Jalanan macet sudah terlalu biasa di Jakarta, nah kalau tidak macet baru itu luar biasa istimewa. Andai saja Jakarta berubah menjadi London yang begitu teratur dan keamanannya di jaga diatas rata-rata, pasti para gadis cantik sepertiku akan merasa aman kalau pergi kemana pun tanpa takut ada gangguan dari orang-orang jahat. Andai saja ... Tapi sekarang aku sudah duduk manis di jok belakang dengan sesekali mengecek ponsel, kali aja ada pulsa nyasar yang masuk kan lumayan ngirit uang jajan. Melihat ke samping ada ibu yang sedang membaca beberapa kertas berukuran HVS, mungkin data toko yang mau di periksanya.
"Na, ada yang nggak bener nih!" Tunjuknya pada deretan angka yang tertera di kertas. Aku ngangguk aja, pura-pura ngerti ketimbang kena ceramah 'Kamu tuh udah di sekolahin mahal-mahal tapi nggak ngerti soal begini aja, kemana aja, Na?'
"Memangnya ibu bisa di bohongin ya, Na?" Tanyanya kesal. Keningnya berkerut dan matanya melotot. Ibu serem kalau begini.
Bisa banget. "Tidaklah, Bu!"
"Ibu udah curiga sejak lama sama manajemen yang kelola toko kita ini, Na, dan sekarang terbukti ada dana yang nggak bener tujuannya kemana. Ibu rasa sudah saatnya kita bertindak pada mereka!'' Sambungnya panas membara, sampai-sampai asap pada keluar dari atas kepalanya.
Bercanda.
Jujur.
Aku tidak ngerti sama sekali dari awal sampai ibu mengap-mengap kesal kaya gitu. Sebenarnya apa sih yang di bicarain?
"Bu, boleh aku bertanya? Itu pun kalau ibu berkenan menjawab" Aku harus berhati-hati bertanya pada orang yang mengalami kenaikkan emosi secara signifikan, kalian juga pasti ngerti kan maksud aku?
"Silakan"
"Sebenarnya ada masalah apa, Bu?"
Tarikan napas terdengar pelan di sebelahku.
"Orang yang ibu percayai, dia berkhianat, dia korupsi!"
JLEBBBB
"Sial. Kurang ajar, Bu!' Sontak aku berteriak mengagetkan penghuni mobil.
Supir yang di depan langsung menoleh ke arahku, pasti kaget ya ... dengar aku yang mengumpat cukup baik.
Ibu merenguk. "Nana, bahasamu barusan ibu tidak suka ya ... " Aku mengangguk. Aku anak baik dan anak orang tuaku, bukan anak hewan.
"Maaf? Abis aku kesal terus kelepasan deh, Bu" Belaku dengan cengiran manis. Aku emang nggak sengaja. Beneran.
Kita tiba di toko bangunan yang terbilang cukup besar, aku nggak tahu kalau keluargaku punya usaha yang bergerak di bidang ini. Hmmm .... Lumayan juga buat nambah-nambahin warisanku, itu juga kalau masih berjalan toko nya.
"Bu, aku di sini aja ya...?" Panasnya di luar sana, sampai daun-daun berjatuhan sendirinya tanpa hembusan angin. Terbukti kan cuaca yang panas mempengaruhi.
"Nggak boleh! Ibu sengaja ajak kamu tuh buat nakutin mereka. Jadi ayo turun"
Alamak!
Emang aku hantu? Nakutin ya? Sampe sang ibu melakukan hal menyakitkan begini padaku. Sungguh detik ini juga aku pengen berendam di danau yang luas dengan Es Cream sebagai pengganti airnya, menenangkan kekesalan dan amarahku pada ibu.
![](https://img.wattpad.com/cover/42750288-288-k796395.jpg)