8. In the Dark, Stay it.

809 37 1
                                    


"Kyungsoo-ya! Bertahanlah!" Hanni mengenggam tangan Kyungsoo kuat. Tangisannya pun tak terbendung ketika melihat Kyungsoo terbaring lemah di kasur ambulans yang sekarang mereka naiki. Ambulans itu menuju rumah sakit terdekat untuk menangani keadaan Kyungsoo.

"Aghassi, tenanglah.. tidak akan terjadi apa-apa dengannya." Sahut perawat itu ketika melihat keadaan Hanni yang menangis. Perawat itu tampak menghibur.

Tak lama kemudian ambulans itu berhenti. Segera, Kyungsoo di pindahkan ke UGD. "Maaf, tolong anda menunggu di kursi tunggu disana." Kata perawat itu yang akan menangani Kyungsoo. Perawat itu juga menunjukkan kursi tunggu di depan pintu ruangan itu.

"Tolong selamatkan dia." Pinta Hanni lirih.

"Tentu saja. Kami akan melakukan yang terbaik untuknya." Sahut dokter yang melihat Hanni dan segera masuk ruangan itu dan menutup pintu.

Saat pintu itu ditutup, aku melihat kamu masih terbaring lemas dikelilingi suster-suster yang sedang menanganimu. Aku tau, kamu adalah namja yang kuat. Kau pasti bertahan dari ini semua ini, Kyungsoo-ya. Aku tidak ingin kehilangan kamu. Tetaplah disisiku Kyungsoo-ya. Jebalyeo!

*

Seorang namja baru keluar dari gerbang penerbangan di Inceon airport. Namja itu melepaskan kacamata hitamnya. Hah, sampai juga aku disini, gumam namja itu.

"Huh, mungkin aku harus menelpon Hanni." Namja itu pun merogoh ponsel di saku celananya. "Serahusnya aku sudah dari hari itu mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya." Namja itu pun meletakkan ponselnya di telinga kanannya setelah berhasil menghubungi Hanni.

"Aneh, kenapa dia tidak menjawab telponku?" Namja itu terheran-heran melihat ponselnya. "Apa dia tidak merindukanku? Ckck" Namja itu pun segera mendorong kopernya menuju basement tempat ia menaruh mobilnya.

*

"Bagaimana keadaannya, Dok?" Tanya Hanni. Sekarang Kyungsoo telah dipindahkan kekamar inap. Disana juga ada Halmoeni Kyungsoo. Hanni menelponnya ketika Kyungsoo masih ditangani oleh dokter.

"Untuk benturan di kepalanya tidak menyebabkan hal yang serius. Tapi..." Dokter masih ragu untuk menjelaskan keadaan Kyungsoo secara langsung.

"Ada apa, Dokter?" Tanya Hanni penasaran.

"Aku tidak mengerti ada apa dengan jari-jari tangannya?" Tanya Dokter. "Mungkin kami akan melakukan hal mengenai jari-jarinya ketika ia sudah sadar." Lanjut Dokter tersebut.

"Ne, ghamsamnida, Dokter" Hanni mengerti apa yang dimaksud oleh dokter dan langsung membungkukkan badan 90° kepada Dokter tersebut. Dokter tersebut langsung meninggalkan kamar inap Kyungsoo.

"Halmoeni, ini sudah malam. Biar aku saja yang merawat Kyungsoo." Hanni sangat prihatin ketika melihat Kyungsoo Halmoeni masih terisak melihat keadaan Kyungsoo.

"Hem, jika itu maumu Hanni-ya. Aku minta tolong kau menjaga Kyungsoo ne, sampai ia sadar." Pinta Halmoeni sambil mengenggam tangan Hanni.

"Ne, Halmoeni. Kembalilah besok siang." Jawab Hanni sambil menampakkan senyumnya. Halmoeni segera meninggalkan ruangan tersebut.

Terpikir bahwa Hanni belum ada memberi tahu orang tuanya bahwa ia ada dirumah sakit sedang menjaga Kyungsoo. Ia pun khawatir akan apa yang dipikirkan Oemma dan Appa-nya jika ia belum pulang padahal sudah sangat malam sekarang. Ia pun segera merogoh isi tas yang didalamnya tedapat ponselnya.

Hanni membesarkan matanya kaget. Hah, siapa yang menelponku tadi? Hanni pun tersadar bahwa ada seseorang yang menelponnya tapi, ia tak mengangkat telpon darinya.

Ah, sudahlah... setidaknya ia sudah sampai dirumah dengan selamat. Gumam Hanni dengan segera ia pun menelpon Oemma-nya.

*

Love Is Moment [D.O FanFiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang