sanghyuk dan JB.

Ketiga pria yang sedang asyik bercanda itu tidak sadar, ada seseorang yang daritadi menatap sinis pada mereka.

GEDEBUM!

Pintu kamar di banting begitu saja. Tiga pria itu langsung terdiam, menoleh pada pintu dengan terheran-heran.

"Apa dia selalu begitu?" tanya JB.

"Ravi? Ya. Dia selalu seenaknya, dan salah satu pembuat onar di kelasku." sahut Sanghyuk.

Hongbin tampak tak tertarik mengikuti percakapan mereka tentang Ravi. Lagipula itu bukan masalah besar, selama Ravi tak mengganggu dirinya juga Hyeri seperti kejadian tempo lalu. Jika ia nekat berbuat lagi? Hongbin tak segan-segan berbuat lebih dari sekedar memukul kepalanya dengan botol soju.

***

Padahal hari masih sore, tapi kelima gadis di kamar no. 101 sudah sibuk mempersiapkan diri untuk Beach Party nanti malam.

"Sepertinya ini cocok untukmu Hyeri." Yerin menunjukkan sebuah mini dress warna biru dengan rok yang sangat mengembang dan pita di pinggangnya.

"Kau pikir kita mau datang ke acara ulang tahun anak kecil?" celetukan Jimin membuat semua tertawa terkecuali Yerin.

"Daripada membuat lelucon, lebih baik kau cari gaun yang cocok untuk Hyeri." omel Yerin.

"Maaf ya, gara-gara aku tak bawa gaun pesta kalian jadi repot." Hyeri tersenyum miris sambil melihat pada teman-temannya.

"Jangan begitu, Hyeri. Kita berlima pasti akan tampil cantik nanti malam, dengan gaun yang indah. Oke?" Lim merangkul Hyeri, diikuti Sumin lalu yang lainnya. Mereka tertawa bersama dan Hyeri merasa layaknya sudah sangat akrab dengan keempat gadis itu.

Pukul setengah enam, mereka sudah bertransformasi menjadi gadis anggun dengan gaun masing-masing. Hyeri juga sudah menemukan gaun yang tepat untuk dirinya, yaitu sebuah mini dress dengan rok diatas lutut warna creamy white yang memamerkan leher jenjang dan bahu indah nya. Polos, cantik, dan berkesan kalem.

Sumin membantu Hyeri menata rambut. Ia memasang jepit rambut yang senada dengan warna gaun Hyeri. "Aku takkan memberikan hiasan yang berlebihan, karena pada dasarnya rambutmu sudah indah. Juga, aku akan menyampirkan rambutmu ke samping agar tak menggangu pandangan matamu."

Hyeri mengucapkan terima kasih setelah Sumin selesai menata rambutnya. Ia menatap lekat bayangan diri di kaca dan agak takjub dengan perubahan tampilannya malam ini. Gaun yang indah, wajah berpoles make up, dan rambut ditata. Hyeri merasa.. Spesial.

"Masih ada 15 menit sebelum pesta di mulai. Bagaimana kalau kita mengambil beberapa selca?"

"Yes! Karena aku sudah cantik seperti ini, kalian harus mengabadikannya." Sorak Sumin diikuti yang lainnya.

Bloods GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang