Chapter 20

449 14 0
                                    

Happy reading! :D

*Stella's POV*

"Juara 4 diraih oleh Christie!", kata walu kelasku yang mendapat tepuk tangan dari satu kelas. Hari ini pengumuman nilai semester 1, aku telah belajar susah payah dan aku berharap dapat mendapatkan hasil yang memuaskan. Dan benar saja, tinggal 3 orang yang belum disebutkan namanya, termasuk aku dan Cindy.

"Juara 3 diraih oleh...", kata gurunya yang membuat seisi kelas penasaran. "Cepat bilang namanya, Bu!", teriak salah seorang murid karena ketidaksabarannya. Guru itu pun hanya tersenyum.

"Cindy!", tepuk tangan yang meriah pun mengisi ruangan kelas kami. Cindy maju ke depan untuk mengambil hadiahnya.

"Baiklah, kita lanjutkan", kata gurunya yang membuat seisi kelas hening.
"Juara ke-2 diraih oleh...", tanganku mulai berkeringat mendengar perkataan gurunya itu.

"Amanda!", teriak gurunya yang membuatku dan Cindy kegirangan.
Itu artinya...
"Peringkat satu diraih oleh Stella", jelas gurunya kemudian.

"Kau harus traktir kita semua", kata Cindy. "Apa-apaan? Tidak mau", jawabku.

"Kau ini", katanya sambil memukul lenganku. Aku berpura-pura merasa sakit karena pukulannya itu. "Kau bahkan belum mentraktir kami karena kau sudah berpacaran dengan Travis. Aku tidak akan melepaskanmu lagi kali ini", protes Cindy.

Aku terkekeh mendengar ocehannya itu. "Baiklah, akan kutraktir kapan-kapan", jawabku menyerah.

"Hai Stella, selamat ya. Kau juara satu lagi", Amanda datang menuju mejaku lalu menjulurkan tangannya untuk memberi salam. Senyum di wajahnya menjijikkan sekali, ugh.

Cindy menatapnya dengan aneh. Sepertinya bukan hanya aku yang beranggapan dia sangat bermuka-dua. Ia selalu tidak ingin ada yang mengunggulinya. Tetapi sepertinya takdir berkata tidak, karena aku selalu selangkah di depan Amanda. Aku sedang menunggu kapan dia akan benar-benar mengatakannya dihadapanku bahwa dia tidak menyukaiku.

Amanda Ryder, kuakui dia memang cantik. Kulitnya putih, badannya tinggi seperti model. Kurasa bukan hanya aku yang iri setiap kali melihat tubuhnya yang ramping itu. Tetapi ada satu hal yang membuatku tidak ingin menjadi seperti dia, Amanda suka merebut pasangan orang lain. Itu sangat mudah dilakukannya mengingat banyaknya pria yang tertarik dengan tampilan fisiknya itu. Aku berharap Travis tidak masuk dalam daftar incarannya.

"Stella?", panggil Amanda yang menyadarkanku dari lamunan. Buru-buru aku menyalaminya kembali dan mengucapkan terima kasih. "Selamat untukmu juga", kataku yang dibalas senyum picik darinya.

"Dia pandai sekali berpura-pura", geram Cindy. Aku tidak menanggapi kata-kata Cindy itu. Aku mempunyai firasat buruk, semoga saja tidak ada hal buruk yang terjadi.

***

"Halo?", kata wanita itu.

"Ada apa?"

"Wanita itu...", katanya yang membuatku penasaran.

"Kenapa dengan wanita itu?"

"Aku sudah tidak tahan dengannya. Kapan kau akan datang? Aku sudah tidak sabar menunggu kedatanganmu. Aku akan sangat senang bila kau menemaniku menghadapinya", katanya.

"Tentu saja. Kau harus bersabar. Tidak akan lama lagi."

"Apa yang kau rencanakan?"

"Lihat saja nanti. Dia akan menerima semua yang pantas ia dapatkan", kataku lalu kututup teleponku.

***

"Travis!", teriakku sambil berlari untuk memeluknya.

"Kenapa senang sekali? Kau dapat juara berapa memangnya?", tanyanya dengan senyum mempesonanya.

Aku mengangkat jari telunjukku dihadapannya. Matanya pun langsung melebar. "Juara satu? Benarkah?", tanyanya tidak percaya.

"Hey, apakah kau tidak menyadari bahwa pacarmu yang cantik ini memang pintar?", kataku dengan percaya diri.

"Baiklah, baiklah. Akan kutraktir kau eskrim sekarang. Ayo", katanya sambil menarik tanganku. Aku mengikuti langkahnya dengan senang hati.

"Aku mau rasa vanilla hari ini", kataku dengan senyum lebar.

"Dan... kentang goreng", kataku yang membuatnya menatapku sinis.

"Kau tidak takut gemuk? Lihatlah berapa tebal lemak di perutmu itu", katanya sambil mencubit perutku.

"Biarkan saja. Aku akan diet kapan-kapan", kataku yang mendapatkan sebuah ciuman di pipi sebagai balasannya.

Oh, aku sungguh-sungguh mencintai pria yang satu ini.

Kalau misalnya aku buat cerita baru, bakal ada yang baca gak ya?

Last KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang