7. Please, Save Me.

562 39 0
                                    


Ahh, benar... kemarin adalah hari ulang tahunnya. Namja itu kesal karena tidak mengingat hari ulang tahun yeoja yang ia cintai itu. Saking kesalnya, ia mengacak rambutnya tanda frustasi.

Seharusnya ku batalkan saja penerbanganku ke New York semalam pagi, agar aku bisa bertemu dengannya dan mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya secara resmi, gumam namja itu lagi sambil meneguk kopi yang ada di mejanya yang mengadap ke jendela super besar yang menghamparkan pemandangan kota New York dari kamar yang ia tinggali di Hotel berbintang 5 itu.

Hanni-ya, saengil chukhayeo! Sarangheyeo.

Ting tong~

Bel kamar namja itu berbunyi, pasti itu sekertaris Kim. Benar saja, setelah ia membuka pintu kamarnya terdapat seseorang dengan memakai pakaian formal mendatangi rumah namja yang bernama Oh Sehun ini.

"Kau belum siap?" Tanyanya dengan melihat keadaan Sehun yang masih memakai piyamanya. "Jam 11 akan ada latihan untuk konsermu nanti malam. Cepatlah kau bersiap" Timpal namja itu sambil melirik jam tangannya.

"Ne, tunggu aku di lobi," Kata Sehun sambil menutup lagi pintu kamarnya.

Hanni-ya, mungkin aku harus bersabar terus jika ingin bertemu denganmu? Haha ntahlah... tapi, mungkin ini yang dinamakan cinta? Cinta yang butuh perjuangan.
Semoga kau sehat selalu, Hanni-ya.

*

Hanni menyantap sarapannya dengan lahap. Oemma dan Appa-nya hanya diam, terenung melihat anak perempuannya dengan lahap memakan semua masakan yang telah dibuat oleh oemma Hanni.

"Aigooo... segitu laparnya kah kau?" Tanya Oemma Hanni yang masih memerhatikan Hanni dengan seksama.

"Oeh, aku benar-benar lapar, Oemma!" Kini Hanni menyeruput sup yang ada disendoknya. "Yummy... oeh mian Oemma aku baru memakan sup rumput lautmu yang lezat ini... karena aku lupa memakannya semalam... mian, ne?" Tanya Hanni memasang muka dengan penuh rasa bersalah.

"Seharusnya kau makan sup itu ketika kau ulang tahun, kemarin... ckck" Hanni mendengar apa yang dikatakan Appa-nya dengan hanya bisa cengengesan.

"Mian... aku benar-benar terlambat kemarin," Hanni memasang senyum seindah-indahnya kepada Appa-nya itu. "Oeh, Oppa? Odwiseo, Oemma?" Tanya Hanni yang tidak melihat keberadaan Oppa-nya dimeja makan.

"Aigooo... ish! Jinja! Park Hanni! Kemana saja kau selama ini? Oppa-mu dari pagi tadi sudah berangkat ke Jeju melihat restoran yang akan dia buka disana. Kau... Hanni-ya seharusnya berilah perhatian lebih ke Oppa-mu itu, ne?" Tihtah Oemma Hanni.

"Oeh, ne." Balas Hanni singkat.

"Hanni-ya.. apa kau tidak kepikiran untuk menikah? Jujur saja, Appa ingin sekali menimang cucu." Sontak Hanni kaget mendengar pernyataan Appa-nya.

"Ne, kau segeralah menikah. Apakah kau sudah mempunyai calon?" Tanya Oemma Hanni yang berhasil membuat Hanni tercengang mendengarnya.

"Anio, Oemma. Oemma suruh saja Oppa yang menikah dulu, nanti baru aku akan menyusulnya." Perintah Hanni, mengelak dari keinginan orang tuanya itu.

"Kau tak mempunyai calon? Yeoboe, apakah kita harus menyuruhnya menikah dengan Kyungsoo. Dia sudah kuanggap sebagai anakku sendiri." Tanya Oemma Hanni kepada Appa-nya.

"Itu ide yang bagus!" Sahut Appa Hanni bersemangat.

"Yak! Appa!" Teriak Hanni meronta.

Menikah? Haha tak pernah terpikirkan olehku untuk hal seperti itu. Aku telah lelah menerima, mengenal, dan akhirnya disakiti oleh namja-namja diluar sana.
Tapi, ketika nama Kyungsoo disebut-sebut... haha ntahlah, aku tak begitu menolak. Tapi... bisakah seseorang menikah dengan sahabatnya yang telah menjaga hubungan persahabatan ini selama hampir 11 tahun? Haha kurasa tidak mungkin...

*

"Silahkan tinggalkan pesan setalah...."

"Wae? Kenapa ia tak menjawab teleponku?" Hanni penasaran, kenapa seseorang yang sedang ia hubungi selalu tak menjawab teleponnya. Apa terjadi sesuatu dengannya? Gumam Hanni khawatir, ia pun menggigit ujung kuku ibu jarinya karena panik. Itu adalah kebiasaan uniknya.

Apa aku harus kekantornya? Hanni mengambil tas-nya dan segera berlari menuju kantor Kyungsoo.

*

"Mwo? Dia tak masuk? Wae?" Tanya Hanni kepada sekretaris Kyungsoo.

"Saya juga kurang tahu. Teleponnya saja tidak diangkat olehnya." Jelas Sekretaris Kyungsoo itu.

"Ghamsamnida," Hanni membungkukkan sedikit badannya dan pergi dari tempat kerja Kyungsoo itu. Apa ia sakit? Gumam Hanni sambil menggigit kuku ibu jarinya, panik.

*

"Yak! Kyungsoo! Buka pintunya!" Tak ada jawaban, Hanni pun resah sekarang dan terduduk didepan pintu apartement Kyungsoo.

"Aish, apa password-nya sih?" Hanni berusaha menekan-menekan kunci password itu.

Mungkin, tanggal ulang tahunnya. Gumam Hanni. Ia mengetik 4 digit disana. Ah, salah! Hanni benar-benar frustasi sekarang. Ia pjn menggigit kuku ibu jarinya lagi. "Soelma, jangan-jangan... hari itu..." Hanni pun menekan 4 digit lagi disana. Akhirnya pun pintu itu terbuka.

"Kyungsoo-ya! Odwisoe?!" Hanni mencari setiap sudut dari apartement itu. Akhirnya pun, Hanni melihat Kyungsoo tergeletak tak berdaya di dapur.
Segera Hanni pun menghampiri Kyungsoo dengan khawatir. "Kyungsoo-ya! Iroena!" Hanni pun menggoncang tubuh Kyungsoo kuat, dengan harap namja itu segera bangun. Hanni pun menampar-nampar pipi Kyungsoo, berharap cepat sadar. Sesekali Hanni meraskan detak jantung Kyungsoo dan peredaran nafasnya. Untunglah ia masih hidup, gumam Hanni lega. Ia pun segera merogoh ponselnya dari sakunya, ia ingin segera menelpon ambulans. Ketika ingin mengetik angka, tiba-tiba...

"Hanni-ya... kepalaku terasa sakit." Tangan Hanni sekarang telah digengam oleh Kyungsoo. Segera Hanni memeluk Kyungsoo yang tak berdaya itu.

"Tenang saja, aku ada disini untukmu... untuk melindungi..." Ucap Hanni berbisik ke telinga Kyungsoo. "Tahan rasa sakitmu itu, sebentar saja... ambulans akan datang, sebentar saja..." Hanni memeluk Kyungsoo dengan kuat ia tak mau sesuatu terjadi pada namja ini. Namja yang sangat ia sayangi. Ya... sangat ia sayangi.

TBC~~

CHINGGGUUUU!ヾ(*'∀`*)ノ
Bagaimana? Ahhh mian yaahhh kalau cerita yang kubuat ini kurang menarik, suka typo, bahasanya kurang dimengerti.. aku baru memulai hidupku dibidang sastra dengan membuat FF inilah chinggu ya *lebay*( ̄∀ ̄)

Chinggu.. chapter ini maaf aku buat kependekkan. Sesekali lah yaa chinggu(*^▽^)/

Ahhh, pokoknya siapapun orangnya yang sudah membaca FF ini aku memberikan ucapan terima kasih sebanyak banyaknya! Apalagi yang memberiku vote atau comment berharganya!
Thank you sooo muchhhh, Sarangheyeo!(ღ˘⌣˘ღ)

Love Is Moment [D.O FanFiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang