Chapter 30: Nowhere Again

201 26 0
                                    

Chapter 30


Sayangnya, pagi ini aku tidak bertemu Alex. Bahkan sampai siang. Dia bolos kelas Morales untuk yang kesekian kalinya.

Langit diluar mendung. Dan yang kulakukan sekarang hanyalah berputar-putar disekitar gedung kampus B, tempat dimana kemungkinan Alex bakal menunjukkan batang hidungnya. Dan ketika makan siang yang kupikir Alex bakal muncul bersama geng premannya― dia tidak ada. Hanya Austin dan beberapa teman-temannya yang tidak kukenal.

"Lena!"

Seseorang berteriak di ujung lorong selepas makan siang. Entah bagaimana aku agak kecewa mengetahui bahwa itu Jude dan bukan Alex. Dan tidak biasanya aku begini.

"Hey." Sapaku dan refleks bertanya. "Kau lihat Alex?"

Dan aku baru menyesalinya belakangan. Terlebih ketika Jude mengerutkan dahinya tidak begitu senang mendengar nama si Christenjerk.

"Alex?"

"Yeah, si Christensen." Kataku terpaksa jujur― well, tidak sepenuhnya sih. "Urusan biasa. Kelas Morales."

"Ooh, tidak kurasa. Dan―Oh ya, sebetulnya aku kemari membawa berita bagus." Jude nyengir menatapku. "Kemarin aku berhasil mengajak Melanie makan malam."

Mataku melotot kaget. "Kau pasti tidak serius."

"Tidak banyak sih. Hard Rock Café. Latte dan musik Jazz."

"Lumayan untuk tahap pertama." Balasku jujur. Yeah, setidaknya Jude lebih berani ketimbang Alex Jackson. Mengingat tahap pertama nya mengajakku kencan waktu itu hanyalah nonton baseball di lapangan Saint Michael.

Dua bulan setelah kecelakaan itu, kupikir Alex berubah.

Jude membuyarkan lamunanku. "Kau mau dengar ceritaku?" tanyanya senang. Cukup senang sehingga aku tidak mungkin menyudahi dan kembali mencari Alex Christenjerk. Oke, setelah kupikir-pikir aku juga heran kenapa aku sibuk mencarinya. Bahkan seharusnya aku tidak perlu memikirkan hal seperti itu. Cowok itu benar-benar membuang waktuku. Alih-alih mendengarkan Jude yang bercerita aku malah kesal dengan diriku sendiri dan sibuk dengan pikiranku.

Aku benar. Buat apa aku memikirkan cowok itu? dan seharusnya aku belajar di dorm dan bukannya berkeliling seharian mencarinya. Bahkan mungkin Alex sekarang sedang ada di klub antah berantah diluar sana― minum-minum dengan geng nya sambil berciuman dengan para cewek-cewek jalang― Ups.

Diluar sudah hujan ketika aku dan Jude mencapai pintu utama gedung kampus B. Jude menyudahi ceritanya dan menawarkan diri untuk mengantarkanku pulang ke dorm. Aku tahu kelanjutannya dan entah bagaimana rasanya suasana hatiku terlalu buruk untuk Jude yang baik hati. Kukatakan pada Jude bahwa aku hendak mampir ke suatu tempat. Dan memang ya.

"Kau yakin kau, oke?" Tanya Jude memastikan sekali lagi.

"Aku benar-benar seratus persen baik-baik saja." Kataku tertawa. "Serius, nanti aku akan menelfonmu kalau aku sudah di dorm. Atau kita bisa skype nanti malam?"

Jude tertawa. "Yeah, kurasa telfon lebih baik. Aku berencana mengajak Melanie ke acara api unggun teman-temanku. Kau bisa bergabung kalau kau mau."

"Akan kupikirkan."

"Great." Katanya senang. "Well, see you soon, Len?"

"See ya soon." Kataku berpura-pura senang. Bahkan suasana hatiku begitu buruk sampai-sampai Jude saja tidak bisa mengobati rasa kesalku. Untuk meredakan kesal, lantas aku berlanjak menaiki bus dan tenggelam dalam lamunanku sendiri. Diluar hujan dan aku bahkan tidak tahu entah kemana aku ingin pergi. Aku benar-benar tidak punya tujuan dan satu-satunya yang bisa kupikirkan hanyalah Alex.

Aku tidak mengerti kenapa. Oke, kau boleh bilang aku bodoh. Aku punya pacar dan dia hanya seorang teman― well, bukan teman. Dan rasanya dia benar-benar tidak pantas kupikirkan. Meskipun begitu entah mengapa hal tersebut justru membuatku resah. Dan sekarang, yang kuinginkan hanyalah pergi ke suatu tempat dimana aku bisa tidak memikirkan cowok menyebalkan tersebut, atau pacarku, atau Mom, atau siapapun juga.

Pada akhirnya aku berakhir di sebuah kafe kecil pinggiran kota. Meskipun tempatnya kecil tapi kafe ini punya perpustakaan mini di sudutnya, yang mungkin akan menjadi tempat kesukaanku mulai sekarang. Hujan masih terus mengguyur diluar sana dan kuputuskan untuk belajar untuk ujian semester yang masih lama alih-alih memikirkan si Christenjerk.

Dan sampai seminggu berikutnya, aku tidak melihat Alex.


{Heart String}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang