14. Stake.

458 33 0
                                    


"Apakah kau mulai menyukai Kyungsoo, Hanni-ya?"

"Mungkin, aku sekarang dapat menerimanya sebagai namja. Bukan sebagai chinggu."

Kata-kata itu mengiang-ngiang di telinga Sehun. Membuatnya semakin frustasi. Ia benar-benar tidak menyukai jawaban dari yeoja yang ia cintainya itu. Aissshh, jika saja kejadian hari itu tidak pernah terjadi! Sehun sangat kesal, marah, dan tidak terkendalikan ketika hari itu...

*flashback*

Seluruh penjuru sekolah ia sudah lalui hanya untuk mencari yeoja, yeoja yang sekarang sudah salah paham terhadapnya. Yeoja yang membuat ia takut tidak akan pernah ia temukan lagi.

Mianhae, mianhae, Hanni-ya...

Kata-kata itu yang selalu ia ucapkan ketika kesana kemari berlari hanya untuk mencari yeoja itu.

Keadaan namja ini benar-benar tak terurus rambutnya yang berantakan, mata yang bengkak, pakaian pun ia tidak menemukan titik kerapiannya. Sungguh, bukan hatinya dan pikirannya saja yang hancur sekarang... tapi, juga dirinya.

Tanpa ia sadari ia sudah berada di atap sekolahnya. Karena, hanya tempat inilah yang belum ia kunjungi.

Tapp... tap...

Langkah kaki namja ini berjalan menuju atap tersebut dengan pelan. Ia tak ingin seseorang yang ada disana mengetahui keberadaannya. Terdengar suara tangisan yang sekarang mengiang di telinga Sehun. Tangisan yeoja. Tangisan yeoja yang ia cintai itu.

"Nappeunnom!" Teriak yeoja itu di batas atap yang setinggi pinggangnya. Sehun mendengar itu hanya dapat menahan tangisnya yang melihat yeoja yang ia sayangi sekarang membencinya.

"Mianhae..." Ucap Sehun lirih. Hanni membalikkan badannya melihat siapa yang sedang berbicara dengannya. Kini mata Hanni dan orang itu bertatapan. Melihatkan wajah mereka masing-masing. Entah kenapa, aku rindu dengan wajahmu itu, Hanni-ya gumam Sehun dalam hati sambil melihat wajah yeoja yang penuh air mata yang dipipinya itu.

"Sebaiknya kita tidak usah bertemu lagi, Sehun." Ucap Hanni yang membuat jantung Sehun seakan-akan berhenti, nafas pun mungkin tidak ada lagi keluar dari lubang hidungnya kini. Hanni pun melarikan diri dari hadapan Sehun. Sedangkan namja itu masih berdiri terpatung.

Apakah bisa aku tidak bertemu denganmu, Hanni-ya?

*flashback end*

*

"Anniya, aku hanya berteman dengan dia, Baekkie!" Sahut Hanni sambil mengelap bibirnya dengan tissue karena tadi berhasil menyemburkan air yang berada didalam mulutnya.

"Jinja? Daebak! Jadi selama 11 tahun ini kau masih berkomunikasi bersama dia sebagai teman?" Tanya Jongin, tak percaya apa yang telah ia dengar dari apa yang telah di lontarkan oleh Hanni.

"Hem, seperti itulah. Memangnya kenapa?" Tanya Hanni heran melihat teman-temannya yang kini memerhatikannya dengan tatapan apakah benar?, mungkin dia berbohong?, yang benar saja?. Tatapan mereka sangat-sangat sinis.

"We? Apakah tidak boleh aku bersahabat lama dengannya?" Tanya Hanni risih dengan tatapan teman-temannya itu.

"Molla! Tapi, apakah kau tidak pernah jatuh cinta terhadapnya?" Tanya Baekhyun dengan senyum mematikan di bibirnya itu.

"Nado molla, Baekkie." Jawab Hanni ragu.

"Aku pikir, kau dan Kyungsoo sangat cocok, Hanni-ya." Balas Jiyi dengan senyuman yang mengembang di wajahnya itu.

"Jinja?"

*

"Lihat, jarimu begitu parah. Bagaimana kau dapat menahan rasa sakit itu bertahun-tahun?" Tanya Dokter Gong yang sekarang menunjukkan hasil x-ray kepada Kyungsoo.

Love Is Moment [D.O FanFiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang