"Om, aku ngantuk." Aku mendengus kesal baru aja ia melakukan kekerasan seksual pada calon istri kecilnya. Menampar dan mencubit pantat indah Tata. Sekarang dia malah pengen tidur, padahal Dedek juga belum tidur.
"Jangan dulu tidur, Ta. Dedek juga belum tidur" Mengguncang bahu Tata yang sudah terlelap di Sofa. Enak saja, aku nggak bakalan tinggal diam saat Tata udah dapat pelepasannya.
"Suruh tidur atuh, Om. Kalau nggak guyur pakai air panas" Celotehnya. Ini anak kecil, udah enak sendiri malah nggak mau berbagi.
"Tata, sadis banget. Aku marah" .
Aku masuk ke area dapur, mengambil minuman dingin buat nenangin emosiku. Argh. . . Itu anak kecil dari awal ketemu seenaknya saja. Dan kenapa juga aku bisa jatuh cinta setengah mati dengannya? Sial.
Kalau saja yang namanya perasaan cinta bisa ku kontrol buat nggak jatuh pada Nathasa Riff Black, gadis Tujuh Belas Tahun yang jadi Fans Fanatik dari beberapa musisi terkenal dunia.
"Om. . .?" Rengeknya dengan suara manja dan seksi. Sebelum aku bisa berbalik, Tata sudah memelukku dari belakang. Merasakan tubuh bagian depannya yang kenyal.
"Om....." Sekali lagi dia memanggil.
"Ya, lov"
"Aku sayang banget sama, Om"
Aku nyengir bahagia, beginilah enaknya punya Pacar anak kecil, cablak, ngegemesin, masih pada di segel beberapa bagian tubuhnya, dan gampang di kibulin soal Seks. Hahaha
"Jawab dong, Om." Bentaknya sambil menggigit lenganku.
"Aku cinta dan sayang, Tata. Tapi sekarang lebih sayang pantat, Tata" Hihihi.
Yang aku tahu, Tata pasti bakalan sebel kalau aku udah bawa-bawa area pribadinya. Tapi sekarang dia malah cekikikan gitu.
"Om, aku jadi pengen cepetan nikah sama Om,"
Itu adalah kalimat yang mampu membuat Dedek tenang, membuat batinku damai serasa berada di tengah hutan. Tenang dan damai. Tata itu penyejuk semua yang ada dalam diriku.
I Love You, Tata.
Aku membalikkan badan, memeluk tubuhnya dengan erat, harum wanginya sangat mengundang selera. "Kalau nanti kita udah nikah, tata jangan lirik cowok lain ya?"
Itu salah satu ketakutanku, Tata masih muda dan gampang buat suka bahkan jatuh cinta sama cowok lain, jangan sampe deh, amit-amit.
"Itu tergantung situasi, Om" Benarkan? Jawabannya ngegantung. Ini anak hobi banget bikin hati nggak tenang.
"Ya sudah, aku nggak marah kok. Asal Tata tiap malam harus layani aku di ranjang" Dengan begini, dia pasti bakal nggak berani macem-macem ma cowok seumurnya.
"Wah . . .parah itu mah!" Katanya jengkel, melepas pelukanku. Keduanya matanya melotot marah. Ya ampun dia kaya boneka Annabelle kalau udah kesel sama marah gini. Nakutin.
"Apa nggak kasian sama aku? Tiap malam harus layani hasrat Om tua kaya Om?" Berkacak pinggang.
Ini anak mulutnya pedes banget, oke. Aku jauh lebih tua darinya, jauh banget. Tapi kan nggak seharusnya bawa-bawa umur, apalagi bilang aku udah tua, itu nyakitin harga diri aku sebagai cowok matang.
"Udah deh Om, terima aja kalau udah tua. Jangan dipikirin. ...toh aku juga mau nikah sama Om, meski kadar kematian Om lebih cepat dari aku" Ujarnya santai.
Mamiii. ..kalau bukan aku cinta mati padanya, sudah aku tendang ini anak Barbie ke luar pintu Apartemen. Sabar Kent.
"Emang mau jadi janda?" Tanyaku, dia tampak berpikir sesaat.
"Boleh juga, kayanya asyik. . .kaya lagu. . ."
Kata orang aku cantik, kata orang aku seksi
Elo jangan sakit hati
Emang ya begini, hidup jadi janda
Diomongin tetangga
Aku jalak bukan jablay
Aku janda galak, bukan janda lebay
Sori gampangan itu bukan ai
Karena aku jalak bukan jablay
Beberapa kali pantatnya goyang beberapa kali, kanan kiri, tak lupa Payudaranya ikut memantul sesuai irama kakinya. Astaga ini anak, dia sengaja mau ngegoda? Sabar Kent, sebentar lagi gadis kecil ini akan jadi milikmu. Mau di apain juga nggak bakalan ada yang ngelarang.
"Puas?" Aku bertanya dengan tatapan sinis.
"Banget," Dia menjawab tersenyum lebar. "Om, I love You. "
Aku langsung meraup badannya yang kecil bagiku, membawanya ke kamar. Melakukan hal gila.