Part 11

2.6K 140 0
                                    

Mereka semua kini memasuki gedung putih yang bernuansa islami..
Ya, Aisyah, Uzzam beserta keluarga Nayah kini telah berada disebuah Rumah Sakit Islam milik kerabat dekat Uzzam..
Hari ini Aisah rencananya berniat untuk menemani sahabatnya terapi.
Nayah memang kesulitan dalam berjalan semenjak kecelakaannya itu.
Namun ia semangat untuk sembuh demi orang-orang yang ada disekelilingnya. Demi hidupnya.

"Assallammualaikum.." sapa Aisyah pada 2 wanita yang berada di bagian receptionis. Semua pegawai dirumah sakit ini berpakain sesuai syariat. Yang wanita pun mengenakan pakaian syar'i semua.
Menurut kabar yang ada, pemilik rumah sakit ini, yaitu ayah dari teman Uzzam adalah orang yang sangat menghormati Agama. Ia ingin berjihad dijalan Allah sesuai ketentuanNya.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Ukhty.. Ada yang bisa kami bantu?" receptionis itu menjawab dengan sangat sopan.

"Apakah Dr.Farid nya sudah datang? Ana sudah buat janji dengan beliau." Aisyah menjawab dengan lembut.

Sang receptionis itu langsung tersenyum "Kalau boleh tau nama Anty siapa?"

"Nama ana Aisyah Shiffa Zahrani"

Kedua wanita itu langsung mengangguk paham. "Jadi Anty keluarga dari bapak Uzzam Fadillah? Baiklah, silahkan keruangan beliau saja. Beliau sudah menunggu." wanita itu langsung menunjukkan arah ruangan Dr.Farid dengan santun.

Aisyah dan yang lain mengucapkan trimakasih dan berlalu pergi setelah mengucap salam.

Tok tok tok..

"Masuk!" terdengar suara bariton dari seorang lelaki yang ada didalam ruangan.

Uzzam membuka pintu seraya mengucap salam.

"Alhamdulillah.. Sudah sampai kamu Zam.." Dr.Farid langsung menyalami Uzzam dan saling berpelukam melepas rindu mereka. (Mereka sudah lama tak bertemu, dari pendakian terakhir mereka, disitulah terakhir mereka bertemu)

Dr.Farid menyapa kami semua dan menyalami ibu Nayah sopan dan Abang Nayah. Saat pandangannya kepada Aisyah ia terdiam sebentar. Uzzam yang melihat adanya kebingungan diraut wajah temannya ini langsung menepuk bahunya. "Itu Aisyah, Rid. Alhamdulillah ia sekarang berniqab!"

Farid langsung menangkupkan tangannya didepan dada dan tersenyum sopan, begitupun dengan Aisyah.
Sesaat pandangannya kini beralih pada Nayah.
Nayah yang merasa risih diperhatikan dengan intens seperti itu oleh Dr.Farid langsung berdehem..

Wajah Farid berubah merona. Malu akan sikapnya. Lirih terdengar ia mengucapkan istighfar. Uzzam yang menyadari perubahan sikap temannya itu menepuk bahunya pelan.

"Baiklah.. Jadi siapa yang ingin diterapi?" tanya Farid pada Uzzam.

Ridlo kakak dari Nayah langsung memajukan sedikit kursi roda adiknya itu. "Adik saya Dok." ucapnya sopan.

Farid menangkap kegelisahan di wajah pasiennya ini. "Anty kenapa? Apakah ada yang sedang dirasa sekarang?" tanya Farid hati-hati.
Nayah langsung mendongakkan kepalanya dan tersenyum kikuk pada Farid.

"Afwan Dok.. Apakah nanti yang membimbing saya terapi itu dokter? Jika ia, maaf sekali dok. Kita ini kan bukan mahram." jawab Nayah terbata-bata sambil menundudukan wajahnya dalam-dalam.

Semua yang ada diruangan ini tersenyum. Terutama Aisyah dan Uzzam, karna mereka tau bahwa nanti yang membantu Nayah terapi itu perawat wanita bukan pria. Karna dirumah sakit ini juga diberi batasan untuk yang bukan mahram, terkecuali Urgent.

"Na'am.. Anty tidak perlu khawatir, dirumah sakit ini ada batasan antara yang bukan mahramnya. Dan nanti ada ahli terapis wanita yang akan membantu Anty.."

Pendakian CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang