"ATHIRAAAA!!!!" Teriak Luna dari ujung koridor kelasnya. Athira yang melihat itu segera pamit kepada Rafa dan berlari menghampiri Luna.
"Apa?" Balasnya sambil berjalan santai ke arah kelas untuk meletakkan tas ke atas mejanya.
"Kok lo udah deket aja sama si anak baru itu!?" Tanya Luna histeris.
"Dia punya nama, Lun,"
"Okay-okay, Rafa, kenapa lo tiba-tiba berangkat bareng dia?"
"Cerita nya panjang, Lun," kata Thira, "Intinya kemarin pas kalian pulang duluan, Bang Alex tiba-tiba ada rapat trus nyuruh gue nunggu dia, nah gue tunggu di parkiran, trus tiba-tiba dia datang ngajakin ngobrol dan akhirnya anter gue pulang, nah-"
"TUNGGU!" Potong Luna.
"Apa lagi sih? Suara lo biasa ajaa," keluh Thira.
"Lo... Lo pulang bareng dia kemarin!? Kenapa?"
"Iya, ya trus gue mesti nunggu Bang Alex yang notabene nya kemarin pulang jam setengah 7? Lo mau gue pingsan di sekolah?" Cerocos Thira.
Luna memandang Thira penuh selidik, "Yaudah lanjutin ceritanya,"
Athira memandang Luna heran, "Trus yaudah, abis nganter gue dia pulang, trus tadi pagi pas gue mau berangkat, dia udah di depan pagar rumah gue. Gue kira dia dateng tiba-tiba, trus ternyata dia udah LINE gue paginya, tapi gak gue baca. Oh, kemarin sempet tukeran LINE juga,"
"Okay, cukup, gue ngerti. Makasih udah mau jelasin," ucap Luna sambil menunjukkan cengiran nya. Sedangkan Athira memutar bola matanya kesal.
***
Rafa berjalan sambil bersiul pelan ke arah kelasnya. Semua mata kembali tertuju padanya, entah, Rafa sendiri bingung kenapa.
"Bro!" Seru Ervin-- teman sebangkunya.
Rafa menolehkan kepalanya ke arah Ervin sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Lo berangkat bareng bidadari!?"
Rafa tertawa, "Heh, dia punya nama. Apaan lagi tuh bidadari,"
Ervin mendengus kesal, "Biarin kali, tapi seriusan lo berangkat bareng bi-" ucapan Ervin terpotong karna tatapan tajam Rafa.
"Wes santai mata lo! Oke Athira, lo berangkat bareng dia?"
Rafa mengangguk. "Kenapa? Iri lo?"
"Iri banget lah! Lo gak tau apa dia susah banget di ajak pulang?"
Rafa menggeleng.
"Sama Kak Alex dia gampang aja kok,"
Ervin menjitak kepala Rafa, "Itu Kakaknya bego,"
Rafa nyengir. "Trus gue salah? Kan engga?"
"Ah bodo amat lah, lo PDKT ya sama Thira?"
Rafa tertegun dan berpikir sejenak, "Keliatannya ngedeketin atau engga?"
"Gausah nanya balik lo, nyong,"
"Kayanya sih, belum tau"
"Tsk, dasar lo,"
Dan Rafa pun kembali terkekeh. Sementara otaknya bekerja,
Emang iya gue PDKT sama Thira?
Dan selama pelajaran otaknya sibuk memikirkan jawaban dari pertanyaan itu.
4 jam pelajaran berlalu dan waktu yang ditunggu-tunggu Rafa pun datang. Ia bergegas ke arah kantin bersama Ervin dan teman-temannya. Perut Rafa sudah meronta daritadi, meminta diberi makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
First or Last?
Teen Fiction"Cause no matter what's going on in the past, you still be the first and the last, for me."