Part 24

1.8K 85 2
                                    


Hujan telah membasahi bumi malam ini..
Membasahi pula hati yang tengah gersang..
Gersang akan kenyataan yang memang tak pernah sedikitpun terbayang dibenaknya..

Cup..

Pelukan hangat dari belakang dan sebuah ciuman mendarat mulus dipipi wanita anggun yang saat ini tengah menatap hujan di dinginnya malam.. Aisyah..

"Mas.." panggil Aisyah lembut.. Tatapannya begitu kosong. Entah mengapa, hatinya begitu sakit saat mendengar kenyataan yang begitu pahit ini. Dan ia merasa, bahwa semua itu karna dirinya.

"Iya sayang.." Jawab Uzzam sambil mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya dilekukan leher Aisyah.

Nyaman. Hanya kata itu yang bisa Uzzam ucapkan, kala bersama dengan wanita tercintanya ini.

3 menit

5 menit

10 menit

Lama Uzzam menanti perkataan selanjutnya dari sang istri. Tapi? Nihil. Aisyah hanya diam dan masih tetap menatap kosong pada malam yang dingin ini.

Uzzam tau betapa terpukulnya hati wanitanya ini.

Flash Back On

Tepat pukul 01:00 dini hari, Farid menelpon Uzzam. Ia mengabarkan hal yang tak pernah ia bayangkan.

"Innalillahi.. Benarkah begitu Rid?" tanya Uzzam dari sebrang telpon sana.

"Iya Zam.. Ana juga nggak nyangka kalo begini hasilnya."

Uzzam menghela nafasnya panjang. Ia merasa, apa yang salah dari semua ini? Mengapa sahabatnya itu bisa terjerumus pada nafsu syaitan? Batinnya bertanya.

"Zam? Antum baik-baik saja kan?" Farid bertanya kembali.

"Ah- ya. Ana baik-baik saja. In syaa allah besok pagi Ana dan Aisyah akan datang kesana. Tolong kirimkan alamatnya nanti ke whatsapp ana saja. Syukran sebelumnya Rid.. Afwan, ana sudah banyak menyusahkan antum"

"Sudahlah Zam.. Bukankah kita ini saudara.. Jangan sungkan. Segera akan ana kirimkan alamatnya. Dan lebih baik Zahida antum bawa. Biar dia nanti bisa benar-benar melihat kenyataan."

Pendakian CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang