Chapter 7

9.3K 627 45
                                    

Sakura menatap sekeliling kamar nya dengan tatapan waspada dan memejamkan mata. Sejak dua minggu yang lalu ia merasa seolah seseorang sedang mengamatinya ketika ia berada di dalam kamar meskipun saat ini ia sedang sendirian.

Sakura merasa ketakutan dan merasakan hawa dingin di dekat nya. Ayah nya memang telah memberitahunya jika ia akan semakin peka terhadap keberadaan mahluk halus sebelum benar-benar bisa melihatnya tepat saat ia berusia tujuh belas tahun dan ia akan berulang tahun ke tujuh belas dua minggu lagi.

Perlahan Sakura membuka mata nya dan meyakinkan diri nya untuk tak merasa ketakutan. Saat ini masih siang hari dan ia sedang dalam masa liburan kenaikan kelas. Ia tak seharusnya memikirkan hal-hal seperti itu dan menikmati liburan nya.

Dengan cepat Sakura bangkit berdiri dan berjalan menuju meja belajar nya serta duduk disana untuk membuka laptop dan membaca komik terbaru di internet. Namun ia tanpa sengaja menemukan sebuah kertas di atas tas laptop nya.

Ohayou, Sakura. Senang bertemu denganmu.

Sakura mengernyitkan dahi. Ia tak mengenali tulisan itu dan ia tak mengerti mengapa seseorang mau mengajaknya berkenalan dengan kertas tanpa memperkenalkan diri dan menyelipkan kertas itu ke kamarnya. Lagipula tak ada seorangpun yang memasuki kamarnya selain dirinya dan orang tua nya.

Hawa dingin yang terasa menusuk tiba-tiba terasa di dekat Sakura dan membuat bulu kuduk Sakura merinding. Ia belum sempat bangkit berdiri ketika pen yang diletakkan nya di atas meja tiba-tiba terangkat dan bergerak menuju kertas itu serta membuat sebuah tulisan.

Iris emerald Sakura membulat dan ia memejamkan mata dan kembali membuka nya. Ia pasti sedang berhalusinasi saat ini, namun ketika ia membuka mata nya tulisan itu masih ada.

"Hah... ini pasti hanya khayalanku," gumam Sakura dan memutuskan untuk mengacuhkannya.

Pen itu kembali terangkat dan kini membuat sebuah tulisan di atas kertas itu.

Ini bukan khayalan, Sakura.

Sakura menatap kertas itu dengan mata terbelalak dan tertegun untuk sesaat. Detik berikutnya ketika ia menyadari apa yang tertulis di kertas itu ia segera berteriak keras dan hampir menjatuhkan laptop nya. Ia bahkan mengambil dompet nya yang diletakkan di laci meja dan segera berlari meninggalkan kamar.

Nafas Sakura memburu dan ia benar-benar takut. Ia tak pernah memiliki pengalam seperti itu sebelumnya dan ayah nya sedang berada di kantor saat ini. Ia sendirian di rumah dan merasa sangat takut. Satu-satunya orang yang mengerti hal-hal seperti ini dan dapat ia mintai bantuan adalah Sasuke, namun ia tak ingin merendahkan harga diri nya dengan menghubungi Sasuke hanya untuk hal remeh seperti ini.

Sakura masih merasakan hawa dingin menusuk itu dan ia tanpa sengaja menoleh ke belakang. Ia melihat dengan mata kepala nya sendiri jika pen yang tadi bergerak sendiri itu kini melayang di belakang tubuh nya.

"KYAAAAA! Hentikan ! Tolong jangan ganggu aku!" teriak Sakura sekeras yang ia bisa. Sakura segera meraih kunci rumah dan mengenakan alas kaki dengan asal.

Pen itu masih tak berhenti melayang dan kini pen itu semakin dekat dengan tubuh Sakura dan Sakura kembali menjerit keras.

"HENTIKAN!"

Sakura hampir menangis dan ia berusaha meninggalkan rumah secepat yang ia bisa. Ia tak mau kembali ke rumah sebelum ayah nya pulang dan akan meminta bantuan ayah nya untuk mengatasi gangguan yang dialaminya.

.

.

Sasuke menatap kearah Itachi yang baru saja kembali ke kamarnya dengan sinis. Kemarin lelaki itu meninggalkannya dan hari ini pun ia juga meninggalkannya dengan alasan yang mencurigakan.

Sixth SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang