Chapter 24: I have my own reasons, Len

392 33 1
                                    

Chapter 24

Ketika roller coaster berhenti― alih alih tangan Alex memegang tanganku, aku malah melihat tanganku yang mencengkram pergelangan tangan Alex― kencang. Kulepaskan cepat-cepat sebelum Alex komentar soal itu. Dan tampaknya dia tidak sadar karena sama sekali tidak membahas hal tersebut. Dan satu lirikan ke bercak merahnya sendiri disana memberitahuku kalau aku salah.

            Alih-alih memprotes, Alex malah menaruh tangannya di punggungku, entah menyuruhku lebih cepat atau merangkulku. “Kita pergi.”

            Apa katanya? Kurasakan mataku membelalak. Pergi? “Pergi? Kemana?” Tanyaku panik. Memikirkan Alex Jackson dan yang lain mencariku membuatku ngeri. Bagaimana jika dia menemukanku sedang selingkuh dengan Alex? Oke oke, tenang Len, aku tidak selingkuh. Alex cuma melakukan pemaksaannya terhadap arcophobia ku. Oke, jadi semuanya aman. Kugelengkan kepalaku pelan, menerawang sekitar memastikan bahwa tidak ada teman-temanku ketika berbisik. “Alex, menculikku saat ini bukan waktu yang tepat.”

            Jelaslah Alex tidak setuju. “Aku tahu kau takut para jalang itu akan melihat ini― jika itu yang kau takutkan, tenang sajalah.” Alex sendiri sama sekali kelihatan luar biasa tenang. Uh, mungkin dia memang berusaha memancing pacarku datang dan mencari persoalan hingga dia bisa menonjoknya dan membuktikan kalau pacarku sama lemahnya seperti kupu-kupu. Dan aku takkan membiarkan itu.

            “Oke, kalau begitu katakan kemana kau mau membawaku.”

             “Rahasia.”

            “Kenapa harus rahasia?” Debatku jengkel. “Aku tidak mau pergi kemanapun denganmu tanpa tahu kemana aku akan pergi dan―”

            “Diamlah dan terus jalan.” Perintahnya mendorongku lebih cepat. “Kecuali kalau kau lebih senang pacarmu menemukan kita dan bertanya tanya apa yang kita lakukan berduaan disini. Mereka sudah dekat.”

            Dekat? “Apa?” Tanyaku penuh horror. Kurasakan mataku melebar dan aku mempercepat jalanku. “Mereka di belakang?”

            “Ya.”

            Mati aku! Kurasakan ketakutan memenuhi rongga tenggorokanku. “Mereka mengikuti kita?”

            “Tidak― berhentilah ketakutan seperti itu.” Desahnya jengkel. Alex mendorongku lagi. “Cepat.”

            Aku begitu ketakutan Alex-ku akan menemukanku dan mempertanyakan kenapa aku malah bersama Alex Christensen dan bukannya berada di antrian cheeseburger lalu si Christenjerk akan menjawab kalau kami habis kencan di roller coaster― oke mungkin bukan kencan. Tapi ini bisa mengakibatkan kesalahpahaman. Alex-ku mungkin saja bisa berfikir kalau aku selingkuh dengan Alex mengingat jejak rekam cowok itu di kepala pacarku luar biasa buruk. Ya Tuhan, kepalaku jadi pusing memikirkan itu.

            Tapi sepertinya tidak. Alex membawaku keluar dari arena wahana Beach City melewati pagar kawat. Malam begitu gelap dan dingin. Tidak ada lampu di pantai. Entah aku harus bilang Alex pintar atau tidak, ide berduaan dikegelapan membuat imajinasiku menjadi liar, dan juga harus kuakui dia pintar― tidak ada yang akan mencari orang hilang di kegelapan. Tapi untuk kedua kemungkinan tersebut, kemungkinan pertama lah yang paling terngiang di benakku. Aku bergerak menjauhi Alex, merapatkan kardiganku. Samar-samar aroma laut tercium dan dapat kudengar suara ombak mendebur di ujung sana. Ini pasti dekat dengan laut. Sambil berjalan dalam diam di pantai, kupikirkan apa kemungkinan paling mengerikan yang akan ditimbulkan Alex bersama cewek polos dan lemah di pantai yang gelap.

{Heart String}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang