Cinta takkan pernah bisa dipaksakan..
Cinta takkan pernah bisa didapatkan melalui cara yang tak diridhoiNya..
Cinta bukan hanya tentang siapa mencintai siapa..
Tapi tentang hati yang sama-sama saling mencintai RabbNya..
Apalah arti cinta tanpa KasihNya..
Apalah arti cinta tanpa RidhoNya..
Jika mengejarnya saja melalui cara yang tak baik, bagaimana bisa untuk kamu mendapatkannya?
Tanya kanlah pada hatimu..
Dimana seharusnya cinta itu diletakkan..
Agar cinta yang fitrah itu, tak menjadi kotor karna kebodohan mu..-Aisyah-
-------------
"Syah.. Ayo kesini dulu, bunda mau bicara" panggil Iyas pada Aisyah yang sedang menjemur anaknya dihalaman rumah.
"Iya, nda.. Tunggu sebentar ya.." Aisyah merapikan kain Zahida dan dipakaikan kembali ke tubuhnya.
Iyas memberikan isyarat pada anaknya untuk duduk disebelahnya sambil menepuk-nepuk kursi disebelahnya.
"Ada apa, nda?" tanya Aisyah lembut.
Iyas tampak bimbang untuk memulai pembicaraan pada anak nya ini. Aisyah menatap bundanya menunggu bundanya berbicara.
"Apakah aku harus menceritakan ini?" batin Iyas.
"Bunda.. Koq melamun.." tegur Aisyah.
"Astaghfirullah.." lirih Iyas.
Iyas membetulkan duduknya menghadap Aisyah. "Nak, apa kamu mau berjanji pada bunda. Bila nanti bunda menceritakan ini semua, kamu tidak perlu khawatir atau merasa apapun itu."
Aisyah menatap bundanya bingung. Kenapa tiba-tiba bundanya berkata seperti itu.
"Dan kamu juga nanti jangan marah ya sama Uzzam. Karna Uzzam juga sudah mengetahui ini. Bunda tahu ini semua dari Uzzam. Bunda.."
"Cukup, nda! Apa tidak bisa kita bicara ke intinya saja? In syaa allah, Aisyah akan terima." sergah Aisyah cepat. Jutaan pertanyaan sudah menghujam pikirannya. Hatinya sudah tak karuan lagi, diletakkannya Zahida dikarpet baby nya karna tertidur.
Iyas memandangi anaknya dan mengatur nafasnya perlahan. "Amad kembali syah.. Dia kemarin ditemui Uzzam ada didepan kamar rawat mu sedang menangis."
Deg.
"Kak Amad? Setelah sekian lama dia menghilang. Dan sekarang dia kembali lagi?"
"Untuk apa, Nda?" Aisyah menatap bundanya penasaran.
"Bunda juga nggak tau nak.. Tapi saat Uzzam menghampiri dia, dia malah terlihat seperti orang yang ketakutan dan berlari keluar rumah sakit. Uzzam berusaha mengejarnya, tapi sayangnya dia sudah pergi begitu saja dengan mobilnya."
Aisyah masih menyimak perkataan ibundanya dengan baik. Ia tak mau bersuara dulu sebelum mendengar penjelasan bundanya sampai selesai.
"Lalu setelah itu, saat kita perjalanan pulang kerumah. Uzzam merasa ada yang membuntuti kita dari rumah sakit. Maka dari itu, bunda mau kamu menjaga diri ya sayang.. Jangan pernah pergi tanpa ijin suamimu dan bunda." Iyas memeluk Aisyah erat.
"apa yang sebenarnya terjadi? apa yang diinginkan kak Amad?" batin Aisyah berbicara.
"Syah.."
"Ya bunda?" kini Aisyah seperti orang bingung. Ia bingung, kenapa kini perasaannya menjadi tak karuan seperti ini. Seperti ada rasa takut yang mengancam.
"Bunda.." Aisyah menyentuh tangan bundanya dengan gemetar. Tangannya kini begitu dingin.
"Ya sayang? Tangan kamu dingin sekali nak? Kamu sakit?" Iyas menyentuh pipi anaknya, dilihatnya kini anaknya seperti orang yang ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendakian Cinta
SpiritualStatus : PRIVATE "Entah sejak kapan, kecintaan ku pada Alam ini semakin menjadi-jadi. apa benar karna dia? Jika ia semoga ini salah" batin Aisyah dalam hati. ------------ "Semoga perjalanan Tadabur Alam ini mampu membesarkan juga rasa cintaku padaNy...