Chapter 31: Party?

489 39 10
                                    

Chapter 31


Selama satu pekan kerjaanku hanyalah bangun, kuliah, belajar, tidur dan monoton seperti yang selalu Mom inginkan. Alex Jackson menelfonku beberapa kali dan mengabari bahwa dia sedang sibuk oleh latihan Baseball untuk pertandingan lusa. Alih-alih berkunjung ke CAU ia memintaku untuk datang mendukungnya karena di awal dan semi-final aku membatalkan dengan alasan sibuk belajar. Yang berarti aku takkan bisa melakukannya lagi.

Jude masih main denganku seperti biasa dan tampaknya belakangan ini mood nya sedang bagus karena soal Melanie. Dia kerap menceritakanku tentang intensititas hubungannya setiap saat. Kurasa aku bakal jauh lebih senang kalau saja suasana hatiku sedang baik.

"Dan akhirnya, Melanie bilang ya." kata Jude yang langsung membuatku menjerit senang.

"Ya Tuhan!" pekikku. "Kau serius?"

"Double serious." Jawabnya tersenyum. "Itu berita baiknya. Berita buruknya, dia pindah semester depan. Overseas seperti Laura."

"Oh.."

Jude tertawa kecil. "Tidak apa-apa, Len. Bagiku, selama dia senang akan impiannya aku juga. Lagipula jadwal overseas masih lama, tidak ada yang perlu ditakutkan."

"Yeah, mungkin." Kata-kata Jude membuatku memikirkan Laura untuk beberapa saat. Meskipun belum lama, aku sudah merasa Laura adalah sahabatku. Yah, mungkin karena dulu aku jarang punya sahabat cewek. Dan entah kebetulan apa, tiba-tiba seseorang memanggil kami berdua. Ketika aku menoleh, kulihat Laura tersenyum berlari menghampiriku.

"Lena, hey!" sapanya agak terengah. "Dan halo Jude."

"Halo." Jude balas menyapa setengah canggung. Dia tampak kurang nyaman, lantas memutuskan untuk pergi. "Um, aku duluan? See ya later, guys."

Aku dan Laura sama-sama melambaikan tangan sebelum cowok itu hilang di persimpangan lorong. Aku kembali kepada Laura. Seharusnya Laura sedang ada dikelasnya sekarang. Apa yang dia lakukan disini? Apa ada hubungannya soal Alex? Belum sempat aku bertanya, Laura lebih dulu memborongku dengan pertanyaannya. "Kau ikut nanti malam?"

Hah? Aku mengernyit. "Nanti malam?"

"Yep. Pesta mingguan. Rumah Austin."

Well, rumah Austin sama saja dengan rumah Alex. Ini kesempatan! Tapi memikirkan gelas-gelas cup merah dengan bir didalamnya dan cewek cowok berpakaian minim membuatku berfikir dua kali. Apalagi bertemu Alex. Dia bisa saja menendangku dari sana atau jadi baik terhadapku― kalau suasana hatinya bagus. "Entahlah." Jawabku resah. "Pesta bukan favoritku."

"Ayolaaah." Rengeknya memutar mata. "kau Cuma belum menemukan jati dirimu, Len. Serius, kali ini akan menyenangkan. Aku akan bersamamu oke."

Uh, yeah bersamaku sebelum kau bersenang-senang dengan pacarmu. "Well, akan kupertimbangkan."

"Yay!" pekiknya senang. "Oke, siap-siap karena setelah jam pulang kau akan menjadi Cinderella yang super seksi." Tambahnya berbisik di bagian akhir. "See ya later, Len!"

Aku melambai pada Laura dan cewek itu cepat-cepat berlari ke persimpangan, barangkali memberitahu yang lain soal pesta nanti malam. Tapi bukan itu yang kupikirkan. Sejujurnya aku mengharapkan Alex Christensen ada disana― well, tidak juga sih. Aku tidak peduli dia ada di belahan dunia bagian manapun bukan urusanku. Mungkin aku Cuma ingin bersenang-senang karena entah mengapa belakangan ini aku bosan dengan rutinitas bangun-kuliah-belajar-tidurku yang seharusnya normal untuk ukuran seorang Lena Gray.

Jadi intinya, aku tidak peduli soal Christenjerk, oke? Tapi datang ke pesta pasti membuat Laura berfikir ada hubungannya dengan cowok itu. Baik, akan kuputuskan aku takkan datang.

{Heart String}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang