"Jadi, siapa yang akan minta maaf duluan?" Tanya Ibu di depan kita berdua. Aku sekarang lagi di sidang sama Kak Ghea di kamar. Ini semua gara-gara perkelahian antara sepupu dengan permasalahan yang menurut aku nggak penting-penting amat sih.
Aish. Siapa yang duluan coba? kan Kak Ghea yang mulai mukul aku.
"Yang lebih tua dong ngalah." Sindirku
Kak Ghea langsung memberikan tatapan mautnya. Sini kalau berani? aku nggak takut.
"Sadar umur dong. Yang lebih tua itu selalu benar dan lebih banyak jam terbangnya soal pengalaman hidup." Ujar Kak Ghea.
"Tapi kalah sama yang lebih muda, nggak punya pasangan. Huh ... Kasian amat hidupnya kesepian." Cibirku.
Kak Ghea spontan menarik rambutku lagi yang udah kusut, sakit banget ini. Aku benci rambutku di tarik-tarik kaya gini, nggak ada nikmatnya sama sekali beda halnya dengan tarikan tangan Kent yang membuatku melayang entah kemana.
"Ghea dan Nana! Sebenarnya ini masalah tentang apa?" Tanya Ibu, wajahnya mencerminkan kekesalan.
"Tentang Nana boncel yang mau menikah dan aku nggak rela di duluin lagi!!!" Mewek deh gadis asal bandung ini. Lebay banget Kak Ghea ini.
"Kenapa bukan Ghea aja yang duluan nikah?" Tanya Ibu prihatin.
"Nah itu dia. Aku belum punya pasangan." Kejer-kejer Kak Ghea.
"Cari dong." Ibu mencoba menahan tawanya. Ketawa aja Bu, enak lho ngetawain orang. Hahahaha
"Ah, nggak asyik!" Teriak Kak Ghea, dia bangkit lalu masuk ke kamar mandi. aku sama Ibu langsung ketawa edan.
"Udah berhenti ketawanya. Kasian Ghea." Aku mengangguk dengan perut masih sakit akibat terlalu asyik ketawa.
"Ibu juga berhenti dong?" Ibu masih terkekeh saat keluar dari kamarku.
"Kalian berdua jahat sama aku!" Teriak Kak Ghea dari dalam kamar mandi.
"Maaf deh, Kak Ghea?" Aku balik Teriak.
"Asal traktir aku makan!" Kak Ghea balik teriak.
"Aku nggak punya uang!"
"Minta sama pacar tuanya." Saran Kak Ghea keluar dari kamar mandi. Wajahnya basah. Aku jahat banget Udah bikin Kak Ghea nangis.
"Kak nangis?" Tanyaku pelan.
"Nggak kok."
"Tapi Itu pada basah mukanya?" Selidikku di dekat Wajahnya.
"Abis cuci muka." Jawabnya tersenyum lebar. "Jadi kapan kita makan diluar?"
"Emang aku bilang ya?"
"Ih, Nana! Rese deh!" Banting Kak Ghea.
/
"Cup ... Cup ... Cup .... Tata sayang kenapa ini tangannya pada biru?" Kent mencium jari-jariku dengan sangat lembut.
"Om, yang sakit tangan bukan jari!" Bentakku kesal.
"Aku bantu sembuhin ya ...? Gratis dan rasanya nggak akan sakit kaya di rumah sakit." Goda Kent.
Aku merasa jari-jariku di jilat dengan lembut, bukan hanya itu saja Kent juga menghisap jari tekunjukku dengan kuat.
Astaga!!! Rasanya klepek-klepek Bu.
"Om, hmmm ... " Aku bingung dengan kata hmmm ... Hmm kenapa ya? Apa enak atau menggelikan.
"Ta, Mami aku ngundang makan malam nih, mau datang nggak?" Sekarang jari Kent berpindah ke arah pinggangku.
