Part 20

927 46 2
                                    

Athira menyemprotkan parfum vanilla ke kedua bahunya sebelum berjalan ke lantai bawah. Ia menyandang tas hijau toskanya dan merapikan poni yang sudah hampir menghalangi penglihatannya.

Setelah memastikan perlengkapan sekolah dan dirinya siap, Athira berjalan menuruni tangga ke lantai bawah. Tepat di depan tangga, ia berpapasan dengan Alex.

"Pagi, darling." Sapa Alex. Athira tersenyum kemudian memeluk badan Alex sekilas.

"Pagi, Bang."

"Tumben jam segini udah siap? Biasanya 10 menit sebelum berangkat." Kata Alex.

Athira mengecek jam di pergelangan tangannya, "Gak tau. Tadi kebangun jam 5, trus langsung mandi aja. Keren gak? Udah berubah kan gue?

"Enggak sih, biasa aja. Berubah sehari doang dimana kerennya."

Athira mencibir, "Setidaknya kan udah coba berubah."

"Kan kata lo tadi kebangun, berarti kebetulan doang. Bukan niat."

"Tetep aja bagus. Bisa masuk rekor dunia tau kalau seorang Athira Ayunda Salshabilla bisa bangun tepat waktu trus siap-siap tepat waktu."

"Lebay. Biasa aja, tau."

"IH IYAIN AJA SUSAH BANGET SI!" Seru Athira kesal. Ia kemudian berlari ke arah meja makan dan duduk disana dengan muka ditekuk.

Alex terkekeh lalu mengambil tempat duduk di sebelah Athira.

"Ye, ngambek mulu lo bocah."

Athira bungkam. Ia meraih rotinya kemudian memakannya dengan gerakan cepat.

"Gak usah cepet-cepet. Masih jam segini."

"Berhishik." Ucap Athira dengan mulut yang masih penuh dengan roti.

"Telen dulu makanannya." Tegur Alex. Ia kemudian mengambil satu roti dan memakannya.

"Berisik lo." Kata Athira setelah roti di mulutnya habis. Alex terkekeh.

"Ya terus aja terus mukanya ditekuk. Tekuk lagi dong biar makin jelek. Terus terus." Sindir Alex. Athira yang mulai geram melayangkan tangannya bebas ke lengan Alex.

Ganas.

"Aduh sakit woy! Ih jantan banget sih jadi cewe." Kata Alex sambil berusaha menangkap tangan Athira yang brutal memukuli dan mencubitnya.

"Ya abis lo nyebelin!" Ucap Athira. Alex menunjukkan cengirannya kemudian mengacungkan dua jarinya.

"Peace, mbak sist."

Athira memutar kedua bola matanya, kemudian mereka berdua pun menghabiskan jatah sarapan masing masing.

"Athira, hari ini berangkat bareng Abang?" Tanya Anna kepada anak bungsunya itu.

Athira mengangguk, "Iya, Bun."

"Gak sama Rafa?" Samber Alex yang sudah berdiri di belakang Athira setelah menghabiskan air putihnya.

Athira mengedikkan kedua bahu, "Enggak. Males. Yuk berangkat." Ajaknya.

Kedua kakak beradik itupun pamit kepada Anna lalu berjalan ke arah pintu keluar dengan Athira memimpin di depan.

Krek

Baru satu langkah Athira keluar dari rumah, kakinya menginjak benda berbentuk lingkaran dengan bunga-bunga di sekelilingnya.

Flower crown? Siapa yang ngasih? Batin Athira.

Ia meraih benda itu, terdapat satu lembar kertas yang tersangkut di antara bunga-bunga yang terdapat pada flower crown.

First or Last?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang