Seorang gadis duduk di pangkuan seorang pria berusia empat puluhan berambut pirang tua. Mereka berdua hanya berdiam diri sambil duduk di sofa dan sang pria yang menyesap kopi hitam serta menyandarkan tubuh di sofa melepaskan penat.
Bertahun-tahun telah berlalu sejak kali terakhir gadis itu duduk di pangkuan sang ayah dan menghabiskan sore dengan bermanja-manja bersama. Mereka berdua memiliki kesibukan masing-masing sehingga tak memiliki waktu untuk bermanja-manja seperti ini.
Kini, gadis berambut merah muda itu memutuskan untuk menghabiskan sore dengan duduk di pangkuan sang ayah seperti yang sering dilakukan nya dulu.
"Kau semakin berat, Sakura-chan. Kaki ku terasa mati rasa."Kizashi menyelipkan tawa di akhir kalimat dan tersenyum.
"Otou-san !"Sakura merengut dan menggembungkan pipi. Ia selalu merasa jengkel bila seseorang menyebut nya kelebihan berat badan. Padahal ia berusaha keras untuk mengurangi makan dan memperbanyak olahraga.
"Aku tidak gendut."Ujar Sakura dengan ketus.
"Haha... otou-san tidak serius."Kizashi mengelus rambut merah muda putri nya dengan lembut.
Sakura tersenyum diam-diam. Beginilah kepribadian ayah nya. Pria itu akan meledek anggota keluarga nya sendiri dan membuat ia serta ibu nya merasa jengkel.
"Sakura-chan. Otou-san ingin mengatakan sesuatu kepadamu."
Ekspresi wajah Kizashi tampak serius dan membuat Sakura penasaran. Tak biasanya sang ayah menampilkan ekspresi serius di wajah nya sehingga ia cukup yakin apa yang dikatakan ayah nya adalah hal yang penting.
"Apa yang ingin kau katakan, otou-san ?"
"Di usia tujuh belas tahun nanti kau akan dapat melihat mahluk halus."
Sakura meringis seketika dan memeluk sang ayah dengan erat. Ia sangat takut dengan hal-hal yang berkaitan dengan mahluk halus dan ia sungguh beruntung tak pernah memiliki pengalaman bertemu dengan mahluk halus.
"Tidak mau, otou-san. Apakah ada cara untuk menghilangkan nya ? Aku takut dengan mahluk halus."Sakura meringis dan mengeratkan pelukan pada ayah nya.
"Tidak bisa, Sakura-chan. Itu sudah takdir mu. Kau akan memiliki mewarisi kemampuan melihat mahluk halus dari otou-san."
"Aku tidak mau ! Kau pasti berbohong untuk menakut-nakutiku, otou-san." Pekik Sakura sambil melepaskan pelukan dari ayah nya dan memeluk tubuh nya sendiri. Ia memejamkan mata dan menggelengkan kepala kuat-kuat.
Kizashi tak menjawab apapun dan hal itu membuat Sakura merasa semakin takut. Dalam hati, ia berdoa agar ia dapat terus menjalankan kehidupan normal tanpa kemampuan melihat mahluk halus. Ia yakin bila sang ayah hanya berbohong.
Sixth Sense © Yue. Aoi
Naruto © Masashi Kishimoto
Character : Sasuke.U, Sakura.H, Ino.Y
Genre : Supernatural/Romance
Rate : T
Warning : OOC, Typo. DLDR
.
.
Sebuah mobil sedan berwarna hitam berhenti di depan gerbang bertuliskan Hibiya High School. Pintu mobil itu terbuka dan tampaklah seorang gadis berambut merah muda yang berlari menghampiri gadis berambut pirang.
"Forehead, kau terlambat. Aku menunggu tiga puluh menit di depan gerbang , tahu."
Sakura tersenyum kikuk dan merangkul sahabat nya. Hari ini merupakan hari pertama nya di Hibiya High School. Ia merupakan murid sekolah khusus wanita sebelumnya. Namun ia terpaksa pindah ke Hibiya High School setelah sekolah nya mengirimkan surat pengumuman yang menyatakan bila sekolah itu bangkrut dan murid-murid di sekolah tersebut akan di transfer ke beberapa sekolah yang ditunjuk pihak sekolah tanpa mengeluarkan uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixth Sense
Fanfiction(Highest Rank #429 in Fanfiction) Haruno Sakura adalah seorang siswi transfer dari sekolah khusus wanita yang baru saja ditutup. Ia mendapat undian untuk duduk bersama dengan Uchiha Sasuke, putra dari keluarga konglomerat yang terkucilkan akibat per...