Part 21

2K 112 2
                                    


Pagi ini suasana rumah terasa sepi. Kembali ke aktifitas masing-masing, yakni bekerja. Uzzam ada dihalaman belakang bersama dengan Zahidah, putri tercintanya. Ya, ia masih dalam masa cuti bekerja. Jadi tak ada gangguan dalam waktunya untuk menemani istri dan anak kesayangannya.

"Abii ini susu nya.." Aisyah membawakan nampan berisi satu gelas susu untuk sang suami.

"Syukran sayang.." Uzzam beranjak dari tempatnya dan duduk disamping Aisyah.

"Lho, Mii.. Koq hanya satu?" tanya Uzzam heran melihat nampan yang dibawa Aisyah hanya berisi satu gelas.

Aisyah hanya nyengir sambil menggaruk pelipisnya yang tak gatal.

Uzzam hanya menghela nafasnya pelan dan fokus kembali pada Zahida. Aisyah yang merasa bahwa suaminya ini sedikit ngambeg, langsung pergi kedalam rumah.

Uzzam hanya menoleh dan terkekeh pelan bersama putrinya ini.

Tak lama Aisyah datang sambil membawa satu gelas susu coklat dingin.

"Nih Ammii juga minum.." lapornya pada Uzzam.

Uzzam tak menoleh pada istrinya, ia masih tetap saja bermain dengan putri kecilnya ini. "Yang ikhlas, Mii.. Itu juga kan untuk kesehatan" tegur Uzzam pada Aisyah.

Aisyah hanya diam dan menghabiskan seluruh isi gelasnya.

"Udahan, Bii.. Maafff.." Aisyah memeluk suaminya dari samping dengan manja. Jika sudah berdua seperti ini, dia selalu melupakan statusnya sebagai seorang ibu. Manja sekali.

"Liat nih nak. Ammii masa mau manja-manjaan juga sama Abii.." celoteh Uzzam pada Zahidah.

Aisyah mengerucutkan bibirnya dan berdecak kecil. Uzzam hanya terekekeh melihat tingkah lucu istrinya ini.

"Sini Abii peluk..." dibawanya Aisyah kedalam pelukan Uzzam.

Rasa hangat dan nyaman itu selalu saja datang kala berdekatan dengan suami tercintanya itu.

"Ammii sayang sama Abii?" Aisyah sedikit terkejut dengan pertanyaan suaminya. Perlahan ia melepaskan diri dari pelukan sang suami.

"Kenapa Mas menanyakan itu? Apakah saat ini mulai muncul keraguan terhadapku?" batin Aisyah pilu.

Aisyah masih duduk dalam diamnya menatap pemandangan didepannya. Pikirannya mendadak kosong dengan pertanyaan suaminya.

"Mmii.. Abii sedang bertanya?" Uzzam mencoba menyadarkan Aisyah dari lamunannya.

Ia kikuk. Sedikit kaget karna tadi ia melamun.

"Apa kini sudah ada keraguan dihati Abii terhadap Ammii?" Aisyah malah balik bertanya tanpa mau memandang wajah suaminya.

Uzzam tersentak dengan pertanyaan yang dilontarkan Aisyah. "Sepertinya aku salah memberi pertanyaan." batin Uzzam.

Uzzam mencoba meredam egonya dan menaruh Zahida dalam strolernya.

"Sayang.. Tengok Abii." suara nya begitu lembut, tapi terdapat ketegasan didalamnya.
Aisyah masih tetap diam sambil memandang lurus kedepan.

Terdengar Uzzam yang menghela nafasnya pelan.
Disentuhnya pipi wanita pujaannya ini lembut dan membawa tatapannya untuk bertemu.

Aisyah menangis. Entah kenapa, ia memang selalu tidak kuat jika harus berbicara sambil saling menatap seperti ini. Apalagi dengan orang-orang terkasihnya.

"Apa yang membuat Ammii menangis? Apa pertanyaan Abii mengusik pikiran Ammii?" tanya Uzzam lembut. Sangat lembut.

"Jika Ammii berpikir, Abii bertanya seperti tadi karna ada keraguan dihati Abii terhadap Ammii. Ammii salah. Bukan maksud Abii seperti itu. Maafkan." Airmata Aisyah kini benar-benar sudah tidak dapat dibendung.

Pendakian CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang