Untukmu calon imamku...
Kutulis kisah ini, dimalam-malamku yang panjang...
Bagai goresan getar hati dalam rindu yang tertahan..Untukmu seseorang yang akan menemaniku dimasa depan...
Kamu? Siapa kamu? Siapa namamu? Dimana kamu berada?
Aku menantimu bersama semua pengabdianku yang tertunda..
Bersama segenap cinta yang tak akan sempurna, bila engkau tak kunjung hadir di hadapanku...Untukmu calon imamku...
Yang aku tidak tau dimana engkau berada..
Suatu saat bila engkau datang, tolong cintai aku karena Allah..
Bimbinglah aku..
Jadilah imam dalam sholatku..
Izinkan bakti dan taatku menyatu bersama senyum diwajah teduhmu...
Izinkan cinta dan rinduku terpatri kuat di dalam hati dan pikiranmu..Untukmu calon imamku, yang entah sedang apa..
Ketahuilah..
Aku ini adalah orang asing untukmu..
Nanti, terangkanlah apa-apa yang tidak ku mengerti darimu...
Terangkanlah, apa-apa yang tidak engkau sukai..
Agar aku bisa mengenalmu secara utuh..Untukmu calon imamku yang sedang memantaskan dirinya dihadapan Allah..
Ketahuilah..
Bahwa aku pun disini selalu menantimu dalam taat..
Menanti untuk menjadi belahan jiwamu..
Menanti untuk menjadi penyejuk hatimu..Dan aku menanti menjadi bidadari untukmu..
Sampai bertemu disuatu masa.. Calon Imamku..-Meyda Safira-
-----------------
Tak hentinya Nayah membolak-balikkan map yang berisi biodata seorang Akhi yang ingin bertaaruf dengannya. Hatinya bimbang. Apakah benar pria itu serius ingin bertaaruf dengannya?
Berpuluh-puluh kali pertanyaan ini melintas dibenaknya.Drrttt.. Ddrrttt.. Ddrrrtt..
Ada satu pesan masuk..
Assallammualaikum cantik.. Jangan lupa ya, esok kita bertemu setelah kamu terapi..
Kecup sayang..-Aisyah-
"Astaghfirullah.. Aku sampai lupa, kalau besok harinya aku bertemu." lirih Nayah..
Semenjak kejadian malam itu, malam dimana Nayah mengungkapkan semuanya pada Aisyah, hatinya memang sudah terasa jauh lebih baik. Tapi sekarang? Hatinya kembali gelisah. Apakah ia yakin ingin bertaaruf dengan pria itu. Pria yang belakangan ini memang sedikit-demi sedikit telah mengisi celah kosong dihatinya. Dokter Farid.
Nayah mencoba merebahkan tubuhnya.. Memejamkan matanya untuk menghilangkan kegelisahan hatinya itu.
Jam sudah menunjukkan pukul 01:00 dini hari. Dan Nayah pun masih saja terjaga dari tidurnya.
Ia berjalan pergi kekamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan shalat malam.Inilah malam yang selalu ia cintai. Malam-malam dimana saat yang lain terlelap dengan pulasnya, dan sedangkan ia khusyuk dalam dialognya bersama Allah.. Ia mencurahkan segala kegundahannya itu hanya pada RabbNya.. Ia ceritakan semua rasa hatinya, perasaannya..
Hatinya sudah sedikit lega dengan semua pencurahan hatinya pada Allah.. Dan tak butuh waktu lama untuk membiarkan jiwanya terbawa oleh mimpi.
-----------------
"Nayah sudah cantik nih?" tanya Asih, ibunda Nayah..
"Iyalah bu.. Kan mau jadi hari yang bersejarah hari ini.." ledek Ridlo pada Nayah.
Nayah hanya tersenyum malu menanggapi ledekan Ibu dan Kakaknya itu.
"Berangkat sekarang yuk a'.. Nanti Nay telat lagi terapinya.." Ajak Nayah pada kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendakian Cinta
SpiritualStatus : PRIVATE "Entah sejak kapan, kecintaan ku pada Alam ini semakin menjadi-jadi. apa benar karna dia? Jika ia semoga ini salah" batin Aisyah dalam hati. ------------ "Semoga perjalanan Tadabur Alam ini mampu membesarkan juga rasa cintaku padaNy...