"Kau akan 'pergi' sebentar lagi?" Tanya Sasuke tepat ketika Itachi kembali ke ruangannya.
Itachi terkejut dengan pertanyaan Sasuke. Lelaki itu bahkan menolak kembali ke tubuhnya dan kini berada di depan jendela kaca yang memperlihatkan tubuhnya yang masih terbaring.
Itachi tak ingin membohongi Sasuke, namun di sisi lain ia merasa kasihan pada Sasuke. Ia harus 'menyadarkan' Sasuke pada realita dengan cara perlahan, bukan dengan langsung menghadapkan pada realita secara utuh.
"Tidak. Untuk saat ini aku masih akan tetap menemanimu, baka otouto."
Sasuke masih bisa mendengar dan menyentuh sang kakak, namun ia merasa jika keberadaan lelaki itu lebih lemah dibandingkan biasanya. Satu persatu hal yang mengikat keberadaan lelaki itu di dunia ini mulai terlepas, dan mungkin tak lama lagi lelaki itu akan siap untuk benar-benar 'pergi'.
"Kau masih akan membohongiku di saat-saat terakhirmu, hn?"
Itachi menggelengkan kepala. Ia memang tidak sedang membohongi Sasuke. Untuk saat ini ia memang masih akan menemani Sasuke hingga ia merasa benar-benar yakin jika Sasuke akan baik-baik saja jika ia meninggalkannya.
"Kau tidak percaya padaku?"
Sasuke mengendikkan bahunya. Ia tahu jika Itachi pernah begitu sering membohonginya dengan janj-janji palsu yang tak pernah terealisasikan. Tapi kali ini ia menangkap keseriusan yang tersirat dibalik ucapan lelaki itu.
Sasuke merasa dirinya benar-benar egois. Sejak dulu ia tahu jika Itachi akan pergi suatu saat nanti. Dan terkadang ia juga merasa agak sebal dengan sikap lelaki itu. Namun sebetulnya ia tak ingin kehilangan lelaki itu. Jika memungkinkan, ia ingin bersama lelaki itu selamanya.
"Aku ingin menghabiskan sebanyak mungkin waktu bersamamu sebelum kau 'pergi'," ucap Sasuke seraya menatap Itachi lekat-lekat. Kini ia bahkan tak lagi menyembunyikan perasaannya pada lelaki itu.
"Kalau aku 'pergi' sepuluh tahun lagi bagaimana? Kau akan tetap bersamaku selama sepuluh tahun dalam keadaan seperti ini?" goda Itachi seraya meletakkan dua jarinya di kening Sasuke.
Hal itu jelas mustahil, bahkan Sasuke juga menyadarinya. Jangankan sepuluh tahun, bahkan Sasuke yakin jika Itachi akan 'pergi' sebelum satu tahun. Sasuke tak tahu secara pasti apa yang membuat beban yang selama ini mengikat Itachi tiba-tiba menghilang begitu saja. Yang ia tahu hanyalah fakta jika lelaki itu akan 'pergi' sebentar lagi.
"Aku ingin bersama denganmu hingga saat-saat terakhirmu. Tidak perlu sepuluh tahun juga tidak apa-apa."
Itachi mengulurkan kedua tangannya dan memeluk Sasuke dengan erat. Ia ingin menggunakan kesempatan yang tersisa sebaik mungkin untuk memastikan Sasuke merasa dicintai sehingga ketika saatnya telah tiba, ia dapat 'pergi' meninggalkan Sasuke dengan tenang.
"Aku juga," sahut Itachi seraya menepuk-nepuk punggung Sasuke. "Aku ingin memastikan kau akan baik-baik saja sebelum aku benar-benar meninggalkanmu."
Rasanya Sasuke ingin mengatakan jika ia tidak baik-baik saja agar Itachi menghabiskan waktu lebih lama bersamanya. Namun selama ini ia sudah cukup bersikap egois pada lelaki itu, mulai dari semasa hidup hingga sesudah kematian lelaki itu. Kini ia akan benar-benar merelakan kepergian lelaki itu.
"Aku pasti akan baik-baik saja. Tidak usah mengkhawatirkanku, Itachi-nii."
"Aku tahu," ucap Itachi seraya mengeratkan pelukannya dan meletakkan tangannya diatas kepala Sasuke. "Otoutoku pasti akan baik-baik saja."
Sasuke mengeratkan pelukannya. Kehilangan yang sesungguhnya sudah menanti di depan mata, dan Sasuke masih merasa tak siap. Sepanjang hidupnya ia sudah bersama dengan Itachi, dan kini ia harus mempersiapkan hidup sendirian tanpa lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixth Sense
Fanfiction(Highest Rank #429 in Fanfiction) Haruno Sakura adalah seorang siswi transfer dari sekolah khusus wanita yang baru saja ditutup. Ia mendapat undian untuk duduk bersama dengan Uchiha Sasuke, putra dari keluarga konglomerat yang terkucilkan akibat per...