Aisyah POVAku sangat shock saat ada yang mendorong ku kedalam kamar mandi.
Badanku sudah sangat lemas. Kakiku gemetar. Aku meminta tolong sebisaku. Terdengar suara Mas Uzzam dari luar sana memanggil-manggil namaku.
Aku menangis. Memohon pada orang bertopeng dihadapan ku ini untuk segera melepaskan ku.
"Siapapun kamu. Saya mohon lepaskan saya!" Aku meminta pada orang itu dengan airmata yang tak berhenti mengalir.
Aku hanya mendapati sebuah tawa yang sarkatis.
"Jangan takut sayang.. Aku hanya ingin melindungimu.."Sejenak aku mendengarkan suara itu dengan seksama. Dan..
Degg..
Aku hafal betul itu suara siapa. Itu suara Amad. Ya, Kak Amad. Orang yang dulu sangat aku hormati sebagai kakak ku.
"Ku mohon lepaskan aku kak. aku tau itu kamu! Aku mau kamu sadar!! Aku sudah BERSUAMI!!"
Aku berbicara pada nya dengan nada suara yang tinggi. Lebih tepatnya berteriak. Dan dengan cepat..
Plakkk
Sebuah tamparan yang sangat keras mendarat dengan begitu cepatnya dipipiku. Aku merasakan pipiku yang perih, walau ada penghalang dari kain cadarku.
Braakkk..
Aku melihat wajah Mas Uzzam yang sudah merah, berhasil mendobrak pintu ini. Ia menyeret Kak Amad keluar. Aku masih tetap dalam posisiku, terduduk lemas.
Mas Uzzam mendekapku dengan sangat erat. Seolah ia benar-benar ingin mengatakan 'tenang aku disini melindungimu'. Aku terisak dalam pelukannya, pipiku benar-benar terasa sakit. Tamparan yang mendarat dipipiku tadi sungguh menyakitkan.
Sekilas aku melihat Kak Farid yang sudah bersama polisi. Wajahnya tak kalah merah menahan amarah, rahangnya sudah amat terlihat mengeras.
"BUKA PENUTUP WAJAHNYA PAK!" Kak Farid menyuruh pak polisi itu untuk membuka topeng pria itu. Jujur. Saat ini aku sudah tak sanggup untuk melihat wajahnya. Aku merasa muak untuk melihat wajahnya lagi. Ia sudah amat keterlaluan.
Lirih ku mendengar Mas Uzzam, Kak Farid dan Nayah yang berada didekatku mengucapkan istighfar bersamaan.
"Astaghfirullahhal-adzim.."
Aku makin tak bisa mengontrol emosiku kala melihat wajah itu walau sekilas.
"Bawa dia, Bii.. Bawa dia jauh dari sini! Ammii nggak mau melihat mukanya!! PERGII!!" Aku berteriak, menangis histeris melihatnya. Aku sudah tidak mau melihatnya. Aku meminta untuk mereka membawa Amad pergi jauh dari sini.
Tubuhku sudah sangat lemas, bergetar. Pelan kukatakan
"Ammii takut, Bii.. Pipi Ammii sakit."
Mas Uzzam tak menjawab ucapanku, yang ku tahu kini Mas Uzzam mengangkat tubuhku dan membawaku kedalam mobil. Aku dibaringkan dipangkuan Mas Uzzam, ia benar-benar menjagaku. Dalam hatiku, aku sangat merasa bersyukur karna Allah memberikan Jodoh yang begitu baiknya. Ku membalikkan posisi tidur ku menghadapnya sambil memeluknya dan menangis disana.Tak butuh waktu lama, aku merasa laju mobil berhenti. Aku masih tetap dalam posisiku. Menangis dalam dekapan suami tercintaku. Mas Uzzam menggendongku dengan langkah yang cepat. Terasa kini ia membaringkanku disuatu tempat.
Walau sudah berada diantara mereka yang melindungiku, entah kenapa rasa takut itu masih ada.
Nayah menyuguhkan segelas air mineral untukku dan membantuku untuk meminumnya.
Aku masih berpegangan erat pada Mas Uzzam. Aku masih shock dengan semua ini.
Aku meracau lagi ditengah tangisku.
"Ammii takut.." hanya itu yang bisa keluar dari mulutku saat ini."Ssttt.. Ada Abii disini sayang.. Ada teman-teman yang siap menjaga kita. Coba Ammii ceritakan pelan-pelan apa yang telah Amad lakukan?"
Mas Uzzam menenangkanku. Sangat tenang. Perlahan ku menyeka sisa airmata yang mengalir dipipiku. Aku memperhatikan mereka yang tengah menanti jawabanku.
"Pipi Ammii sakit.. Tadi Amad menampar Ammii.." susah payah aku mengatakan hal itu pada mereka. Dan lagi-lagi apa? Aku menangis kembali. Terisak.
Ditengah tangisanku, aku dapat mendengar jelas ucapan mereka yang mengatakan "astaghfirullahhal-adzim"
Ku merasakan Mas Uzzam yang mendekapku semakin erat. Dan dia mengatakan sesuatu tepat ditelingaku.
"Ammii tenang.. Manusia itu sudah dipenjarakan. Abii jamin, setelah ini kita akan hidup tenang dan dia akan menerima balasan yang setimpal!"
Sungguh ada perasaan sedih dan marah yang bercampur menjadi satu. Aku hanya mampu berdo'a semoga Kak Amad cepat disadarkan. Aamiin..
***********
Assallamualaikummm...
Ciaaaa dikittt yaaaaa??? Xixixixixi
Maaf ya lama updatenya..
Habis ini aku siap dicerca banyak pertanyaan koq *hikssAkhir2 ini kondisi psikis ku sedang kurang baik.. Jadi mohon dimaklumi yaa.. Mendadak ndak bisa cari edi *eh maksudnya ide, gegara kurang fit.. :'(
Mohon do'a dari semua yaaa, semoga cerita ini terus bisa diupdate tanpa menunggu lama. Dan do'a kan juga ya semoga author bisa membukukan cerita ini.. Ngomong2 ada yg punya referensi untuk membukukan cerita?? Kalo ada bisa dongg kasih tau author.. Hehe
Segini dulu ya ukhty dan akhi fillah rahimakumullah ^^
Salam ukhuwah dari author..
Wassallamualaikum..
Syukran^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendakian Cinta
SpiritualStatus : PRIVATE "Entah sejak kapan, kecintaan ku pada Alam ini semakin menjadi-jadi. apa benar karna dia? Jika ia semoga ini salah" batin Aisyah dalam hati. ------------ "Semoga perjalanan Tadabur Alam ini mampu membesarkan juga rasa cintaku padaNy...