Part 7

3.5K 188 5
                                    


Assallammualaikum readerss.. Maaf baru bisa update lagi.. Hihi..
Jadwal di dunia nyatanya lagi padatt.. (Gaya ah) hehehe..
Selamat membaca semuaa... :*

***********

Hari ini semua yang ada diruangan serba putih ini, tengah menantikan sebuah moment sakral yang membahagiakan dan menegangkan. Pasalnya calon mempelai wanita yang kini akan dinikahi adalah seorang wanita yang tengah terbaring koma.

Aisyah Shiffa Zahrani. Wanita yang sebentar lagi akan dipersunting oleh Uzzam Fadillah, tengah terbaring koma diruangan ini.. Ia koma. Ia seperti orang yang sedang tertidur pulas. Namun padahal sebenarnya ia mendengar apa-apa yang ada disekelilingnya. Ia mampu merasakannya, namun tak mampu menggerakan tubuhnya apalagi membuka matanya sedikit saja..

Ia masih ada. Ia belum bersama Tuhannya. Tuhan masih memberikan ia hidup, namun Tuhan masih mengulur waktunya sebentar saja untuk ia merasakan dunia kembali.
Percayakan bahwa janji Allah itu pasti..

Uzzam yang tengah duduk berhadapan dengan ayah dari Aisyah mendadak menjadi gelisah. Mengapa? Karna awalnya pernikahan ini tidak disetujui oleh orang tua Aisyah. Bukan karna Uzzam yang tak pantas untuk bersanding dengan Aisyah. Tapi karna orangtua Aisyah shock bahwa ada yang ingin menikahi putrinya dalam kondisi putrinya yang seperti ini.
Uzzam tak menyerah.. Abah dan Ummi Uzzam pun turut membantu Uzzam dalam meyakinkan calon besannya itu.
Sampai akhirnya hampir 3jam lamanya mereka semua berdiskusi, akhirnya pinangan Uzzampun diterima.

"Baiklah.. Apakah calon pengantin sudah siap?" buka penghulu memecah keheningan

"Siap pak!" ucap Uzzam mantap dan diiringi anggukan pasti dari semua yang ada diruangan. Ya, pernikahan dadakan ini hanya dihadiri oleh saksi nikah, beberapa kerabat dari kedua belah pihak, serta dokter dan perawat yang merawat Aisyah.

"Baiklah Nak Uzzam.. Boleh dijabat tangan dari Ayahanda Aisyah." ucap bapak penghulu

Uzzam menggenggam tangan Ayah Aisyah penuh kemantapan.

"Bismillahirrahmanirrahim.. Ya Uzzam Fadillah, ankahtuka wa zawwajtuka binti Aisyah Shiffa Zahrani bi mahri al khatam min dzahab haalan." ucap Ayah Aisyah lantang.

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha bi mahril madzkur haalan." ucap Uzzam dalam satu tarikan nafas..

"Bagaimana para saksi? Sah?" tanya pak penghulu

"SAH" jawab serempak orang-orang yang ada diruangan ini.

"Alhamdulillah" semua mengucap hamdalah dan dilanjutkan do'a yang dipimpin pak penghulu..

Uzzam menyalami kedua orangtuanya dengan linangan air mata bahagia. Dan begitu pula ia menyalami kedua orangtua dari Aisyah. Wanita Halalnya saat ini.

Semua yang ada diruangan itu mengucapkan selamat dan do'a atas pernikahannya. "Kamu harus kuat. Karna ini pilihanmu Nak. Insya Allah, Allah memberikan yang terbaik untukmu dan juga pernikahanmu." ucap Ayah Aisyah sambil memeluk menantunya.

"Trimakasih, Yah." jawab Uzzam dengan suara gemetar.

Sekarang hanya tinggal Uzzam dan Aisyah yang ada diruangan ini. Uzzam mendekati kasur Aisyah dan mengenggam tangannya lembut.. Ia mencium kening wanitanya kini dengan sangat lama, hingga tak terasa air mata jatuh dari pelupuk matanya. Ia mengelus kepala Aisyah lembut dan membacakan do'a untuk istrinya ini tepat di ubun-ubunya. Setelah itu ia mengecup puncak kepalanya lama..

Tanpa disadari ternyata ada air mata yang menetes dari celah mata Aisyah..

Uzzam yang kaget melihatnya langsung berucap "Masya Allah.. Allahu Akbar" ia mengucapkan dengan suara gemetar sambil mengelus pipi Aisyah sayang..

Pendakian CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang