"Aaahhh !" Sakura memekik dan seketika ia menutup mulut nya saat menyadari orang-orang di sekitar nya telah menatap nya. Sakura menundukkan kepala dan merasa malu seketika.
Ino dan Tenten yang kebetulan sedang berada di café bersama nya ikut menatapnya dengan heran. Mereka bertiga sedang makan ketika tiba-tiba Sakura melirik kearah jendela dan mendapati seorang wanita dengan tubuh berlumuran darah yang menembus jendela dan memasuki restaurant.
"Kau kenapa, Sakura?"
Sakura cepat-cepat menggeleng saat menyadari sosok yang dilihatnya tidak menapak lantai dan berjalan dengan cara melayang, pertanda jika mahluk itu bukanlah manusia.
"Tadi aku seolah melihat sesuatu yang menyeramkan. Namun ternyata aku salah lihat, gomen ne."
Ino dan Tenten mengernyitkan dahi mendengar alasan Sakura yang menurut mereka terdengar aneh.
"Benarkah? Belakangan ini aku sering melihatmu menatap kearah lain dengan ekspresi terkejut ketika kita sedang berbicara mengenail hal yang sama sekali tidak mengejutkan. Lalu terkadang kau juga terlihat takut tanpa alasan," ujar Tenten sambil menatap Sakura lekat-lekat.
"Aku setuju dengan Tenten. Kau juga pernah memekik seperti tadi beberapa hari yang lalu. Apakah kau sedang mengalami masalah, forehead?"
Sakura merasa benar-benar malu telah bersikap aneh tanpa sadar. Beberapa hari ini penglihatan nya semakin jelas dan ia mulai melihat mahluk-mahluk yang aneh dalam kondisi menyeramkan. Ia benar-benar ketakutan dan tanpa sadar menunjukkan reaksi spontan. Ia sama sekali tidak terbiasa dengan apa yang dilihatnya.
"Masa, sih? Itu hanya perasaan kalian saja, mungkin," Sakura berusaha menyangkal. "Aku juga tak memiliki masalah apapun."
"Serius, wajah mu terlihat pucat, Sakura," ucap Tenten sambil meletakkan cangkir teh yang baru saja diminum nya.
Ino menatap Tenten dan Sakura bergantian serta menunjukkan ekspresi bersalah, "Atau jangan-jangan forehead menjadi seperti ini karena bergaul terlalu lama dengan Sasuke. Mungkin saja lelaki itu merasa dendam dan mencoba mencuci otak Sakura. Atau mungkin juga Sakura menjadi seperti ini karena lelaki itu meneror nya dengan cara-cara yang diluar logika."
Sakura segera menggelengkan kepala setelah mendengarkan ucapan Ino, "Tidak, pig. Belakangan ini aku benar-benar lelah dan kurang tidur, maka aku jadi berhalusinasi yang tidak-tidak."
"Kau kurang tidur? Memang apa yang kau lakukan, forehead? Lalu mengapa kau membelanya, huh? Kau tidak mulai menyukainya, kan?"
Tenten menatap Ino dengan tajam dan segera menjawab dengan ketus, "Sudahlah jangan mengatakan hal seperti itu. Kalau Sakura sampai benar-benar menyukai orang aneh itu, maka aku akan membunuhmu, Ino! Lagipula ini semua salahmu yang berusaha mengajak Sakura taruhan yang melibatkan orang itu."
Sakura tertawa dan menggelengkan kepala. Sebetulnya ia merasa kasihan dengan Sasuke dan ingin membela lelaki itu, namun ia khawatir dengan reaksi teman-teman nya dan memutuskan untuk tetap mengucapkan kata-kata tajam.
"Haha... mana mungkin aku menyukai orang aneh seperti itu? Walaupun wajah nya tampan dan memiliki banyak uang, tetap saja memalukan jika sampai jatuh cinta dengan orang aneh begitu. Seperti tidak ada lelaki lain saja, deh."
"Wah... wah, kau bahkan mengakui wajah nya tampan? Secara tak langsung kau memujinya, dong?" goda Tenten sambil menyeringai. "Benar, kan? Sakura mulai berubah."
Ino menggelengkan kepala dan menyentuh dada nya sendiri dan berdecak kesal, "Kuso ! Aku juga tersindir. Aku juga mengakui wajah nya memang tampan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixth Sense
Fanfiction(Highest Rank #429 in Fanfiction) Haruno Sakura adalah seorang siswi transfer dari sekolah khusus wanita yang baru saja ditutup. Ia mendapat undian untuk duduk bersama dengan Uchiha Sasuke, putra dari keluarga konglomerat yang terkucilkan akibat per...