Aku tak berdaya saat itu, Hanni-ya. Aku sangat butuh pertolonganmu saat ini. Nafas tak lagi bersamaku sekarang. Mataku pun tak berdaya untuk melihat keadaan sekitarku.
Tolong, Hanni-ya. Datanglah!
*2 hari 15 jam sebelum kejadian itu terjadi*
~~lanjutan Flashback chapter 2*
Sekarang namja itu bimbang, bimbang akan Hanni yang akan terus mencarinya. Karena, ia tahu kalau yeoja itu selalu ingin pulang bersamanya setiap pulang sekolah. Karena yeoja itu sangat penakut dalam banyak hal. Tunggu aku, Hanni-ya.
Kyungsoo merasakan sakit yang sangat dalam, didalam perutnya sekarang. Terdapat juga luka-luka dibagian wajah namja yang mulus itu. Aku harus kuat, tenguh namja itu dalam hati kecilnya.
"Sudah berapa kali aku bilang padamu jangan mendekati Park Hanni! Saieki-ya!" Sekarang Kyungsoo juga merasakan kakinya ditendang oleh orang yang sedang menceramahinya tadi.
"Apakah aku tidak boleh mencintai, Hanni-ya? Wae?!" Teriakan sendu dari Kyungsoo membuat gerombolan namja anak SMA itu hanya tertawa cengengesan mendapati ketidak berdayaan Kyungsoo.
*flashback be continue~*
09:00 A.M TSK
Hanni baru saja sampai ke tempat kerjanya. Ketika ia akan melangkahkan kakinya menunggu kursi kerjanya, ada sesuatu yang menganggu pemandanga mata yeoja itu. Pemandangan itu berasal dari meja kantornya.
Sekuntum bunga mawar putih tergeletak disana besertakan sebuah amplop merah muda. Hanni sudah tau siapa yang telah mengirim benda-benda tersebut dan meletakkannya ke mejanya. Ya, Oh Sehun. Namja itu telah merasuki pikiran Hanni yang membuatnya langsung meremas amplop itu dengan tangan kirinya, tanpa membaca surat itu terlebih dahulu.
"Sayang sekali, Oh Sehun. Aku tau kau adalah pianis terkenal sampai mancanegara. Tapi... igeo mwo-ya? Apakah perasaanku dapat dipermaikan sama seperti kau mempermaikan piano-mu yang dapat menghipnotis orang-orang yang mendengarkannya? Hah! Mollaaaaa! Aku takkan goyah kali ini karenamu!" Kini remasan amplop itu menuju tempat pembuangan terakhirnya dan juga bunga mawar itu, telah dipatahkan menjadi dua pada bagian tangkainya dan menyusul amplop itu.
"Hanni-ya!" Suara namja yang sangat tak asing di telinga Hanni sontak membuatnya terkejut akan keberadaan suara itu. Karena penasaran, Hanni menoleh kearah suara itu berasal dan mendapati Kyungsoo disana memakai kemeja berwarna putih dengan dasi hitam dan juga setelan jas yang senada dengan dasi yang dipakainya, yang membuatkanya terlihat manly.
"Oeh, ada apa, Kyungsoo-ya?" Kini Hanni bertanya-tanya. Apakah dia melihat semuanya tadi? Sekarang Hanni bimbang melihat Kyungsoo yang sekarang masih berdiri di depan pintu ruangan kerjanya dengan menampakkan senyuman khas-nya itu.
"Aku lapar Hanni-ya. Aku belum sarapan. Apakah ada sesuatu yang dapat kumakan disini?" Tanyak Kyungsoo dengan wajah yang memelas, tapi sangat lucu.
"Mwo? Kenapa kau malah memintanya kepada ku? kau kan bisa makan sendiri, Kyungsoo-ya?" Kini Hanni binggung dengan sikap namja itu.
"Siroe. Aku mau makan bersama chinggu ku. Dan juga, kau telah berjanji akan menceritakan kejadianmu semalam padaku hari ini, Hanni-ya!" Kyungsoo sekarang menyadarkan Hanni yang mempunyai kebiasaan pelupa itu.
"Guerae, mungkin aku harus membuatkanmu ramyeon untuk kau makan. Otthae?" Saran Hanni.
"Oeh, chotha! Palliwa!" Perintah Kyungsoo yang sekarang sudah menduduki kursi yang berhadapan kursinya Hanni dengan batasan sebuah meja kerjanya Hanni itu.
Apa yang tadi kau buang, Hanni-ya, Kyungsoo sekarang telah beranjak dari tempat duduknya dan berusaha menuju tempat sampah di dekat pintu keluar ruangan itu.
Miannata, Park Hanni-ya. Aku lupa kalau aku sudah menandatangani kontrak untuk menghadiri konser kemarin. Sebagai gantinya, aku beri 2 tiket untuk kau hadiri konser perdana ekslusif-ku di Korea. Semoga kau datang akhir pekan ini.
Oh Sehun
Jadi, kau yang membuat Hanni menunggu sampai kedinginan di tepi sungai Han itu?, sekarang tangan kiri Kyungsoo mengepal dengan kuat karena sakit hati yang dideritanya saat ini.
"Kyungsoo-ya!" Sekarang Hanni ada disana dengan semangkuk ramyeon ditangannya, suaranya begitu lirih, mendapati Kyungsoo yang sekarang memgang amplop pemberian Sehun itu. Seharusnya aku tahu kalau kau akan menemukannya, gumam Hanni.
"Aku harus pergi, Hanni-ya" Kyungsoo beranjak menuju pintu ruangan itu yang berada di belakang Hanni. Tapi, usahanya terhenti ketika Hanni menggenggam kuat tangannya.
"Kajjima, Kyungsoo-ya" Suara lirih dari Hanni terdengar di telinga Kyungsoo. Mianhae, Hanni-ya aku tak tahan jika kau diperlakukan seperti ini.
Kyungsoo melepas genggaman Hanni dengan lembut, dan menatap kedua manik mata indah Hanni, memberikan ia keyakinan. Memberikannya kepercayaan gwenchana, Hanni-ya. Takkan terjadi apa-apa. Seakan-akan tatapan mata Kyungsoo mengatakan seperti itu.
"If I cann't have you. I will protect you forever, for a live time."
-Faith-*
Kyungsoo sekarang berada dalam mobilnya, memukul bundaran yang mengarahkan mobil itu, tanda kesalnya. Sekarang ia tertunduk di salah satu sisi bagian atas dari bundaran itu.
"Kenapa harus Sehun, Hanni-ya!" Teriaknya dalam mobil sambil memukul lagi bagian bundaran itu.
Kyungsoo pun menancapkan gas dan pergi ketempat dimana ia akan menemukan namja yang telah menyakiti Hanni itu. Dengan berbagai cara membalas dendam Hannu melalui dirinya kepada namja itu, yang sudah ada dipikirannya.
*
Sehun memencet tuts-tuts dengan asal. Sekarang pikirannya tak jernih, memikirkan kesalahannya. Kenapa aku banyak menyakiti hatimu, Hanni-ya? Gumam Sehun sambil mengacak-ngacak rambutnya. Ia benar-benar frustasi. Tapi, semakin aku menyakitimu, kenapa aku malah ingin selalu melindungimu, Hanni-ya? Sehun pun teringat tentang moment itu, moment berharga. Moment dimana Sehun dan Hanni menyatukan hatinya..
~
"Sehun-ah..." Bisik Hanni pelan ke telinga Sehun. Namja itu sedang tertidur di atas piano. Mungkin dia kelelahan. Gumam Hanni.
Hanni duduk disebelah Sehun di tempat Sehun duduk sekarang dengan keadaan tertidur. Sedangkan kepalanya di tahan oleh penutup tuts-tuts piano itu.Kursi itu panjang jadi Hanni bisa duduk juga disana. Hanni memandang lekat-lekat wajah Sehun, terdapat kedamaian di wajah Sehun. Tiba-tiba saja tangan Hanni reflek menyentuh jidat Sehun, dan menyingkirkan rambut yang menghalangi mata Sehun yang tertutup itu.
Sehun yang menyadari ada yang menyetuh jidatnya. Ia pun dengan pelan membuka mata sebelah kanannya dan samar-samar melihat yeoja yang sekarang telah berada disampingnya yang sekarang menyingkirkan rambut yang tadi menutup matanya. Haha, rupanya kau,Hanni-ya. Gumam Sehun puas, karena melihat yeoja cantik itu.
Hah begitu saja? Tapi, tampaknya aku merasakan ia akan meninggalkanku. Gumam Sehun dengan keadaan mata yang masih tertutup. Benar saja, Hanni telah membelakangi Sehun dan segera berdiri, tapi ketika ingin melangkahkan kakinya Sehun menarik tangan yeoja itu. "Kajjima" Sehun pun melontarkan katanya yang tak tertahan lagi.
"Tapi, kau kelihatan lel..." Tak sempat Hanni melanjutkan kata-katanya yeoja itu ditarik oleh Sehun dan terduduk di tempatnya semula dengan keadaan kaget, tapi ia duduk dengan selamat dengan keadaan mata mereka bertemu saling bertatap, dan itu sangat dekat. Ketika Sehun mendekatkan wajahnya ke yeoja itu, hingga hidung mancung namja itu pun hampir mengenai hidung yeoja itu yang hanya berkisar jarak 1 cm sekarang. Begitu dekat. yeoja itu pun membesarkan matanya, tanda terkejut. Jantungnya pun berdegup dengan kencang. Tak karuan. Mwo? Apa Sehun ingin menciumku?
To Be Continue~
Mian chinggu-ya pada chapter ini aku agak pendek sedikit, biar penasaran :v untuk para bias Sehun... haha chinggu-ya! Jika kalian suka cerita ini, tolong di vote ya... atau ada yang kurang? Comment ajaaa. Akan ku terima semua kritik dan sarannyaaa. Jikalau ada yang salah dalam penulisan, atau kurang puas.. mian chinggu ya, aku cuman wanita biasa yang kadang salah :v gumawooo sudah mau baca ceritaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Moment [D.O FanFiction]
Storie d'amore"That moment, make me wanna to love you. but, I cann't. I know, I'm a stupid boy which love you in alone" "That moment, make me wanna to save you in my hug-warm." "That moment, I can't explain. because... I really love you." cast: *Do Kyungsoo *O...