Part 18

918 48 4
                                    

Athira menghempaskan badannya dengan kasar ke tempat tidur. Badannya remuk. Otaknya sedari tadi tidak berhenti bekerja.

Jauhin Rafa.

2 kata 1 kalimat. Tapi cukup membuat Athira memijat pelipisnya. Dia sendiri bingung kenapa Mario tiba-tiba menyuruhnya untuk menjauhi Rafa. Padahal, ia baru saja bercerita tentang betapa senangnya ia bersama Rafa.

"Jauhin Rafa."

Athira melototkan matanya, menatap Mario dengan tatapan tidak terima atas perkataannya barusan.

"Lo gak bisa liat gue seneng, apa?" Tanya Athira pelan.

Mario menghela nafas, "Gue bukan gak mau liat lo seneng. Tapi, lo belum tau gimana Rafa sebenernya."

"Lo tau apasih tentang Rafa? Deket aja tuh enggak. Darimana lo bisa tau?" Tanya Athira lagi.

Mario menggelengkan kepalanya, "Terserah. Gue udah ngingetin lo. Kalau gak mau, ya gak papa. Tapi gue gak mau ngajarin lo main skate board."

Athira memutar bola matanya, "Syarat lain deh kalau gitu!"

"Gak ada syarat lain."

"Jahat banget, sih. Padahal dari dulu gue pengen banget bisa main skate board. Sekalinya nemu orang yang bisa ngajarin, malah kaya gini." Ucap Athira sambil memberengut.

Mario mendelik, kemudian mengusap kasar mukanya. "Yaudah iya gue ajarin. Tapi kapan-kapan kalau gue gak sibuk. Dan kalau gue gak mager. Dan kalau gue inget."

"Kok gitu?!" Seru Athira tidak terima.

"Mau diajarin gak?!" Seru Mario balik. Dan mau tak mau, Athira mengiyakan kesepakatan terakhir yang Mario katakan.

Athira menggelengkan kepalanya beberapa kali. Mencoba menghilangkan kejadian tadi dari pikirannya.

LINE!

Ringtone LINE yang baru saja berbunyi membuyarkan lamunan Athira. Dengan segera ia menggapai hpnya dan melihat notofikasi yang terpampang di layar.

Rafael Hardiwijaya : pumpkin. gue boleh mampir rumah lo gak?

Athira menggeser layar untuk membuka kunci lalu dengan segera membalas pesan Rafa.

Athira Ayunda S. : for whut?.-. Read.

Rafael Hardiwijaya : your baymax, pumpkin. masih tinggal di mobil gue, gue anter ke rumah ya?

Athira terkekeh, kemudian mengetikkan balasannya.

Athira Ayunda S. : okay, gue tunggu. Read.

Rafael Hardiwijaya : ay ay captain😘

Athira tersedak melihat emoticon yang Rafa berikan. Pipinya kembali bersemu, dan ingatannya terlempar pada kejutan-kejutan yang diberikan Rafa.

Yah, setidaknya Rafa bisa menghilangkan perkataan Mario dari benak Athira. Walaupun mungkin hanya sedikit.

Athira berjalan ke arah meja rias dan mengambil jepitan rambutnya. Dengan segera ia mengumpulkan rambutnya menjadi satu kemudian membuat cepolan menggunakan jepitan.

DING!

Nada dering dari hp Athira berbunyi menandakan adanya notification whatsapp yang masuk. Athira membulatkan matanya, bahkan ia tidak perlu melihat layar hp, ia sangat amat tau yang baru saja masuk ke hp nya adalah pesan dari Mario.

First or Last?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang