“Gimana makannya?” Tanya Ibu saat aku sama ayah baru sampai rumah.
“Enak, Ibu harus kesana lain kali.” Ayah antusias banget ya? Apa sudah tahu kalau yang punya Café itu calon menantu masa depannya.
Haha
“Ayo kapan?” Tanya Ibu semangat kalau sudah berhubungan soal makan.
“Secepatnya atuh. Oh iya, tadi juga sempat ngobrol sama pemiliknya, Bu. Dia masih cukup muda.”
Aku jadi geli sendiri saat ingat rabaan Kent di tubuhku.
Oh. Aku pengen digitu lagi dah.
“Sama dong kaya pacar, Nana.” Ibu mengedipkan sebelah matanya padaku.
Ihhh … apaan ini Ibu?
“Nana udah punya pacar?” Tanya ayah setengah kaget.
Aku rasa aku harus segera pergi menjauh dari para orangtua ini yang tingkat keponya sudah angkut. Lama-lama disini bisa membuat kupingku terbakar mendengar ocehan sana-sini tentang pro dan kontra nya memiliki pacar.
Semoga saja besok sudah reda masalah ini. Tapi ternyata? Tidak sama sekali. Saat aku turun dari kamar untuk sarapan mereka masih berdiskusi mengenai Om Kent.
“Bu, masa pacar Nana tua banget? Ayah nggak setuju kalau mereka nikah! Mau gimana nasib cucu kita?” Ayah gantengku ngomel-ngomel sejak duduk di kursi favoritnya sejak tadi.
“Belum tua, Ayah, cuma sudah terlalu matang. Tapi menurut ibu mereka cocok kok.” Ini satu lagi biang masalahnya. Andai mulut Ibu nggak gatel pasti tidak akan ada perdebatan sengit di meja makan.
“Lagian Ibu suka, Nak Kent.” Ibu cekikikan seperti anak muda.
“Iya cinta, tapi yang terlalu matang itu nggak enak!”
Kata siapa?
Om Kent itu enak ah. Enak luar biasa!
Aku malah pengen di raba-raba lagi biar semua anggota tubuhku pada nyut-nyut dan nilai plus nya lagi beberapa bagian tubuhku bisa besar.Seksi gitu.
Hahaha
“Ayah, Nak Kent itu menantu idaman tau?”
Idaman semua wanita.Dia keren, kaya dan hidupku mungkin terjamin.
“Tetep nggak cocok buat, Nana! Kalian beda berapa tahun, Na?” Ayah menodongku dengan sendok makannya.
“Tujuh belas tahun, Yah.” Tapi nggak papa juga kok, aku nggak permasalahin umur. Yang penting sekarang mah bisa muasin aku luar dalam.
“Buuuu ….?” Rajuk Ayah manja. “Bayangin … mereka bedanya jauh banget. Sama ayah aja cuma beda sepuluh tahun.” Repot banget ini orangtua.
“Bayangin kaya gimana?” Tanya Ibu genit.
“Idih si Ibu gitu!” Delik Ayah kesal. “Na, putusin orang itu ya? Cari aja yang seumuran.”
Ibu melirikku.
Ayah berharap menunggu jawabanku.
Aku menggeleng.
*
Aku yang sedang tengkurap diranjang, melihat-lihat isi tabloid yang sedang memuat gossip terpanas belakangan ini.
* Bulan depan ada konser Idol Korea, aku
harus cepet hubungi Kak Ghea biar di ajak nonton gratis. Dia kan fans segala yang berbau Korea.* Musisi AD nyalonin jadi wakil gubenur. No coment dah.
* JB and SG, balikkan lagi. Ini dua orang Apa nggak bosan maju mundur dari dulu. Puyeng pala aku liatnya. Haha
Makin pusing baca gossip lain yang entah semakin aneh dan menjadi-jadi. Apa nggak ada gitu berita bagus buat di gossipin? Kenapa hal-hal jelek selalu jadi bahan pembicaraan paling menarik.