Sakura menaiki tangga menuju atap sambil membawa bento untuk makan siang. Selama hampir seminggu ini ia menghabiskan makan siang bersama Naruto dan Sasuke. Entah kenapa, setiap makan siang Ino dan Tenten sengaja mendorong nya untuk makan bersama Sasuke dengan mengatakan bila hal itu adalah bagian perjanjian. Seminggu terasa bagaikan neraka bagi Sakura.
Sakura menatap bento itu dengan jengkel. Naruto kembali berulah, kali ini ia menyarankan untuk bertukar bento. Melalui permainan batu kertas gunting, ditentukan bila Sakura harus memasak bento untuk Sasuke dan ia sendiri akan memakan bento buatan Naruto.
Ketika tiba di puncak tangga, Sakura melangkah dengan gontai menuju pintu dan membuka nya. Di atap terdapat Hinata yang telah menunggu nya. Gadis itu menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka.
"Sakura, kemarilah," Ucap Hinata sambil menepuk tempat kosong di samping nya, meminta gadis itu untuk duduk di sebelah nya.
Sakura memutuskan untuk di samping Hinata dan melirik kotak bento gadis itu. Hinata adalah wanita yang sangat keibuan dan ia yakin bila gadis itu akan membuat bento dengan rasa yang lezat dan tampilan yang menarik.
"Naruto-kun dan orang itu masih belum datang?"
"Belum. Mereka akan sedikit terlambat."
"Oh." Sakura mengangguk dan kembali melirik bento milik Hinata. Perut nya terasa benar-benar lapar, namun ia terlalu malas untuk pergi ke kantin dan membeli makanan.
"Sakura, bolehkah aku melihat bento milikmu?"
"Tentu saja." Jawab Sakura sambil membuka kotak bento nya.
Bento yang dibuat Sakura terlihat sangat sederhana seperti bento yang dijual di vending machine atau convenience store. Sakura terlalu malas untuk menghias bento itu, setidaknya sudah bagus ia tidak membuat rasa bento itu menjadi tak karuan. Awalnya Sakura sempat berpikir untuk membuat bento dengan bahan makanan murah saja, bukan berarti ia pelit, namun ia merasa tak sudi mengeluarkan banyak uang untuk membuat bento yang akan diberikan pada Sasuke.
Sejak kemarin Naruto terus mengingatkan Sakura bila Sasuke sangat menyukai tomat. Ia bahkan mendesak Sakura untuk membuatkan bento dengan banyak tomat untuk Sasuke. Sakura bahkan mencari resep masakan dari berbagai negara demi membuat hidangan penuh tomat.
Sakura memutuskan untuk membuat bruschetta dengan cream tomato soup kalengan dan lasagna. Kebetulan Sakura sedang ingin memakan lasagna sehingga akhirnya ia membuat lasagna dan memberikan sedikit pada Sasuke sebagai makan siang.
Hinata tersenyum penuh arti dan menatap Sakura. Ia menepuk bahu Sakura dan berkata, "Wah, kau bahkan mengetahui makanan kesukaan Sasuke-san."
"Tidak. Kekasih mu yang memberitahuku dan memaksaku membuatkan hidangan penuh tomat seperti ini."
Wajah Hinata memerah bagaikan tomat ketika Sakura mengganti kata Naruto dengan sebutan 'kekasihmu'. Menyadari reaksi Hinata, Sakura segera tersenyum.
"Ternyata kau benar-benar menyukai Naruto-kun."
"E-eh... umm... t-tidak. A-aku tidak suka N-naruto-kun." Hinata tergagap, wajah nya semakin memerah.
"Aku mendukungmu. Bila kau menyukainya, katakan saja," Sakura tersenyum dan menepuk-nepuk punggung Hinata.
Wajah gadis itu semakin memerah. Terdengar suara langkah kaki dan suara Naruto yang telah terdengar di kejauhan. Sakura dan Hinata terdiam seketika, percakapan serius yang baru saja mereka bicarakan seolah menguap begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixth Sense
Fanfiction(Highest Rank #429 in Fanfiction) Haruno Sakura adalah seorang siswi transfer dari sekolah khusus wanita yang baru saja ditutup. Ia mendapat undian untuk duduk bersama dengan Uchiha Sasuke, putra dari keluarga konglomerat yang terkucilkan akibat per...