Athira membanting badannya ke kasur. Hari ini hari sabtu, dan waktu juga masih menunjukkan pukul 8 pagi. Ia melepas lilitan handuk yang membungkus rambut basahnya dan membiarkan rambut itu tergerai.
Rasanya hampa.
Athira akui, hidupnya hampa tanpa Mario. Setelah mengetahui bahwa Evan ternyata masih memperhatikannya membuat Athira senang. Tapi bagaimana?
Hatinya masih sakit mengingat betapa kejamnya Mario dulu.
Oh, bahkan Athira bingung ia harus memanggil Evan atau Mario.
Gadis itu mengusap kasar mukanya. Ia merasa bebannya begitu berat. Sampai-sampai Alex yang sudah berdiri sejak 10 menit yang lalu tidak ia sadari.
Alex memperhatikan wajah lesu Adiknya. 2 minggu lagi ia akan mengikuti Ujian Nasional. Dan setelah itu ia akan melanjutkan sekolahnya di Jerman. Dan Athira masih belum tahu tentang ini. Bagaimana bisa Alex memberitahu berita seperti itu sedangkan Adiknya dalam keadaan sulit?
Maka dari itu Alex harus menyelesaikan masalah Adiknya dulu.
"Dek,"
Athira mengangkat wajahnya, "Sejak kapan lo berdiri disitu?"
"Baru aja."
"Kenapa?"
"Lo lupa hari ini kita mau jalan?"
Athira menggerakkan bola matanya keatas, membolak-balik ingatan nya tentang hari Sabtu. Kemudian ia membulatkan mulutnya.
"Ooh, jalan sama Kak Alya ya?"
Alex mengangguk. "Siap-siap sana. Sekalian bawa baju ganti. Kita ke pantai."
"Ih, mager nih. Lo berdua aja deh."
"No. Sana gerak. Cepet."
"Nyebelin dasar."
Kemudian Alex tersenyum sambil berjalan keluar kamar Athira.
Athira berteriak malas sambil memilih baju ganti dan baju perginya. Ia memilih baju paling santai yang ia punya dan segera menggantinya.
Setelah memastikan perlengkapannya siap, Athira memoles wajahnya dengan pelembap kemudian menyisir rambutnya. Ia meraih flower crown yang dulu pernah dikiranya dari Rafa, lalu menempatkannya di atas kepala.
Sampai sekarang ia tidak tau dari siapa flower crown ini. Tapi siapa peduli?
5 menit kemudian Alex kembali masuk ke dalam kamar Athira. Kemudian ia tersenyum melihat Adiknya yang sedang bermain hp.
"Ayo pergi. Alya udah dibawah." Katanya.
Athira mengangguk sekilas sambil mencabut charger dari hpnya. Kemudian ia mengangkat tasnya lalu berjalan mengikuti Alex kebawah.
Athira tersenyum lebar sambil memeluk Alya yang juga tersenyum padanya. "Hai, Kak Alya!"
"Hai. Cantik banget mau ke pantai doang." Katanya.
"Yah, udah cantik dari dulu nih gimana dong?" Balas Athira sambil melepas pelukannya, lalu tertawa kecil.
"Buset dah pede amat lu. Kaya beneran cantik aja." Sahut Alex.
Athira mencebikkan bibirnya. "Emang iya kok."
"Percuma cantik kalau disakitin mulu." Kata Alex, kemudian ia tertawa mengejek.
".... Tai." Balas Athira.
Mereka bertiga pun masuk ke dalam mobil setelah mendapat ijin dari Anna.
Athira menyumpal telinganya dengan earphone yang telah terhubung ke hp nya. Alunan musik mengalir ke telinganya. Kemudian ia menyandarkan kepalanya ke jok mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
First or Last?
Fiksi Remaja"Cause no matter what's going on in the past, you still be the first and the last, for me."