Part 25

2.5K 94 0
                                    


"Apakah harus sesulit ini, Bii? Ammii merasa seperti orang yang bodoh." suasana malam yang begitu dingin itu menjadi tambah sunyi. Hening. Titik demi titik airmata Aisyah turun begitu saja.

Uzzam yang sedari tadi masih setia memeluk istrinya kini sedikit terkejut, merasa bahwa istrinya kini tengah menangis. Tubuhnya sedikit bergetar. Dieratkannya pelukan pada sang wanita pujaan.

"Wanita itu diciptakan dengan segala keindahannya, Mmii.. Tapi kadang kala, wanita bisa menjadi cobaan ataupun fitnah terbesar bagi setiap lelaki." Uzzam memberikan jeda sebentar pada ucapannya.

Kini Aisyah duduk bersila menghadap sang suami.

"Ammii cantik. Ammii begitu shalihah. Walaupun Ammii bercadar ataupun berpurdah sekalipun. Bila lelaki yang menatap Ammii itu dengan penuh nafsu, tetaplah itu bisa menjadi petaka untukmu wanita dan bagiku pria."

"Lalu, Bii?" Aisyah menatap Uzzam dengan tanya.

Uzzam mengangkat sedikit sudut bibirnya. Tersenyum. Teduh.

"Jadi.. Jangan salahkan diri Ammii sendiri dengan kejadian yang ada pada saat ini. Itu salah dia. Dia yang tak bisa menghalau nafsunya. Kita doakan saja. Semoga Amad cepat sehat kembali."

Aisyah menatap heran Uzzam. "Abii tak membencinya?" Uzzam menggeleng seraya tersenyum.

"Abii tak marah sedikitpun padanya?" tanya Aisyah sekali lagi meyakinkan.

Uzzam tersenyum seraya membawa Aisyah ke pangkuannya.

"Apa pantas Abii membencinya? Apa pantas Abii menaruh dendam padanya?" Aisyah menunduk lesu.

Uzzam mengangkat lembut dagu Aisyah. Kini mereka saling menatap. Dekat sekali.

"Abii tak pantas untuk membencinya, Mii.. Bila Allah saja Maha Mengampuni, mengapa Abii tak bisa memaafkannya juga. Abii memang marah padanya. Tapi sudahlah, Abii sudah menekan dalam-dalam ego Abii.. Abii pasrahkan semuanya pada Allah. Abii tau, Allah telah mempersiapkan hal lain yang sangat indah dibalik keadaan ini semua."

Aisyah tak mampu berkata apa-apa. Ia merasa sangat bodoh karna sudah menaruh sedikit rasa benci pada Amad. Airmatanya turun begitu saja.

"Mii.." tegur Uzzam.

"Allah begitu baik.. Allah begitu baik telah mengirimkan pria yang begitu shalih untuk Ammii.." Airmatanya terus saja mengalir. Aisyah mengucapkan kalimat itu sambil menyentuh wajah Uzzam.

Uzzam menyentuh tangan Aisyah saat tangan itu masih ada dipipinya. "Alhamdulillah.. Abii pun sangat bersyukur, karna Allah telah mengirimkan bidadari syurga untuk Abii.."

"Uhibbuka fillah Abii.."

"Uhibbuki fillah permaisuriku.."

(Goresan Pena)

Langit memang tak pernah selalu menunjukkan cerahnya sinar matahari..
Tapi ia dapat menggantikannya dengan kemilau pelangi..

Dunia memang tak selalu dapat menunjukkan indahnya kehidupan..
Tapi SyurgaNya akan selalu menunjukkan indahnya kehidupan abadi..

Cinta manusia bagaikan pohon tumbuh yang suatu saat dapat rapuh bahkan mati..
Tetapi cinta Sang Ilahi akan selalu abadi sampai mati..

Kadang keyakinan tak selalu sesuai dengan kenyataan..
Tapi kenyataan harus selalu kita yakini..
Yakini.. Bahwa semua itu sudah ada digaris takdirNya..

-Aisyah-

**********

Assallamualaikum readerss...

Aku balik lagiiii.. Hihi

Hujan-hujan gini enaknya update yang romantis manis gimana gituu.. Xixixi

Jangan lupa vote dan komennya yaa^^

Syukran^^

Pendakian CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang