Chapter 21

4.9K 506 51
                                    


Sakura terduduk lemas di depan ruang UGD dengan kepala yang terus tertunduk. Air matanya mengalir sejak tadi, ia merasa khawatir, takut dan bersalah. Kini ia sendirian, sementara pengemudi wanita itu sedang mengurus administasi

Sakura melirik ponselnya. Belum satu jam berlalu, namun ia merasa seolah begitu lama. Ia menunggu kedatangan ibu dan ayahnya, juga kedatangan ibu Sasuke.

Sakura merasa benar-benar bersalah pada Sasuke. Ia tak tahu mengapa lelaki itu menuju kearah yang sama dengannya, namun sepertinya lelaki itu bahkan tak berpikir ketika menyelamatkannya. Dan lelaki itu sama sekali tak memikirkan dirinya sendiri, malahan ia memikirkan Sakura yang terlihat ketakutan karena menghindari roh yang mengikutinya dan meminta gadis itu memakai kalungnya.

Dan Sakura masih tak bisa melupakan momen ketika ia melihat tubuh Sasuke bersimbah darah hingga membasahi aspal serta pergelangan yang terlhat remuk. Sepertinya lelaki itu juga benar-benar kesakitan hingga tak bisa berbicara atau merintih dan hanya mengeluarkan air mata hingga akhirnya kehilangan kesadaran.

Hati Sakura terasa benar-benar sakit seolah diiris dengan golok yang tajam hingga tak lagi berbentuk. Inikah perasaan yang dirasakan Sasuke ketika Itachi mengalami kecelakaan karena menyelamatkan dirinya?

"Sakura-chan! Bagaimana bisa Sasuke-kun kecelakaan? Bagaimana keadaannya sekarang?!"

Terdengar suara seorang wanita yang sangat tidak Sakura harapkan kehadirannya. Ia memberanikan diri untuk menoleh meski ia merasa benar-benar takut. Air mata yang sejak tadi ditahannya bahkan telah mengalir tanpa ia sadari.

"Maafkan aku, Mikoto-obaasan," ucap Sakura dengan suara tersendat-sendat. "Aku menyebrang tanpa melihat mobil yang melaju kencang. Dan tiba-tiba saja Sasuke mendorongku. Ketika aku melihatnya, dia-"

Sakura terdiam. Ia mengusap air mata yang mengalir dan menahan isakan, "-dia tertabrak."

Mikoto menatap Sakura yang kini telah terisak dihadapannya. Air mata Sakura telah mengalir deras tanpa bisa ditahan.

Mikoto merasa kesal, namun di sisi lain ia tak bisa menyalahkan Sakura. Sasuke sendirilah yang memilih untuk menyelamatkan Sakura dan mengorbankan dirinya sendiri.

"Kau bersama dengan Sasuke-kun?"

Sakura menggelengkan kepala. Ia berusaha mengatur nafasnya dan perlahan memberanikan diri untuk menjawab, "T-tidak. Aku sedang dalam perjalanan pulang dari supermarket sendirian. Aku bahkan tak tahu kalau Sasuke menuju arah yang sama denganku."

Mikoto mengangguk. Ia memeluk Sakura dengan erat dan air matanya mengalir. Ia merasa takut kehilangan satu-satunya anak yang dimilikinya. Ia tak yakin akan mendapat pengganti jika seandainya ia kehilangan Sasuke saat ini.

Sakura merasa takut. Ia khawatir jika kecelakaan Sasuke akan berdampak buruk tak hanya bagi dirinya, namun juga bagi relasi kedua orang tuanya dengan orang tua Sasuke. Ia tak bisa membayangkan apa yang mungkin bisa dilakukan orang tua Sasuke terhadap keluarga Sakura dengan kekuatan mereka.

Sakura memeluk Mikoto dengan memberanikan dirinya dan menangis di pelukan wanita itu.


.

.


Sakura duduk diam sambil menatap jalanan yang dipenuhi dengan lampu yang berkerlap-kerlip di malam hari melalui jendela mobil. Air matanya meski mengalir meski kini isakan tak lagi terdengar dari mulutnya.

Sixth SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang