Hening.
Tidak ada lagi pembicaraan setelah Mario mengucapkan itu, sampai mereka tiba di depan kafe.
Athira mendongakkan kepalanya untuk melihat nama kafe tersebut.
Past Bonjour Café.
Athira mengerutkan keningnya, nama yang cukup aneh untuk sebuah nama kafe yang lumayan ramai dikunjungi. Namun setelahnya ia kembali mengabaikan pemikirannya yang cenderung absurd itu dan mengikuti Mario ke dalam kafe.
Mario menyapu pandangannya ke seluruh spot tempat duduk yang hampir semua terpenuhi, kemudian ia menolehkan kepalanya ke arah Athira yang tengah menatapnya.
Ia mengerutkan keningnya. "Apa?"
Athira tersentak dan menggelengkan kepalanya. "Mau duduk dimana?"
"Kalau outdoor mau gak?" Tanya Mario. Athira membalasnya dengan anggukan sambil tersenyum.
Mario menyodorkan telapak tangannya ke arah Athira, "Pegang tangan gue. Jalan buat ke outdoor rame, ntar lo kebawa orang."
Athira mengerutkan keningnya, tapi tak urung menyambut uluran tangan Mario. Kemudian mereka berdua berjalan menuju ruang outdoor yang terletak di belakang kafe tersebut.
Athira sukses menganga melihat pemandangan ruang outdoor kafe tersebut, ia tak henti memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri melihat keindahan ruang outdoor tersebut.
"Udahan kali muter-muter kepalanya. Kagum banget?" Kata Mario.
Athira mendengus kesal, "Lo sering kesini ya?" Tanya Athira mengabaikan perkataan Mario barusan.
Mario tersenyum simpul, "Lumayan."
Kemudian mereka berdua pun mengambil tempat duduk di sebelah air mancur.
"Mau pesen apa?" Tanya Mario sambil membuka lembaran-lembaran menu yang sebelumnya sudah diberikan oleh pelayan kafe tersebut.
"Pesenin aja. Lo kan udah sering kesini." Jawab Athira.
Mario melirik ke arah Athira sebentar kemudian memanggil pelayan kafe.
"Ya mas, sudah mau di order?" Tanya pelayan tersebut. Sambil terus menatap Mario. Athira yang melihat itu bergidik ngeri kemudian berdehem.
"Ekhm, lama banget sih lo mesennya. Cepetan dong." Kata Athira, dan tanpa sadar ia mengeluarkan nada suara yang jelas jelas bisa menyimpulkan bahwa ia tidak suka dengan keberadaan pelayan itu.
Mario mengerutkan keningnya sambil menatap Athira, kemudian mengalihkan pandangan matanya kepada pelayan tersebut.
"Sabar kali. Yaudah, Mbak, saya pesen chocolate addict 1, tiramishu 1, green tea frappe 1, sama milkshake vanilla 1." Ucap Mario.
Setelah pelayan tersebut mencatat semua pesanan yang di sebutkan Mario, ia tersenyum kemudian bertanya.
"Itu saja? Barangkali ada yang mau di pesan lagi?" Tanya nya.
Mario tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, "Engga, Mba. Makasih."
Kemudian pelayan itu pun pergi untuk memberikan pesanan mereka kepada juru masak kafe itu.
Mario melipat tangannya di depan meja sambil menatap Athira dengan pandangan menyelidik. Athira yang merasa diperhatikan mengerutkan keningnya.
"Apaan?" Tanyanya. Masih dengan nada ketus.
Mario tergelak kemudian merapikan rambutnya yang lumayan berantakan terkena angin.
"Gak papa." Ucapnya singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
First or Last?
Teen Fiction"Cause no matter what's going on in the past, you still be the first and the last, for me."