9. Hold On to My Hand.

578 38 1
                                    


Kyungsoo sekarang tersadar dari tidur panjangnya. Kepalanya masih terasa sakit, karena benturan yang dialami namja itu. Ia melihat sekelilingnya dan mendapatkan yeoja yang sedang tidur disamping kasurnya sambil mengenggam erat tangan namja itu. Namja itu melengkungkan badannya. Menghadapkan wajahnya ke yeoja itu. Reflek, namja itu menyentuh jidat yeoja itu dengan jari telunjuknya. Menyingkirkan rambut yang membuat namja itu tidak dapat melihat wajah yeoja itu secata detail. Ketika tidur saja, kau seperti malaikat, gumam namja itu sambil tersenyum melihat yeoja itu masih terlelap dalam alam mimpinya.

Sudah hampir setengah jam Kyungsoo melihat yeoja itu tanpa henti dan berpaling pada apapun. Yang membuat namja itu tersenyum sumringah melihat gaya tidur dari yeoja itu. Tak lama mata Hanni terbuka. Sekarang mata mereka saling bertatapan dengan pikiran mereka masing-masing.

"Oeh, Kyungs.." Sekarang Hanni pun membetulkan posisi duduknya. Tiba-tiba saja perkataannya di potong oleh Kyungsoo.

"Hanni-ya?" Sekarang Kyungsoo sedang dalam posisi duduk bersandar dan menatap kedua bidik mata Hanni.

"Wae?" Tanya Hanni dengan menampakkan senyum khasnya.

"Bisa kau bawa aku jalan-jalan?" Tanya Kyungsoo. Ia merasa pengap jika berada dikamar itu terus.

*

"Oemma, Hanni sekarang dimana? Kenapa ia tidak pulang?" Tanya namja itu sambil turun tangga dan menuju tempat Oemma-nya berada.

" Dia dirumah sakit." Sahut Oemma-nya singkat. Karena sibuk menonton televisi.

"Mwo? Hanni sakit?" Sekarang namja itu tak habis percaya akan omongan Oemma-nya. Ia pun segera mengambil kunci mobil dan pergi meninggalkan rumah.

"Chanyeol-ah! Odieka?" Teriak Oemma-nya. Tapi tak di gubris oleh namja yang bernama Chanyeol itu. Yang nota benenya adalah oppa Hanni.

*

"Kau suka udaranya?" Tanya Hanni. Hanni sekarang sedang mendorong kursi roda yang diduduki Kyungsoo.

"Hem, ne." Jawab Kyungsoo sambil memejamkan matanya merasakan angin yang berhembusan menabrak wajahnya.

"Kau tau, Kyungsoo-ya. Kau begitu menakutkan ketika aku menemukanmu tergeletak di lantai dapurmu ketika itu."

"Benarkah?" Tanya Kyungsoo sambil memutar kepalanya ke belakang melihat muka Hanni yang sekarang memanyunkan bibirnya.

"Guedae." Jawab Hanni singkat.

"Bagiku, kau lah yang tampak menyeramkan ketika kau menangis bombay dan memohonku untuk bangun." Jawab Kyungsoo tanpa sadar ia membongkar rahasianya sendiri. Ia pun dengan cepat menampar bibirnya. "Aishh, pabo-ya!" Gerutunya.

"Soelma, kau!" Hanni pun marah dan menyilangkan tangannya didadanya. Ia begitu kesal. Tanpa ia sadari ia membiarkan Kyungsoo meluncur dengan kursi rodanya ke jalan yang bertanjak itu.

"Hanni-ya!!!" Teriak Kyungsoo ketakutan. Sambil memegang roda disamping kanan-kirinya harap-harap kursi roda itu akan berhenti. "Ahhh..." Yang ia dapat bukan kursi roda yang berhenti malah jari-jari tangannya merasa sakit.

"Yak! Kyungsoo!!!" Hanni pun mengejar Kyungsoo dengan cepat, mungkin ia dapat menahan kursi roda itu.

Terlambat...

*
"Bagaimana keadaan tangan Kyungsoo, Dok?" Tanya Hanni yang sekarang tengah duduk menghadap Dokter Gong yang tadi memriksa keadaan tangan Kyungsoo.

"Apakah kau yeoja-chinggu nya?" Tanya Dokter Gong.

"Annio. Aku hanya chinggu-nya. Ne, chinggu." Jawab Hanni.

Love Is Moment [D.O FanFiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang