"Uljima, Hanni-ya." Kyungsoo masih mengusap pipi Hanni lembut."Arraseo. Tapi, buka mulutmu. Tanganku mulai pegal." Hanni masih dalam keadaan menyondongkan sendok kedepan muka Kyungsoo. Tapi, namja itu tak mengapainya sama sekali, hingga mulut namja itu sekarang telah menangkap sendok Hanni.
"Enak, enak sekali!" Kyungsoo sangat senang karena telah merasakan masakan Hanni yang menurutnya enak. Enak sekali. Ia pun memberi satu jempol dari tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya terlihat tak berdaya diatas meja makam itu. Hanni mengusahakan senyum semanis-manisnya didepan Kyungsoo. Hingga, ketika Hanni menatap tangan kanan Kyungsoo dalam diam, dan langsung mengapai tangan namja itu dengan lembut. Sontak Kyungsoo pemilik tangan itu terkejut melihat perlakian Hanni kepadanya.
"Kyungsoo-ya!" Tegur Hanni sambil mengelus punggung tangan namja itu dengan lembut.
"Hem" Jawab Kyungsoo singkat tanpa mengalihkan pandangannya kepada Hanni yang masih mengelus tangannya itu.
"Sembuhkan tanganmu yang berharga ini untukku, Kyungsoo," Ucap Hanni lirih tangannya masih mengelus tangan namja itu. Ia menundukkan kepalanya, ia tak mau kalau namja yang sekarang ada dihapannya melihatnya menangis.
"Kenapa? Tanganku tidak apa-apa, Hanni-ya," Jawab Kyungsoo mencerna kata-kata yang diucapkan oleh Hanni.
"Gojitmal." Jawab Hanni lirih tanpa sadar aitmatanya pun terjatuh membasahi pipinya. "Jelas-jelas tanganmu sakit. Dan... kau selalu kesakitan kalau memegang apapun dengan tanganmu ini." Kyungsoo tak menjawab tentang apa yang lah diuapkan oleh Hanni berusaha untuk mencerna kata-katanya kembali.
"Jujur Kyungsoo-ya. Aku rindu sekali dengan tangan kananmu ini." Kini Hanni meletakkam tangan namja itu dipipinya, sambil mengusapnya dengan lembut. "Rindu ketika kau mengacak-acak rambutku, rindu ketika kau mencubit pipi atau hidungku, rindu ketika kau mengusap pipiku seperti ini, dan juga rindu ketika kau memelukku dengan erat dengan tangan ini." Kini Hanni tak dapat lagi menahan tangisnya, tanpa sadar tangan Kyungsoo yang sekarang berada dipipi Hanni mendapati airmata Hanni jatuh mengenai tangannya.
"Uljima, Hanni-ya." Mata Kyungsoo pun berkaca-kaca melihat yeoja yang dicintainya sekarang menangis dihadapannya. "Aku.... akan mengoperasikan tanganku ini untukmu."
Sungguh, aku tak sanggup melihat kau berlinang airmata lagi didepanku. Apakah memang aku tepat untuk menjadi orang disampingmu, Hanni-ya? Jika kau setiap kali menangis karenaku?.
Kau mengenalku dengan baik, Hanni-ya. Aku adalah aku. Aku yang selalu mencintaimu. Aku yang selalu ingin membuatmu merasa senang setiap kali didekatku. Tapi, apa daya bila aku melihatmu menangis karenaku?. Aku hanya dapat melihatmu dengan rasa bersalah yang menyertaiku. Rasa bersalah yang seharusnya tak pantas untuk seseorang yang layak mencintaimu. Karena inilah aku.*
Seorang namja telah berdiri di pohon ridang hampir 2 jam. Menatap ke jendela kamar lantai kedua dari sebuah rumah yang berbentuk minimalis yang tak jauh dari tempat ia berpijak. Meanti respon dari kamar itu. Sekarang telah jam 10 malam tapi, si pemilik kamar yang namja ini tunggu tampaknya belum pulang. Dimana dia? Tanya namja itu dalam hatinya.
Ia sudah menyiapkan suatu hadiah untuk si pemilik kamar yang ia tunggu itu. Sebuah boneka kelinci berwarna putih besar, boneka itu telah diletakkan namja itu didepan pagar yeoja pemilik kamar itu.
Harap-harap yeoja itu dapat langsung mendaoatkannya ketika ia membuka pagar rumahnya.Namja ini mulai gusar, khawatir akan apa yang akan terjadi pada yeoja yang ia tunggu itu. Hingga samoai suatu ketika ia melihat yeoja yang ia tunggu itu berjalan dengan lesu seperti seseorang yang semangat hidupnya hilang entah kemana. Yeoja itu berjalan sambil menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Moment [D.O FanFiction]
Romance"That moment, make me wanna to love you. but, I cann't. I know, I'm a stupid boy which love you in alone" "That moment, make me wanna to save you in my hug-warm." "That moment, I can't explain. because... I really love you." cast: *Do Kyungsoo *O...