Sebenarnya ini cerita pemanis saja dari Om Kent 😂😂😂😂
~~~~~~~~~
Aku beneran suka liat pantat gadisku bergoyang-goyang dengan seksi nya saat berjalan di depan. Lihat, gerakan pantatnya sangat seirama angin yang menerpa wajahku. Mami, aku pengen cepat-cepat nikahin ini anak. Aku sudah nggak kuat ... Nggak kuat harus nunggu dua tahun lagi.
Ya ampun itu pantat ... Walau tertutup kain aku bisa tahu jika pantat nya memantul saat dia loncat-loncat menangkap serangga.
Ini sungguh nikmat Tuhan yang tidak pernah bohong.
"Om ..." Teriaknya cekikikan. Ini bocah kenapa begitu cantik saat cekikikan gitu? Apa dia pake pelet sampai aku tergila-gila padanya.
"Apa sayangku?" Aku sedang bersandar dibawah pohon dan menikmati pemandangan pantat gadisku.
"Aku nangkap apa cobaaaa?" Tanya nya menggoda.
Fak!!! Suaranya saja sudah membuatku merinding.
"Nangkap hati aku buat Tata." Itu bukan gombalan tapi fakta untuk gadisku.
"I see." Katanya sambil berjalan kearahku. Tata menangkupkan kedua tangannya seolah-olah menyembunyikan sesuatu di tangan cantik nya. "Mau liat ga?"
"Aku lebih mau liat dada Tata ih." Cengirku. "Ta, main yuk?" Aku menaikkan sebelah alisku untuk menggoda nya.
"Boleh." Jawabannya tersenyum manis. "Tapi dengan satu syarat, Om harus tebak dulu ini." Tunjuk nya dengan dagu indah pada tangannya.
"Capung." Jleb! Nggak usah banyak basa-basi sama aku. Aku udah tahu sejak awal dia sibuk nangkap capung pas tiba di bukit ini.
"Ih, nggak seru!" Bibir seksinya yang sudah ku cipok ratusan kali cemberut. "Tadi kan Om nggak liat aku nangkap capung."
"Sayangku, apa sih yang nggak aku liat dari kamu. Sekarang juga kamu pakai bra hitam." Warna hitam terpampang nyata di depanku saat kaos putihnya yang terlalu tipis untuk di pakai.
"Tadi Om tidur."
Aku ngintipin Tata. "Tapi aku punya mata batin yang selalu terfokus sama Tata."
"Oh." Jawabnya bingung. Kalau sudah begini tinggal tunggu tanganku mendarat di kulit mulus miliknya.
"Sayang ... " Bisikku mendekat. "Aku udah tebak dan sekarang kita main sebentar sebelum pulang ke Jakarta." Hidungku bergerak perlahan menyusuri leher jenjangnya.
Mami .... Wangi sekali ini calon menantumu.
"Om ... " Tanpa sadar Tata ku sudah memberikan akses lebih untuk ku nikmati. "Jangan kasih tanda ya."
Fak
Aku menarik Tata untuk duduk di pangkuanku.
"Aku kasih tanda di dada ya." Sebelum dijawab. Aku sudah menggigit kulit mulusnya di dekat dada empuknya. "Hanya kita berdua yang melihat tanda ini."
Rintihan kenikmatan dari bibirnya membuatku semakin gila. Bahkan tanpa ku sadari, kancing jeans milik Tata sudah terlepas dan jariku sudah masuk ke area basahnya.
"Om ... " Suara erangannya semakin membuat panas "Lebih cepat." Desaknya.
Lihat? Aku benar-benar beruntung bukan?
