Part 8

1.1K 58 0
                                    

Author P.O.V

Setelah memberi salam kepada Anna dan Angga, Alex segera melangkahkan kakinya ke arah kamar berpintu putih tersebut. Ya, kamar Athira. Ketika ia membuka pintu, pemandangan yang ia lihat adalah Athira yang tertidur dengan posisi menghadap ke jendela di samping kiri tempat tidurnya.

Alex tersenyum kemudian melangkahkan kakinya ke arah tempat tidur Athira setelah menutup pintu kamar Athira kembali.

Ia mengambil kursi meja belajar Athira dan menaruhnya di samping tempat tidur adik semata wayangnya itu.

"Bang, i know it's you." Ucap Athira yang membuat Alex terlonjak kaget.

"Lo gak tidur?"

Athira membalikkan badannya ke arah Alex sambil tersenyum.

"Enggak. Gak bisa."

Alex mengarahkan tangannya ke arah rambut Athira. Hanya meletakkannya disitu.

"Udah minum obat? Tadi ke rumah sakit gak?" Tanya Alex lembut.

Athira tersenyum, ia tau betul bahwa Alex akan berubah menjadi--sangat-- lembut kepadanya kalau ia sakit. Selalu begitu. Mengingat dirinya juga jarang sakit.

"Tadi siang udah. Iya, di ajak ke rumah sakit. Kata Bunda panas nya gak ilang-ilang jadi dibawa ke rumah sakit."

"Dokter bilang apa?"

"Kecapean doang. Padahal gue ngerasa gak ngelakuin apa-apa."

Alex mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kalau gitu berarti besok kegiatannya harus di forsir ya, kalau ngerasa udah capek banget gausah dilanjutin. Oke? Gak enak kan sakit?"

Athira tersenyum, "Iya bawel,"

Alex mendengus geli sambil mencubit pelan pipi Athira.

"Eh Dek-"

Kring Kring Kring

Ucapan Alex terpotong oleh nada dering hp nya yang menunjukkan adanya panggilan. Alex melirik ke arah hp nya kemudian menekan tombol hijau di layar hp nya.

"Halo?"

"....."

"Oh, oke. Tunggu ya." Dan Alex pun memutuskan panggilan itu.

"Dek, gue ke bawah bentar ya." Ucap Alex.

Athira mengerutkan keningnya, tapi tak urung menganggukkan kepalanya juga. "Cepetan balik," katanya.

Dan dibalas Alex dengan senyuman miring khas nya.

***

Ceklek

"Balik juga lo-- eh?"

Rafa tersenyum di ambang pintu kamar Athira. Setelah bertemu Alex dan kedua orang tua Athira di bawah, mereka langsung menyuruh Rafa untuk menuju kamar Athira.

"Gue... Boleh masuk?" Tanya Rafa. Athira menganggukkan kepalanya ragu. Karna pada dasarnya ia tidak pernah membolehkan lelaki lain masuk ke kamarnya selain Alex dan Angga. Tapi sepertinya ia harus membatalkan peraturan dasarnya itu.

Ketika menginjakkan kakinya ke kamar Athira, hal pertama yang di tangkap Rafa adalah Athira sangat amat menyukai warna putih, toska, dan.. Vanilla.

Ia pun memilih duduk di samping tempat tidur Athira, tepat dimana Alex duduk tadi.

"Lo udah sakit dari kemarin ya? Kok gue gak tau?" Tanya Rafa.

Athira tersenyum mengejek, "Emang lo siapanya gue sampe harus tau keadaan gue?"

First or Last?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang