Love Is Moment [D.O FanFiction]

18. Sorry, Sorry, Sorry.

Attention!

Long Chapter
____________________________

"Padahal Kyungsoo sudah melarangku untuk bertemu denganmu, tapi kenapa hatiku mengatakan kalau kau orang yang terlalu baik untukku hindari. Dan, menjadi perasaan benci yang tertanam dibenakku sekarang, karena kau juga.(sedikit pembenahan^^).Sungguh teganya kah kau, Oh Sehun?"

Apakah benar itu, Hanni-ya? Gumam Sehun dalam hati. Tatapannya tak pernah terlepaskan oleh yeoja yang sekarang berada di hadapannya dengan aliran airmata deras jatuh dari kelopak mata indah dari yeoja itu. Sehun segera menghapus airmata Hanni. Tapi apa daya, niatan baiknya ditolak mentah mentah oleh yeoja tersebut yang segera menepis tangan Sehun yang ingin mendarat dipipinya. Aku harus bagaimana, Hanni-ya? Bagaimana caraku untuk memperbaikinya? Bagaimana caraku agar dapat bersama kembali kepadamu, Hanni-ya? Dapatkah kau memberitahuku? Sehun menampakkan kesan frustasi. Tapi, walaupun perasaan frustasi itu merogoti tubuhnya ia tak pernah menyia-nyiakan sedetik dalam waktunya sekarang untuk tidak menatap wajah sendu dari yeoja yang bernama Hanni itu. Mianhae, mianhae, mianhae... ucap Sehun lirih yang sekarang telah mendekap tubuh yeoja tersebut dengan hangat. Harap-harap yeoja itu akan berhenti menangis. Tapi apa daya...

"SHIROE!"

Yeoja itu meronta-ronta mencoba melepaskan pelukan Sehun yang padahal sekarang dapat menghangatkan tubuhnya. Tapi apa? Yeoja ini berselisih teguh dengan pendiriannya tak ingin terlarut dalam pelukan Sehun, namja yang sering kali menyakiti hatinya.

"Ini salahku... salahku..."

Yang diharapkan pun tak terkabul. Bukannya dapat meredakan tangisan yeoja tersebut. Malah sebaliknya, yeoja itu makin menambah isakan tangisnya, yang tadi masih dalam tahap siaga menjadi waspada. Kali ini Sehun, namja itu benar-benar binggung apa yang harus ia lakukan untuk menenangkan yeoja itu. Ia pun memeluknya dengan erat. Sesekali, ia membelai rambut yeoja itu lembut. Apa yang sebenarnya yang kau pikirkan, Hanni-ya? Tanya Sehun dalam hati.

"Kyungsoo tidak akan semenderita ini karenaku..."

*flashback*

Jam tangan Hanni sudah mengarahkan ke angka 3 siang. Hanni masih terhanyut dalam.obrolan yang dilakukan oleh teman-temannya sekarang. Ia sedikit merasa bosan. Sesekali ditanya oleh teman-temannya ia terkadang hanya menjawab "ne" "anniya" "wae?" Ya, seperti itulah. Ia tak ingin memperlebar luaskan pembicaraan yang sekarang berjalan dengan lancar menjadi pembicaraan yang memihak kepada dirinya.

Hanni sudah memberitahu kepada Eunha bahwa ia tidak akan datang lagi ke kantor. Entahlah, hari ini Hanni sedikit malas mengejar aktivitasnya. Malah, mungkin sekarang aktivitasnya mengejarnya.

Bukankah, operasi Kyungsoo sudah dimulai? Waktu itu dia bilang kalau operasinya akan dilaksanakan pada jam 2 siang setelah konsultasi pada Dokter Gong. Gumam Hanni yang juga masih terlalut akan lamunannya yang sekarang memenuhi isi kepalanya.

"Yak! Hanni-ya! Kau kenapa?" Baekhyun menyadari bahwa Hanni terus-terusan melamun dan nampaknya engan untuk bergabung dengan percekapan mereka sekarang.

"Anniya, oeh... chinggu, apa boleh aku pergi sekarang? Aku ingin pergi menemui Kyungsoo." Hanni engan memberitahukan keadaan Kyungsoo kepada teman-temannya. Ia takut kalau Kyungsoo akan selalu di teror di rumah sakit saat seseorang datang akan menjenguknya. Terlebih lagi, Kyungsoo kurang suka akan keramaian atau hal yang berisik yang menganggu telingannya.

"Guedae, tentu saja boleh, Hanni-ya. Kau akan kencan dengannya?" Goda Jiyi yang dibalas tawaan dari Jongin dan Baekhyun.

"Anni, Jiyi-ya... aku hanya berteman dengannya. Tak lebih!" Hanni tampak tak tahan akan godaan Jiyi. Ia pun segera berdiri dari tempat duduknya. "Gumawo-yo, chinggu-deul. Annyeong!" Hanni segera meninggalkan cafe itu dengan keluar dari pintu masuk cafe tersebut. Sedikit lambayan tangan dari Hanni mengakhiri pertemuan kali ini.