07:00 AM.
Alex terbangun dengan Athira di sampingnya. Ia tersenyum melihat wajah Adik semata wayangnya itu. Ia pernah berjanji bahwa ia akan menghajar siapapun yang bisa membuat Adiknya menangis. 9 tahun yang lalu Athira pernah menangis karna seorang lelaki sebaya Athira, tetapi ketika Alex ingin memberi pelajaran kepada bocah lelaki itu, ia menghilang. Athira berkata bahwa bocah lelaki itu kemungkinan pindah, itulah alasannya kenapa ia menangis 2 hari 2 malam, dan itu sangat amat membuat Alex murka. Dia tidak sempat memberi pelajaran kepada lelaki itu. Mungkin lain kali akan terpenuhi.
"Bang? Udah bangun lo?" Tanya Athira dengan suara khas orang bangun tidur.
"Belum. Masih tidur nih. Zzz." Kata Alex. Athira mendengus geli mendengar perkataan Alex.
"Hoaammm." Athira menguap sambil meregangkan badannya.
"Loh? Kok TV nya udah mati? Siapa yang matiin?" Tanya Athira.
"Gue lah. Emang mau siapa lagi. Lo kan tidur udah kaya mati. Gak gerak."
Athira mengerucutkan bibirnya, "Emang kapan lo bangun? Bukannya kita sama-sama ketiduran?"
"Jam 5. Kebangun, trus abis sholat shubuh gue matiin deh TV nya." Jelas Alex.
Athira membesarkan matanya, "Lo gak bangunin gue buat sholat shubuh!?"
Alex mendelik ke arah Athira, "Gimana mau bangunin, lo tidur kaya mati gitu, Dek. Gak tega lah gue banguninnya."
Athira yang tadinya membulatkan matanya sekarang tersenyum, "Uu how sweet." Katanya sambil memeluk Alex.
"Lebay lo. Udah ah gue mau mandi. Sana lo mandi, jadi cewe jangan pemales. Ntar gak ada yang mau." Ucap Alex seraya berjalan keluar kamar Athira.
Athira mendengus mendengar ucapan Abangnya, tetapi kemudian ia segera melesat ke kamar mandi.
Selesai mandi, Athira berjalan ke arah dapur. Disana sudah ada Anna, Angga, dan Alex.
"Pagi, Bun, Yah, Bang." Sapa Athira sambil mengecup pipi Anna, Angga dan Alex.
"Pagi sayang," sapa Anna dan Angga balik.
Athira mengambil beberapa sendok nasi goreng dan memasukkannya ke piring.
"Ayah, mau balik ke Singapore kapan?" Tanya Alex.
"Rencananya malam ini, Lex." Jawab Angga.
"Cepet banget! Trus pulang lagi kapan?" Tanya Athira.
"Balik aja belum, Ra. Udah ditanya pulang," jawab Angga sambil terkekeh pelan.
Athira mengerucutkan bibirnya, "Jangan lama-lama, Yah, disana nya." Ucap Athira.
"Ayah gak janji ya." Jawab Angga lagi. Athira kembali mendengus sambil menekuk wajahnya. Sedangkan yang lain hanya tertawa melihat kelakuan Athira.
Setelah menyelesaikan sarapannya, Athira pun membantu Anna untuk menyuci piring di dapur.
"Ra," panggil Anna. Athira yang sedang menyusun piring yang sudah kering ke lemari menolehkan kepalanya.
"Iya, Bun?" Jawab Athira.
"Kamu masih inget Evan kan?" Tanya Anna. Athira yang mendengar itu hampir saja menjatuhkan piring yang ia pegang.
Ia tersenyum, "Masih lah, Bun. Kenapa?"
"Kemarin pas lagi di Restoran, Bunda ketemu sama Mamanya Evan."
Athira tersedak, "Berarti... Evan... Tinggal disini ya, Bun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
First or Last?
Fiksi Remaja"Cause no matter what's going on in the past, you still be the first and the last, for me."