Bab - 10

43.6K 1.2K 31
                                    

"Love ... bangun? Ini udah sore." Aku mendengar suara samar-samar di dekat telingaku. Memang aku saat ini lagi dimana? Perasan aku lagi tidur di ranjang empuk, lebih empuk dari tempat tidurku.

"Ntar ah." Jawabku lebih mendekatkan diri pada bantal. Ini bantal kalau di rasa-rasa kagak empuk malah keras. Apa aku sedang  ngelindur?

"Love, jangan tidur terus dong? Dedek juga nggak tidur-tidur tuh, malah makin bangun."

Berisik ini yang ngomong.

"Love ... ?" 

"Love apaan?" Bentakku. Aku membuka mata dan yang kurasakan pertama kali adalah pipi kiriku menempel pada perut kotak-kotak seorang pria.

Huwaaaaa ... Siapa lakinya?

"Tata kalah deh sama Si Dedek. Lihat tuh? Dia udah bangun dari tadi."

Aku cepat-cepat menoleh kearah yang di tunjuknya. Berdiri dengan kokoh di balik Boxernya, ini Dedek apa nggak cape berdiri terus? 

"Ya suruh tidur lagi aja, Om." Aku duduk dan di sebelahku masih ada Kent yang tiduran santai.

"Nina boboin dong?" Kent mengelus-ngelus punggungku. Aku memperhatikan seragam sekolahku yang kusut akibat tidur.

"Ogah!"

Jari Kent terus mengelus punggungku dari balik seragam, memberikan getaran-getaran aneh dan menyenangkan. Aku menggigit bibir berusaha menahan rengetkan aneh keluar dari bibir cantikku.

"Lov, rencana kuliah di mana?" Tanyanya. Sekarang yang kurasakan Kent sudah duduk di belakangku, kedua kakinya terbuka lebar hingga memeluk kedua sisi kakiku.

Soal kuliah. Aku belum terlalu memikirkan, masih jauh ini ke hari ujian.

"Inggris."

"Berarti aku harus segera beli Apartemen di sana." Mulut Kent sedang mencicipi belakang leherku.

"Untuk apa, Om?" Aku terkikik saat lidahnya berputar-putar di leherku meninggalkan jejak basah.

"Sayang ini ...  Ya buat tinggal kita berdua?"

Ini gimana maksudnya? Dia juga mau kuliah? Apa nggak ketuaan?

"Tinggal berdua apa sih, Om? Aku nggak ngerti?" Aku menoleh kebelakang mencari jawaban.

"Aku nggak mau jauh dari, Tata." Jawabnya, bibirya mengerucut. "Jangan Inggris, Ta. Bandung aja ya?" Lanjutnya tawar menawar.

Jadi Baby besar ini mau ngikutin aku ke Inggris, astaga mau gimana kehidupanku disana jika ada dia yang selalu jadi bayanganku.

"Nggak ah, kalau gini aku jadi males kuliah." Aku kembali memandang lurus kedepan. Menyilangkan kedua lengan di dada.

"Bagus tuh, mending kita nikah aja, Ta. Enak lo." Kent menarikku untuk kembali berbaring,

"Aku nggak mau nikah muda, Om!" Kataku sambik menutup mata saat merasakan panas membara dari bibir Kent di lekukan leherku. Tubuhnya menutupi tubuhku.

"Ih gitu sih!!! Kan aku keburu tua banget,  Ta." Tangan Kent sudah membuka dua kancing seragamku.

"Nyadar ya? Bagus dong." Aku melenguh saat mulut Kent mengisap dada atasku.

"Makannya Tata harus kasian sama aku. Nikah yuk? Pas Tata udah lulus nanti." Mulut Kent masih menginvestasi dadaku, pasti bakalan merah nih.

"Kalau aku mau nikah sama Om. Om mau ngasih apa ke aku?" Mulutku terbuka membentuk huruf O saat ada yang menarik-narik kedua putingku.

O M JEh

Kentara DimasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang