Aisyah mengerjapkan matanya.
Pandangannya masih sedikit sulit untuk menangkap cahaya yang ada diatasnya. Perlahan matanya terbuka, ia bingung. Kenapa kini ia ada diruangan ini? Dirumah sakit yang tadi pagi ia sambangi."Alhamdulillah Ammii sudah sadar.." Uzzam menggenggam tangan istrinya itu lembut.
"Trimakasih Mmii.. Trimakasih untuk semuanya." lanjut Uzzam sambil mengecup kening istrinya. Tanpa terasa air matanya menetes begitu saja.
Aisyah yang baru saja tersadar, bingung melihat suaminya yang berlaku seperti ini.
"Abbiy.. Ada apa? Kenapa Abbiy menangis?" tanya Aisyah lemah.Uzzam terkekeh kecil dan dengan cepat menghapus sisa air matanya. Ia tersenyum lebar dan memandang istri tercintanya itu lama.
"Abbiy menitihkan air mata bahagia, Mii.. Karna Allah telah menitipkan calon anak kita dirahimmu.." ucap Uzzam senang.
Aisyah menutup mulutnya. Ia menangis sambil menggenggam tangan suaminya. Uzzam memeluk tubuh istrinya erat. Aisyah menangis haru dipelukan sang suami. "Alhamdulillah Biiy.. Alhamdulillah Allah begitu cepat mengabulkan do'a-do'a kita." ucap Aisyah disela-sela tangisannya.
Uzzam mengelus elus kepala istrinya dengan sayang. Diciuminya terus puncak kepala istrinya. Dibacakannya do'a untuk istrinya dan calon anaknya, agar mereka selalu dalam lindungan Allah swt.
Tok tok tok..
"Assallammualaikum.." suara dibalik pintu itu menginterupsi pembicaraan mereka.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.." ucap Uzzam dan Aisyah hampir bersamaan.
Pintu ruangan itu terbuka dan memunculkan sosok Bunda dan Ayah Aisyah. Dibelakangnya menyusul kedua mertua Aisyah dan keluarga Nayah.
"Ya allah, Aisyah.. Kamu nggak kenapa-napa kan Nak?" tanya Bunda Iyas (ortu aisyah) khawatir.
Ahmad, ayah Aisyah tampak menenangkan istrinya dulu. Wajah Abah dan Ummi Uzzam pun sebenarnya tak kalah panik. Namun mereka bisa mengendalikannya.
Aisyah dan Uzzam menyalami semua orang tua mereka. Uzzam duduk ditempat tidur Aisyah sambil merangkul istrinya.
Semua yang ada diruangan ini bingung pada sikap pasangan suami istri ini."Ayah, Bunda. Ummi Abah.. Dan Nayah serta semuanya. Do'akan Aisyah dan keluarga kecil kami ya, agar calon jabang bayi yang ada dirahim Aisyah ini bisa tumbuh dengan sehat dan selalu dalam lindungannya" Uzzam mengucapkan dengan ekspresi bahagia. Begitupun dengan Aisyah yang jelas terpancar dari sorot matanya.
Semua yang ada diruangan ini langsung berucap Alhamdulillah. Bunda dan Ayah Aisyah bergantian memeluk anak menantunya. Orangtua Uzzam pun sama, mereka semua bergantian memberikan ucapan selamat pada Uzzam dan Aisyah.
Tok tok tok
Saat mereka semua sedang asik berbincang, pembicaraan mereka terputus karna ada yang mengetuk pintu. Nayah yang kebetulan sedang berada tak jauh dari pintu langsung membukakan pintu.
"Assallammualaikum.""Wa'alai-------kumsalam" jawab Nayah dengan kikuk. Ia tidak tau jika seseorang yang mengetuk pintu itu adalah Dr.Farid.
Nayah memundurkan kursi rodanya untuk memudahkan Dr.Farid membuka pintu.
Farid keruangan Aisyah ingin mengecek keadaan terakhir Aisyah.Semua yang ada diruangan itu langsung melihat ke arah Farid.
"Mm.. Maaf sedang banyak yang berkunjung ya.. Saya ingin memeriksakan keadaan terakhir Aisyah saja." ucap Farid malu.Abah Uzzam mendekati Farid dan memberikan salam padanya. Keluarga Uzzam sudah kenal dekat dengan keluarga Farid. Antara Abah Uzzam dan Ayah Farid sudah bersahabat sejak lama dari mereka dipesantren sejak umur 10tahun.
Abah sudah menganggap Farid seperti anaknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendakian Cinta
EspiritualStatus : PRIVATE "Entah sejak kapan, kecintaan ku pada Alam ini semakin menjadi-jadi. apa benar karna dia? Jika ia semoga ini salah" batin Aisyah dalam hati. ------------ "Semoga perjalanan Tadabur Alam ini mampu membesarkan juga rasa cintaku padaNy...